Rabu, 27 Oktober 2010

Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial

Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
Ada dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di dalam dunia anak-anak :
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia ?
2. Dengan cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak mendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah situasi itu diselesaikan ?
Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;
Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain
Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama.
Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja.
Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5 sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi makanan, misalnya ;
“Kalau kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi”
Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang berteman, biasanya percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ? dan namaku......” dan mereka bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama masing-masing.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.
Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam fase ini seorang anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut
membutuhkan pertolongan.
Percakapan yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ;
“Kenapa kamu pilih dia sebagai temanmu ?”
Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ; depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problem keuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar teman bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau
melanjutkan sekolah di kota lain.
Percakapan di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini, misalnya ;
“Kita butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera di mana orang lain tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat atau jalan keluar yang terbaik”
Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
- Populer atau Tidak Populer dan Apa Akibatnya
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya.
Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer dan tidak populer di dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka,
seperti ;
- Dengan siapa kamu mau pergi tamasya ?
- Dengan siapa kamu mau duduk ?
Ternyata anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populer jarang atau sama sekali tidak disebut.
Untuk lebih mengetahui anak populer dan tidak populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan negatif dan pertanyaan-pertanyaan positif.
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa lebih cepat mengetahui mana anak populer dan mana anak yang tidak populer dan juga kita bisa lebih cepat mengetahui serta membantu mengatasi problem si anak pada stadium yang masih belum terlalu jauh.
Dengan cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakan perkembangan anak-anak secara berurutan, seperti ;
1. Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris
Bintang sosiometris, artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi
negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2. Anak-anak yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3. Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4. Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana perkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak kita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut trauma, maka kita bisa dengan jelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulit dikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah membina hubungan sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik.
Anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yang baik.
Dengan memiliki ciri-ciri tersebut, anak-anak populer lebih mudah menempatkan dirinya atau beradaptasi dilingkungan yang asing.
4. Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh.
Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak. karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik.
Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan mana anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksi ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.
Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5 tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percaya dirinya berkurang karena terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif dari lingkungannya.
6. Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer.
Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak populer pada nantinya dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya tarik, tetapi bisa juga menjadi populer.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang kurang dihargai seperti ; Anak-anak yang terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.
Kelompok anak-anak tersebut memiliki nilai yang rendah dari anak-anak seumurnya, akan tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkan akan diakui juga.
Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah satu factor status sosial anak.
Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.
Beberapa problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ;
- secara terbuka mereka diasingkan
- sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
- mempunyai masalah perilaku
- sering memperlihatkan perilaku agresif
- mempunyai status negatif yang stabil
- sering bermasalah di sekolah
Secara umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main dengan anak-anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya seperti dengan sebutan “professor” karena anak tersebut memakai kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya, di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya ;
Pada saat anak-anak yang lain bermain bola, kemudian datang anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya, anak tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak lainnya berhenti bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah hingga akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi.
Untuk anak-anak yang terasing ini di negara-negara yang sudah maju, seperti di Belanda, para orang tua dari anak tersebut akan mendapat laporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog Anak yang ada di bawah Departemen Urusan Anak-anak Bermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam cara menyesuaikan diri atau cara beradaptasi di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Untuk orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk beradaptasi dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisa mandiri.

Senin, 06 September 2010

MANFAAT PUASA BAGI JIWA DAN RAGA

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata “Aku pernah mendengar Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” (HR.Bukhori dan Muslim)
Saat ini umat muslim khususnya di Indonesia sedang melaksanakan amal badaniyah yang bersifat ibadah wajib tahunan, yakni Ibadah Puasa Ramadhan tahun 1943 Hijriyah yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Pengertian wajib yakni dilaksanakan mendapat pahala dan mendapat siksa jika ditinggalkan tanpa ada halangan yang jelas untuk tidak melaksanakan puasa. Siksa disini bisa berupa siksa neraka diakhirat kelak maupun siksa dunia berupa terkena sangsi sosial yang berlaku pada umat muslim pada khususnya.
Pada bulan puasa inilah umat muslim di didik (Tarbiyah) atau di training selama satu bulan untuk menguji dua kekuatan yang ada pada diri setiap manusia secara alamiah yakni kekuatan lahir (fisik) dan kekuatan batin (Psikis).
1. Keterujian lahir (Fisik) dan batin (psikis/Jiwa) manusia itu sendiri yang telah diciptakan oleh Allah SWT dengan sedemikian rupa, sehingga mendapat julukan manusia adalah makhluk yang sempurna. Potensi manusia harus diperhatikan, bahwa tubuh dapat membantu seseorang dalam menjalankan tugasnya. Al-Qur’an menganjurkan dan bahkan menyuruh manusia supaya merawat tubuhnya serta memenuhi kebutuhannya. (QS. Al-Baqarah [2]: 57,60 dan 168). Keterujian lahir (Fisik) dari manfaat berpuasa ternyata mempunyai manfaat-manfaat medis dan terapeutik dari berbagai penyakit fisik. Puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kegemukan dan darah tinggi. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada kepada bermacam-macam penyakit terutamanya kegendutan yang menyebabkan timbulnya sub penyakit lain. Ditinjau Dari sudut kesuburan seorang wanita, puasa juga merupakan satu cara yang dapat mengurangkan kesan hormon broloktin yang menyebabkan kemandulan. Jelaslah kiranya bahwa kesehatan fisik manusia besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwanya. Sehingga timbul pameo yang terkenal “Akal budi yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat”.
2. Dari sisi psikis, orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan cenderung merasa tenang dan damai. Setiap orang berusaha untuk menahan amarahnya dan tingkat kejahatan pada bulan Ramadhan biasanya menurun. Umat Islam senantiasa mengingat nasehat Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Jika sesesorang menghujatmu atau menyulut emosimu, katakanlah bahwa saya sedang berpuas”. Meningkatnya kualitas psikis inilah yang berkaitan dengan stabilitas gula darah yang lebih baik selama bulan Ramadhan, yang berpengaruh pada perubahan tingkah laku. Keterujian batin dan berlangsungnya latihan mengendalikan dan mengatasi hawa nafsu sebulan penuh setiap tahunnya ini, tak syak lagi akan mengajari manusia untuk mempunyai kehendak yang kuat dan kemauan yang teguh, tidak hanya dalam mengendalikan hawa nafsu saja, tetapi dalam tingkah laku pada umumnya dalam kehidupan, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, melakukan kewajibannya dan menjalankan segala pekerjaannya. Selain itu merupakan pendidikan bagi hati sanubari manusia, dimana dengan puasa itu manusia menjadi selalu konsisten dengan tingkah laku yang baik dan terpercaya, dengan kendali hati sanubarinya sendiri tanpa membutuhkan pengawasan dari siapapun.
Selain dari pada itu puasa juga sebagai latihan bagi manusia untuk bersabar dan menahan lapar, haus dan mencegah hawa nafsu. Selanjutnya kesabaran yang dipelajari dari puasa akan diterapkan dari seluruh aspek kehidupannya. Maka ia pun belajar bersabar dan menanggung beratnya upaya untuk memperoleh rejeki, tidak enaknya jatuh sakit, dan berbagai kelejatan dan kenikmatan kehidupan. Dan kesabaran itu merupakan tindakan terpuji yang diperintahkan Allah kepada manusia untuk menjadikannya sebagai perhiasan. Sebab ia merupakan penolong terbaik baginya dalam menaggung derita perjuangan dalam kehidupan, mendidik diri, dan melawan hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Attin [95] ayat 4:
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. Attin [95]: 04)
Surat Qur’an ini turun di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW, hijrah ke Madinah,. Tema utama surat ini adalah uraian tentang manusia dari aspek kesempurnaan penciptaan dan jati dirinya serta sebab-sebab kejatuhannya. Tujuan utamanya adalah mengingatkan bahwa kesempurnaaan penciptaan mengandung konsekwensi kewajiban menggunakan potensi semua yang dimiliki sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah sang pencipta. Kejatuhan manusia dari kesempurnaan menuju lembah kehinaan adalah akibat pengabaiannya terhadap potensi-potensi ruhaniyahnya.
Manusia yang di ciptakan Allah SWT dalam bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya akan bertahan dalam keadaan seperti itu, selama mereka mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan kepada para Nabi tersebut di tempat-tempat suci itu.
Dengan kesempurnaan penciptaan manusia dalam bentuk fisik dan psikis yang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya inilah, manusia dituntut pertanggungjawabannya untuk melaksanakan fungsi kekhalifahan di bumi, yakni beribadah kepadanya (Allah SWT) dengan membangun dunia ini sesuai kehendak Allah SWT.

Sabtu, 24 Juli 2010

FILM KEHIDUPAN

Hidup adalah selalu tentang memilih, bukan keinginan. Kita tak pernah bisa menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita, tapi kita akan hidup dengan pilihan-pilihan yang ada didepan kita. Kemarin, sekarang dan nanti.
Hidup memang film terbaik sepanjang masa. Kita adalah aktornya yang menjalani film ini dengan segala warna warninya. Meski terkadang buat saya, hidup saya selalu tentang hitam, putih dan abu. Tapi segala warna yang menemani hidup saya, itu adalah pilihan. Pilihan saya untuk menjalani peran yang telah dibagikan SANG SUTRADARA sejak masa penciptaan.
Sesekali, meski tak sering kita pasti akan tertawa. Pun, sesekali meski tak jarang, kita pasti akan menangis. Jatuh, bangkit, berlari lagi, jatuh lagi, berhenti sejenak, memutar langkah mencari jalan lain, apapun akan kita lakukan untuk melanjutkan film yang sudah dimulai ini. Meski tak jarang, beberapa dari kita akan keluar dan menyingkir dari arena, meski sebenarnya ceritanya belum usai, meski SANG SUTRADARA belum menamatkan ceritanya. Tapi itulah, hidup memang pilihan.

Film saya dan film kamu, pasti berbeda. Kadang, kita berada dalam satu frame yang sama, menjalani cerita yang sama dengan peran yang berbeda, karena begitulah skenario yang diciptakanNya untuk kita saling bertemu. Terkadang, kita berada pada belahan bumi yang berbeda, dan sampai pada satu titik yang kita sebut jodoh, kita berada dalam satu frame. Bertemu, berbagi kisah, menjalani film dan skenario yang sama, tapi dengan pilihan yang berbeda.
Kita tak pernah bisa menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita, karena Tuhan hanya akan memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Kita tak pernah bisa memaksakan diri kita untuk membuat orang lain berada dalam frame kita jika itu tak nyaman buatnya. Yang harus kita lakukan adalah berbaur, beradaptasi untuk berada dalam film orang lain, atau kita hanya akan menjalani film kita sendiri, dengan sedikit penonton. Jika begitu, menjalani peran membosankan, box office juga akan menjauh. Maka, berbaurlah.
Jika ingin memandang dunia ini berwarna hijau, jangan memaksa mencat seluruh bumi dengan warna hijau, cukuplah dengan memakai kacamata hijau, maka seluruh dunia akan menjadi hijau. Berbaurlah dalam film orang lain, beradaptasilah, belajarlah bertoleransi. Karena terkadang, ketika kita merusak jalan cerita dari film orang lain, itu pasti akan menyakitinya. Yakinlah.
Hidup saya adalah film terbaik sepanjang masa, buat saya. Karena saya memiliki banyak aktor lain yang membuat film saya lebih berwarna. Meski terkadang pilihan-pilihan yang saya buat tak terlalu baik. Tapi segala pilihan yang saya buat, akan saya tanggung konsekuensinya. Dan jika ternyata ketika film saya sedang berputar dan berjalan, saya menyakiti aktor-aktor lain yang menemani saya difilm ini, tolong sisihkan sedikit hati kalian buat saya. Karena saya cuma manusia biasa, yang selalu salah dan khilaf. Dan saya juga pasti bisa sakit hati, sama seperti kalian.
Hidup ini adalah film terbaik sepanjang masa. Ketika saya menciptakan bahagia dan moment untuk saya, itu tak akan sempurna jika tak ada pemeran lainnya. Bahkan, Charlie Chaplin dan seorang anak istimewa penyandang autis juga bisa berbaur dengan begitu baiknya, menciptakan kebahagiaan dan moment sendiri.
Hidup ini adalah film terbaik sepanjang masa. Maka, mari kita menikmati film ini dengan pilihan-pilihan yang telah kita buat.

Kamis, 17 Juni 2010

Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam arti luas adalah kehidupan dan kehidupan adalah pendidikan Islam. Karena setiap apa yang kita alami sengaja atau tidak sengaja. Islam menganjurkan untuk mengambil hikmah (pembelajaran) dari peristiwa atau pengalaman tersebut. Namun dalam arti sempit pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses pendidikan mencakup menumbuhkan, memelihara, memimpin, mengembangkan dan mempertanggung jawabkan secara sempurna semua dimensi manusia baik materi seperti fisiknya, maupun immateri seperti akal, hati, kehendak, dan kemauan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan serta fleksibel. Dalam proses pendidikan Islam, pembelajar dipandang sebagai subjek sekaligus objek dalam aktivitas tarbiyah. Demikian juga dalam proses pendidikan mencakup alih (transper) ilmu, budaya, tradisi, nilai dan pembentukan kepribadian (Transpormatif).
Muhammad Athiyah memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam (al-Tarbiyah al-Islamiyah) mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaniyahnya; sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.




2.2. Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari tentang tempat tinggal ini disebut ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani ”Oikos” yang berarti rumah atau tempat tinggal.
Setiap makhluk hidup akan sangat terpengaruh oleh lingkungan hidupnya, sebaliknya makhluk hidup itu sendiri juga dapat mempengaruhi lingkungannya. Kalau diperhatikan suatu lingkungan hidup selalu berdiri dari dua jenis, yaitu: a. Berbagai jenis makhluk hidup dan b) benda-benda yang bukan makhluk hidup. Makhluk hidup dan lingkungannya itu mempunyai hubungan sangat erat satu sama lain, saling mempengaruhi, sehingga merupakan satu kesatuan fungsional yang disebut ”Ekosistem”. Oleh sebab itu, setiap individu di tuntut untuk bertanggung jawab atas keharmonisan, kebersihan, keindahan dan keteraturan lingkungan ia tinggal, baik di rumah maupun di luar rumah.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pendidikan Islam Dan Hakikat Alam
Pendidikan merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kegiatan mempersiapkan dan mengembangkan seluruh peserta didik baik yang bersifat materi maupun immateri, serta membentuk pandangannya terhadap alam, kehidupan, dirinya, masyarakat dan hubungannya dengan kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Seorang pendidik muslim tanpa kekokohan nilai-nilai dasar (struktur ide) Islam yang dipeganginya, maka proses pendidikan bisa terputus keterhubungan antara realitas dilapangan dan idealisme, antara konsep kenyataan, dan antara keagamaan (teosentris), kemanusiaan (antroposentris) dan kealaman (kosmosentris). Pada hal hubungan itu harus selalu integral, harmonis dan terus menerus.
Hakikat Alam (kosmosentris) sebagai asas pendidikan Islam, setiap muslim diarahkan supaya punya pandangan terhadap jagat raya. Alam atau mikrokosmos adalah selain Tuhan dan manusia merupakan bagian (mikrokosmos) dari alam mikrokosmos. Islam memandang alam ini diciptakan Allah SWT, yang mempunyai keteraturan dan diciptakan dengan tujuan yang mulia (QS. Al-Sajadah [32]:4 dan al-Zumar [39]: 62). Alam ini tunduk pada sunnah yang telah diciptakan-Nya, berlangsung dengan penuh keteraturan, setiap unsur bergantung kepada unsur lain sehingga menjadi sempurna, yang menurut konsep lain disebut sunnatullah. Setiap alam di dunia ini mempunyai tujuan tertentu (QS. Al-Furqan [25]: 2). Alam diciptakan menurut ukuran dan perencanaan yang matang (QS.al-Qamar [54]: 49 dan al-Mulk [67]:2-4).
Menurut Abud, bahwa karena keteraturan alam, saling kait mengait, dan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya, mengharuskan manusia bekerjasama dalam mewujudkan kehidupan yang bersifat umum dan mewujudkan manusia yang baik dengan sikapnya yang khusus. Manusia merupakan dari alam dan tidak pernah melepaskan diri darinya serta suatu kewajiban baginya untuk mempelajari, memahami dan mengenal rahasia alam ini. Dengan adanya keteraturan alam dan saling kait mengait menurut Syaibani, menunjukan bahwa di antara undang-undang natural yang menguasai perjalan alam ini ialah undang-undang kausal (sebab akibat). Undang-undang kausal mempertalikan kejadian alam semacam urutan mata rantai yang berentetan. Semuanya kait mengait.
Telah berjuta-juta tahun yang lalu Allah SWT telah menciptakan alam semesta, termasuk bumi dan isinya, yaitu jauh sebelum manusia diciptakan. Dalam QS. Al-Baqarah: [2] 17, Allah SWT berfirman :
ßìƒÏ‰t/ ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur ( #sŒÎ)ur #Ó|Ós% #XöDr& $yJ¯RÎ*sù ãAqà)tƒ ¼ã&s! `ä. ãbqä3uŠsù ÇÊÊÐÈ
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) dia Hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia". (Al-Baqarah: [2] 17)
Baru setelah itu, Allah SWT, mengumumkan rencana penciptaan manusia. Dalam QS. Al-Baqarah: 30, Allah SWT, berfirman:
øŒÎ)ur tA$s% š•/u‘ Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû ÇÚö‘F{$# Zpxÿ‹Î=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ߉šøÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡o„ur uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ωôJpt¿2 â¨Ïd‰s)çRur y7s9 ( tA$s% þ’ÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Al-Baqarah: [2] 30)
Setelah kelahiran manusia, muncul jenis-jenis baru tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang disediakan untuk lingkungan hidup manusia agar sejahtera hidupnya. Lingkungan itu perlu diolah dan dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya, supaya sesuai dengan maksud Allah menyediakan itu semua. Kita harus mencintai lingkungan, artinya memperlakukan bermacam ragam benda, baik biotik (sumber alam yang dapat diperbaharui) maupun abiotik (sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui), agar lingkungan hidup itu dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan kodratnya masing-masing, sehingga terwujud kesejahteraan dan kebahagian hidup manusia lahir dan batin.
Demikian pula Allah SWT, menjelaskan:
öÝàR$$sù #’n<Î) ̍»rO#uä ÏMuH÷qu‘ «!$# y#ø‹Ÿ2 Ç‘øtä† uÚö‘F{$# y‰÷èt/ !$pkÌEöqtB 4 ¨bÎ) šÏ9ºsŒ Ç‘ósßJs9 4’tAöqyJø9$# ( uqèdur 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏ‰s% ÇÎÉÈ
”Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang Telah mati. dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ar-Ruum: [30] 50)
Ayat ini menerangkan bahwa hidup ini adalah rahmat Allah dan bahwa bumi yang kini menjadi tempat tinggal manusia sebelumnya adalah mati atau tandus, lalu di hidupkan Allah dengan kekuasaannya. Begitupun ia menjadikan seluruh makhluk hidup di bumi ini untuk tumbuh dan berkembang. Dan ia melengkapi segala sesuatu yang perlu bagi pertumbuhan dan perkembangan itu, terutama karena ada air dan karbon (zat arang) yang menjadi pokok pembinaan jasad-jasad mereka. Perhatikan firman Allah SWT dalam QS. Ar-Ruum [30] 24:
”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalny”. (QS. Ar-Ruum: [30] 24)
Menurut Damanhuri Jamil (1985:89) melanjutkan hal diatas setelah lebih dari seribu juta tahun, bumi kita ini (sudah membeku diterpa angin dan badai, ditimpa banjir besar, ditimpa angin yang sangat. Goncangan-goncangan hebat yang berasal dari lapisan dalam paru bumi, berupa gempa raya, dan gerakan-gerakan lain yang disebabkan oleh geothermal akhirnya menyebabkan tingkat kematangan bagi bumi untuk melahirkan makhluk hidup. Lingkungan alam sekitar punya peranan penting dalam pendidikan Islam. Karena lingkungan merupakan elemen yang signifikan dalam pembentukan personalitas serta pencapaian keinginan-keinginan individu dalam kerangka umum peradaban.
Terlepas dari semua itu, secara rasional manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan belakangan, yaitu setelah berbagai fasilitas bagi kehidupannya tersedia dimuka bumi ini. Oleh karena itu, manusia pasti di ciptakan setelah adanya binatang-binatang yang dagingnya layak dikonsumsi. Binatang-binatang itu diciptakan setelah adanya tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu diciptakan setelah adanya air dan air itu diturunkan untuk menghidupkan bumi yang mati dan tandus itu.
Dari pemahaman inilah akan terbentuk suatu gambaran menyeluruh terhadap alam, bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan maksud-maksud tertentu yang harus kita cari dan teliti. Pencarian makna alam inilah yang melandasi setiap kegiatan penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di dunia pendidikan Islam. Maka tidak ada dikotomi dan pertentangan antara ilmu dan wahyu, antara IPTEK dan Agama, karena pada hakikatnya keduanya akan mengantarkan kita kepada keyakinan akan keagungan Tuhan (Tauhid).


3.2. Manusia dan Lingkungannya
Lingkungan hidup yang Allah sediakan untuk kehidupan manusia meliputi seluruh langit raya dengan bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda mati, dan makhluk hidup yang ada, serta berbagai fenomena jagat raya lainnya yang multidimensional). Itu semua membuktikan kekuasaan Allah yang tidak terbatas, juga menunjukan ilmu dan hikmah (kemaha bijaksanaan)-Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya ini. Selain itu, Al-Quran menjelaskan bahwa Allah SWT, menjadikan gunung sebagai pasak bumi dan sebagai stabilisator lapisan kulit bumi.
Diantara fasilitas lingkungan hidup adalah air. Air merupakan kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya sejak penggunaan paling kecil, seperti minum, masak, mencuci, mandi dan sebagainya sampai pemanfaatan untuk pertanian, proyek perikanan, tempat rekreasi, pembangunan waduk untuk pembangkit tenaga listrik, dan sebagai penangkal banjir. Beberapa ayat Al-Qur’an tentang air dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah berikut ini: QS.Al-Waqiah [56]: 68-80, QS.Al-Baqarah [2]:22, QS.Az-Zumar [39]:21, QS.Yasin [36]: 33.
Air laut yang asin dimanfaatkan oleh manusia untuk jalur taransportasi antar pulau dan benua. Selain itu air laut dapat pula dibuat garam, tempat mencari ikan dan didalamnya terkandung kekayaan alam baik yang sudah ditemukan manusia maupun yang masih terpendam sebagai harta karun. Firman Allah SWT. Di dalam QS. Al Furqaan [25]: 54, QS. Al Anbiyaa [21]: 30, QS. An Nuur [24]: 45.
Hutan berperan sebagai paru-paru dunia yang senantiasa memperbaharui oksigen serta membersihkan udara, melindungi permukaan tanah sehingga mencegah terjadinya banjir dan longsor, menyimpan air sebagai persediaan dimusim kemarau, dan perlindungan bagi satwa. QS. An-Namal: 60, QS.Qaf: 7-9.
Hutan juga berperan sebagai pelindung banjir, longsor dan penyimpanan persediaan air di pegunungan, kayu-kayu besar dan daun-daunya yang rimbun serta akar-akar yang menjalar bersama semak-semak disekitarnya menampung air hujan yang selaru turun dipegunungan. Air tersebut meresap kedalam tanah dan di sela-sela rimba, kemudian muncul air yang tetap bening melalui kali dan terhimpun menjadi sungai. Sungai bermuara di laut-menguap dan menjadi hujan kembali dan begitu sterusnya terjadi sirkulasi yang tak terputus-putusnya. Akan tetapi, betapa buruknya dampak dari penebangan hutan semena-mena tanpa upaya untuk melestarikannya atau meremajakan kembali. Tanah longsor, air terus-menerus keruh dan banjir besar sering tak terkendali.
Barang-barang tambang, kekayaan alam ini berada diatas perut bumi, merupakan cadangan energi yang luar biasa, seperti: batu bara, alumunium, besi mangan, emas, perak, platina, timah, minyak bumi, gas alam dan lain sebagainya. Semakin lama tersimpan, barang-barang tambang itu semakin tinggi kualitasnya. Hal ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti difirmankan Allah SWT :
$uZø9t“Rr&ur y‰ƒÏ‰ptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ Ó‰ƒÏ‰x© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èu‹Ï9ur ª!$# `tB ¼çnçŽÝÇZtƒ ¼ã&s#ß™â‘ur Í=ø‹tóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;“Èqs% Ö“ƒÌ“tã ÇËÎÈ
”Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-Hadid [57]: 25)”
Laut dengan seluruh kekayaannya juga disediakan bagi manusia, sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tumbuhan dan ikan serta sumber kekayaan laut yang sangat tinggi nilainnya.
Dengan pengetahuan geologi dan minerologi, sebagian dari isi bumi berhasil disingkap dan dapat dinikmati oleh manusia. Beberapa sarjana muslim abad pertengahan telah menyusun karangan dalam lapangan minerelogi, seperti Jabir dan Al-Kindi. Bahkan Ibnu sina yang terkenal sebagai bapak kedokteran, sempat pula menulis tentang gunung-gunung, batu-batu dan barang tambang, buku tersebut dipandang sebagai jalan dalam sejarah geologi.
Dalam surat An-Nahal [16]: 14, Allah SWT, berfirman:
uqèdur ”Ï%©!$# t¤‚y™ tóst7ø9$# (#qè=à2ù'tGÏ9 çm÷ZÏB $VJóss9 $wƒÌsÛ (#qã_̍÷‚tGó¡n@ur çm÷YÏB ZpuŠù=Ïm $ygtRqÝ¡t6ù=s? ”ts?ur šù=àÿø9$# tÅz#uqtB ÏmŠÏù (#qäótFö7tFÏ9ur ÆÏB ¾Ï&Î#ôÒsù öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±s? ÇÊÍÈ
”Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”. (An-Nahl [16]: 14)
Dengan demikian, nyatalah bahwa seluruh kekayaan dijagat raya ini adalah milik Allah yang diperuntukan untuk manusia. Dalam menggunakan kekayaan alam itu hendaklah sehemat dan secermat mungkin jangan menyia-nyiakan serta merusaknya karena kehidupan manusia sangat terbatas, baik waktu maupun ruangnya.

3.3. Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan dimana kondisi suatu habitat (tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh habitat tersebut. Pencemaran lingkungan disebabkan berbagai hal, terutama disebabkan perbuatan dan tingkah laku manusia yang tidak memperhatikan keserasian alam dan kelestariannya.
Pencemaran-pencemaran itu dapat berupa:
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak hancur oleh proses pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.
Pemupukan yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan juga polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang sangat besar akan menyerap air tanah.
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor.
Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah pendirian pabrik-pabrik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tetapi bersamaan dengan itu muncullah suatu keadaan polusi udara yang mengganggu pernapasan dan menimbulkan penyakit pada alat-alat pernapasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Pencemaran ini ditambah dan diperburuk oleh jumlah besar asap motor yang dibuang oleh knalpot-knalpot kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan banyak gas yang membahayakan yang memenuhi udara, seperti karbon monoksida dan partikel-partikel halus dari timah hitam.
c. Pencemaran Air
Sebagaiman diketahui bahwa manusia amat membutuhkan air. Meskipun permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini lebih dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi.
Air bukan saja dibutuhkan manusia, melaikan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan.
Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebihan, seperti pengunaan DDT, endrin, yang melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran air juga dapat terjadi disebabkan ia mengandung sampah kimia dari pabrik-pabrik sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai.
d. Pencemaran Suara
Suara juga bisa tercemar, karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Pencemaran suara terutama dirasakan di kota-kota, yaitu adanya suara dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, kapal terbang dan sebagainya.
Suara yang terlalu bising mengganggu ketenangan, dapat menimbulkan gangguan jasmaniah dan rohaniah, misalnya gangguan jantung, kelenjar-kelenjar, pernapasan, gangguan saraf, perasaan gelisah dan lain sebagainya.

3.4. Upaya Pendidikan Islam Dalam Melestarikan Lingkungan
Upaya pendidikan Islam dalam melestarikan lingkungan yakni dengan menerapkan kurikulum pendidikan Islam berwawasan lingkungan kepada setiap peserta didik, dengan penanaman pengetahuan dan sikap agar bisa mencintai dan memelihara lingkungan secara baik serta mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara manusiawi.
Pendidikan Islam yang berfalsafatkan Al-Qur’an sebagai sumber utamanya, menjadikan Al-Quran sebagai sumber utama penyusunan Kurikulum. Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Manusia secara kodrati sudah mempunyai rasa cinta lingkungan sejak awal. Ada potensi yang terpendam dalam tiap-tiap diri kita untuk memelihara dan menjaga keseimbangan lingkungan secara etis.
Dengan itu, diharapkan peserta didik terlatih untuk berinteraksi dengan lingkungan secara etis. Nilai utama yang di usung dari pendidikan Islam berwawasan lingkungan ini adalah tumbuh rasa cinta, senang untuk memelihara lingkungan sekitar, sehingga menjadi karakter peserta didik yang sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan.


BAB IV
4.1. Kesimpulan
Manusia yang diberi anugrah cipta, rasa dan karsa, yang merupakan syarat syahnya sebagi khalifah diberi wewenang dan hak untuk memanfaatkan alam bagi kebutuhan hidupnya. Namun penempatan ini tidak boleh berlebih-lebihan apalagi merusak ekosistem. Hak ini dinamakan sebagai hak isti’mar, yaitu untuk mengolah sumber daya alam untuk memakmurkan makhluk hidup tetapi pengolahahan itu harus didasarkan pada rasa tanggung jawab yakni rasa tanggung jawab kepada kemanusiaan, karena rusaknya alam akan berakibat bencana dan malapetaka bagi kehidupan kita semua, begitu juga tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan hak dan tanggung jawab itu. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Hud: 61.
Selain sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup, alam atau teknologi juga merupakan ayat Tuhan yang harus dipahami sebagaimana kita memahami Al-Qur’an. Dari pemahaman itulah akan terwujud keimanan yang mantap kepada Tuhan dan kemantapan diri sebagai manusia yang harus menyebarkan kedamaian di muka bumi. Dari pemahaman inilah akan terbentuk suatu gambaran menyeluruh terhadap alam, bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan maksud-maksud tertentu yang harus kita cari dan teliti. Pencarian makna alam inilah yang melandasi setiap kegiatan penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di dunia pendidikan Islam. Maka tidak ada dikotomi dan pertentangan antara ilmu dan wahyu, antara IPTEK dan Agama, karena pada hakikatnya keduanya akan mengantarkan kita kepada keyakinan akan keagungan Tuhan (Tauhid).





Daftar Pustaka

Afandi Kusuma. 2010. ”Pengertian Pelestarian Lingkungan”. http://afand.cybermq. com.
HD Khailany. 1996. Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
. 1992. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Imam Rosyanti. 2002. Esensi Al-Quran, Bandung: Penerbit Pustaka Setia
Paradigma. 2009. Pendidikan Berwawasan Lingkungan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia
Siregar Maragustam. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya

Senin, 03 Mei 2010

Hak Kaum Miskin Atas Pendidikan Dan Peran Pendidikan Life Skill

Penghianatan terhadap Hak Asasi Manusia adalah keburukan nyata yang dialami oleh ribuan anak yang putus sekolah dalam kehidupan sehari-harinya. Ditengah kemegahan dan kemewahan sang penguasa.
Ditengah situasi ketidak berdayaan ekonomi masyarakat menengah kebawah, terdapat banyak warga negara yang belum dapat menikmati bangku sekolah. Pergeseran orientasi pelayanan publik, seperti : pendidikan semakin sulit diakses, terlebih ekspansi pasar demi kepentingan bisnis kian menyulitkan masyarakat. Sebenarnya hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, lebih berhubungan dengan kebijaksanaan pendidikan dari pemerintah manapun didunia ini ialah mensejahterakan rakyatnya, termasuk menyediakan peluang pendidikan secara luas dan merata, serta dapat diakses secara mudah oleh masyarakat apapun.
Mengacu UU HAM Nomer 39 Tahun 1999 Pasal 12, amanat konstitusi yang mengesahkan kehendak warga negara untuk mengenyam pendidikan. UU tersebut merupakan penjabaran dari pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 serta ketetapan MPR Nomor TAP VVII/MPR/1999. Diantara banyak muatan yang dijamin dalam UU HAM tersebut, terdapat pasal 12 (bagian BAB III tentang Hak Mengembangkan Diri, pasal 11-16) yang merupakan bagian dari hak asasi warga negara yang sampai saat ini masih menjadi buah bibir, dimana masih terdapat pengingkaran hak asasi tentang mereka yang tidak bisa menikmati pendidikan. Hakikatnya, kelahiran UU tersebut adalah manifestasi bahwa hak pendidikan telah melekat pada semua orang. Manusia dilahirkan dengan hak hidup dan hak lainnya yang melekat dalam dirinya.
Pendidikan diyakini sebagai mekanisme untuk melakukan mobilitas vertikal secara cepat. Karena itu, berbagai upaya yang mengarah pada peningkatan akses pendidikan bagi kaum miskin dilakukan banyak negara. Jika anda ingin memetik hasil setahun, maka tanamlah sayuran, jika anda ingin menuai hasil 10 tahun, tanamlah buah-buahan. Tapi bila ingin menikmati hasil 100 tahun, maka tanamlah manusia.
Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan dan kehidupan telah menyatu dalam sebuah kerangka filosofis, yakni proses bagaimana manusia mengenal diri dengan segenap potensi yang dimiliki dan memahami apa yang tengah dihadapinya dalam realitas kehidupan ini. Sadari bersama, tidak saja kualitas pendidikan yang harus diperhatikan oleh pemerintah tapi juga hak akses terhadap pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang mutlak diperlukan untuk mewujudkan hak-hak hidup, seperti pekerjaan, kesehatan dan ketentraman.
UUD 1945 alinea ke empat berbunyi “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” mengamanatkan kepada pemerintah Negara Republik Indonesia untuk melayani dan membantu terselengaranya pendidikan Nasional . Begitu juga dengan pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan .
Dinamika kehidupan manusia terjadi karena dorongan kebutuhan hidup dan adanya pengembangan potensi akal pada manusia. Apapun bentuk dinamikanya, keinginan mayoritas manusia adalah terpenuhi semua kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan individual (sandang, pangan, papan) maupun kebutuhan kolektif masyarakat (pendidikan, kesehatan, dan keamanan). Ini artinya, apabila kebutuhan dasar penghidupan tidak terpenuhi, maka akan banyak persoalan yang muncul. Seperti masalah pengangguran dan kemiskinan.
Angka pengangguran terbuka diIndonesia perAgustus 2008 mencapai 9,39 juta jiwa, sedangkan sekitar 30.6 juta orang oleh BPS dimasukan dalam kategori setengah menganggur, sedangkan angka kemiskinan masih berjumlah 34,96 juta orang (15,42 persen).
Dalam hal ini peran pendidikan life Skill Sebagai Pendekatan Pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang kebutuhan primer maupun sekunder setiap manusia, sehingga pendidikan dilihat sebagai gerbang menuju keberhasilan.
Life Skill (Kecakapan Hidup)
Adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Macam-macam Life Skill diantaranya sbb :

1. Personal Skill
- Kesadaran sebagai makhluk Tuhan
- Kesadaran akan eksistensi diri
- Kesadaran akan potensi diri
2. Thinking Skill
- Kecakapan menggali dan mengolah informasi
- Kecakapan memecahkan masalah
- Kecakapan mengambil keputusan
3. Sosial Skill
- Kecakapan komunikasi lisan
- Kecakapan kumunikasi tulis
- Kecakapan bekerjasama
4. Vokational Skill (Kecakapan Kejuruan)
Terkait bidang pekerjaan tertentu diantaranya Sbb :
- Keterampilan
- Kesenian
- Komputer
Relevan kiranya merujuk pendapat Coomans, bahwa hak atas pendidikan adalah hak yang memberdayakan. Secara efektif, pendidikan akan memberi pengaruh langsung bagi penikmatan dan pemenuhan hak-hak lainnya. Baginya, pemenuhan terhadap pendidikan adalah pemenuhan bagi jati diri dan kemartabatan manusia. Pendidikan adalah pemenuhan bagi jati diri dan kemartabatan manusia . Amartya Seen mengumandangkan bahwa pendidikan adalah batu loncatan (steeping stones) untuk mengentas kemiskinan.

Senin, 29 Maret 2010

PEMUKULAN DALAM PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
Sesuai dengan undang – undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menjelaskan , bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dalam Al Qur ‘an surat At Tahrim ayat 6 Allah berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ayat tersebut merupakan perintah Allah kepada para orang tua supaya menjaga dan mendidik anak – anaknya, agar terhindar dari segala hal yang merusak diri nya, yang menyebabkan lemah fisik maupun mentalnya bahkan yang paling berat menjadi beban masyarakat. Ini artinya Islam sangat menekankan pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Saat ini memang telah banyak penyelenggaraan pendidikan dimana – mana serta merata kesemua wilayah mulai dari perkotaan sampai ke pedesaan. Tetapi tidak dapat di pungkiri, didalam dunia pendidikan terjadi kekerasan yang kekerasan tersebut merupakan bagian dari model atau metode pengajaran seperti memukul pakai rotan dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya tentang boleh tidak nya model atau metode pengajaran dengan kekerasan, sedikit akan diuraikan dalam makalah ini.




PEMBAHASAN
Pemukulan dalam Pembelajaran Perspektif Islam
Sebagai agama yang ajarannya mencakup semua aspek kehidupan, Islam telah mengatur pula masalah pendidikan. Ini tercermin dalam firman Allah SWT surat At Tahrim ayat 6 dan As Syu ’ara ayat 214

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (At Tahrim : 6)
Artinya : Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (As Syu ’ara :214)
Ayat – ayat tersebut merupakan perintah Allah kepada para orang tua supaya menjaga dan mendidik anak – anaknya, agar terhindar dari segala hal yang merusak diri nya, yang menyebabkan lemah fisik maupun mentalnya bahkan yang paling berat menjadi beban masyarakat. Ini artinya Islam sangat menekankan pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi teladan, apa dan bagaimana memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak. Karenanya, adalah sebuah kemestian, seseorang yang menghendaki pendidikan anaknya membuahkan hasil terbaik untuk meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا .
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Bagi seorang muslim wajib hukumnya meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, termasuk dalam masalah pendidikan. Islam tidak akan menolerir model-model pendidikan yang meracuni anak didik dengan nilai-nilai kesyirikan, kekufuran, kerusakan akhlak seta kekerasan dalam mendidik.
Bagaimana model pendidikan yang diterapkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Yang utama sekali ditanamkan adalah menyangkut masalah tauhid, mengenyahkan kesyirikan. Tauhid menjadi awal dan dasar bagi pendidikan. Diungkapkan Ibnul Qayyim rahimahullahu, anak-anak yang telah mencapai kemampuan berbicara, ajarilah mereka (dengan menalqinkan) kalimat La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah. Jadikanlah apa yang diperdengarkan kepada mereka adalah tentang pengenalan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala (ma’rifatullah) dan mentauhidkan-Nya. Didik juga anak-anak bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa bersama mereka, di mana saja mereka berada. (Tuhfatul Wadud bi Ahkamil Maulud, hal. 389).
Segaris dengan hal di atas, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu pun menekankan pula, bahkan mewajibkan, untuk setiap muslim membekali diri dengan ilmu yang terkait dengan pengenalan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Disebutkan oleh Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah, pengenalan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala meliputi perkara keberadaan-Nya, rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, dan asma wa shifat-Nya. (Ithaful ‘Uqul bi Syarhi Ats-Tsalatsatil Ushul, hal. 8)
Kenalkanlah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada anak-anak semenjak dini. Kenalkan melalui metode yang bersifat praktis dan mudah dipahami anak-anak. Satu di antara metode itu adalah dengan tanya jawab bukan dengan cara kekerasan.
Pendidikan anak lainnya yang ditekankan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membaguskan semangat anak untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Anak dihasung untuk senantiasa melatih diri beribadah. Hingga pada masanya, anak tumbuh dewasa, dirinya telah memiliki kesadaran tinggi dalam menunaikan kewajiban ibadah. Di antara perintah yang mengharuskan anak dididik untuk menunaikan yang wajib, seperti hadits dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Suruhlah anak-anak kalian menunaikan shalat kala mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila meninggalkan shalat) kala usia mereka sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Sunan Abi Dawud no. 495. Asy-Syaikh Al-Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu menyatakan hadits ini hasan shahih).
Yang dimaksud menyuruh anak-anak, meliputi anak laki-laki dan perempuan. Mereka hendaknya dididik bisa menegakkan shalat dengan memahami syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Jika hingga usia sepuluh tahun tak juga mau menegakkan shalat, maka pukullah dengan pukulan yang tidak keras dan tidak meninggalkan bekas, serta tidak diperkenankan memukul wajah. (Lihat ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, 2/114).
Dan dari hadits tersebut terlihat jelas bagaiman tahapan dan cara seorang orang tua dalam memberikan pukulan dalam hal pembelajaran sholat. Orang tua tidak serta merta langsung memukul anak melainkan menyuruh dulu pada usia 7 tahun, dan baru memukul bila usia sudah sepuluh tahun itu pun ada cara dan bagian tertentu yang di pukul tidak sewenang – wenang. Karena islam sangat menganjurkan untuk menyayangi dan mendidik anak.
Untuk mengarahkan anak tekun dalam beribadah memerlukan pola yang mendukung ke arah hal tersebut. Seperti, diperlukan keteladanan dari orangtua dan orang-orang di sekitar anak. Perilaku orangtua yang ‘berbicara’ itu lebih ampuh dari lisan yang berbicara. Anak akan melakukan proses imitasi (meniru) dari apa yang diperbuat orangtuanya.
Pendukung lainnya yang diperlukan agar anak tekun beribadah adalah mengondisikan lingkungan atau suasana ke arah hal itu. Manakala tiba waktu shalat, maka seluruh anggota keluarga menyiapkan diri untuk shalat. Tak ada satu orang pun yang masih santai dan tidak menghiraukan seruan untuk shalat. Kalau ada anggota keluarga yang tidak bisa memenuhi segera seruan tersebut atau berhalangan, maka hal itu harus dijelaskan kepada anak. Sehingga anak memahami sebagai hal yang dimaklumi secara syar’i. Pendukung lainnya, seperti pemberian hadiah manakala mau beribadah secara tekun, memberikan sanksi atau hukuman yang mendidik dan menimbulkan efek jera bagi anak yang malas beribadah, menghilangkan hal-hal yang jadi penyebab anak malas ibadah, dan lain-lain.
Orangtua atau pendidik yang baik, akan senantiasa memerhatikan masalah interaksi dan komunikasi antara orangtua dan anaknya. Mendidik bukan semata mentransfer ilmu kepada anak. Lebih dari itu, bagaimana anak tersebut mengamalkan ilmunya secara benar dan berkesinambungan. Kerja sama dan komunikasi yang baik antara orangtua, anak, dan pendidik, di suatu lembaga pendidikan mutlak diperlukan. Karena anaknya sudah di pesantren, lantas orangtua tidak mau peduli kepada anaknya. Tak pernah berkomunikasi dan berinteraksi dengan sang anak. Ini adalah sikap tidak tepat. Begitu pula lembaga pendidikan di mana sang anak menimba ilmu, bisa menjadi jembatan komunikasi antara orangtua dan anak. Ini semua sebagai upaya menyongsong pendidikan anak yang lebih baik.
Hikmah yang bisa dipetik dari perintah mendidik anak untuk shalat sejak usia tujuh tahun dan apabila sudah usia sepuluh tahun di pukul apabila meninggalkan sholat yaitu adanya penanaman ilmu tentang shalat itu sendiri, adanya proses pelatihan dan pengondisian yang terus-menerus sehingga ritual shalat menjadi proses ibadah yang melekat kokoh pada anak. Begitu pula aspek pengamalan dalam masalah birrul walidain, selain penanaman ilmu, perlu proses melatih, mengondisikan, mendekatkan, dan mengikatkan suasana emosional anak dengan orangtuanya. Kepedulian, perhatian dan kasih sayang orangtua kepada anak merupakan nutrisi bagi ‘kesehatan’ jiwa anak. Sehingga diharapkan anak mengalami tumbuh kembang jiwa ke arah yang lebih baik. Lebih stabil secara emosional. Matang dalam bersikap dan dewasa dalam menghadapi masalah. Tidak reaksioner, meletup-letup dan kekanak-kanakan sehingga memperkeruh masalah yang ada.

Pemukulan dalam Pembelajaran Perspektif HAM
Untuk mewujudkan dan memajukan kehidupan suatu bangsa dan negara maka harus di adakan suatu proses pendidikan atau proses belajar. Tapi ironisnya kita di suguhi sebuah kondisi yang menunjukan lemahnya dunia pandidikan itu sendiri. Tidak sederhana memang untuk mewujudkan pendidikan yang ideal atau lebih maju dari sekarang. Dan itu menjadi tanggung jawab semua pihak tidak terkecuali pemerintah
UUD 45 mengamanatkan kepada negara untuk menjamin pendidikan warganya bahkan secara spesifik pasal 31 ayat 1 dan 2 menyebutkan hak warga negara memperoleh pandidikan dan pembiayaan pendidikan. Di samping itu, bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan bermutu, sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang ini memberikan jaminan kepada setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan bermutu untuk semua.
Dan juga sesuai dengan undang – undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menjelaskan , bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk semua, tidak lah mudah dan itu menjadi tanggung jawab semua pihak khususnya dunia pendidikan itu sendiri.
Tetapi dalam dunia pendidikan sedikit tercoreng oleh seseorang guru atau oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab yang melakukan kekerasan berupa pemukulan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dilingkungan sekolah. Kekerasan disini yang di maksud, kekerasan yang sudah kelewat batas dan menjurus ketindakan kriminal. Tindakan tersebut tidak mencerminkan sikap kearifan seorang guru dalam memberikan sifat teladan bagi siswa dan bertentangan dengan amanat undang – undang nomor 23 tahun 2002. Memang guru juga manusia yang punya akal dan pikiran untuk berpikir serta mempunyai kesabaran dalam menghadapi suatu masalah. Dan tidak menutup pula bahwa pemukulan yang di lakukan oleh seorang guru di akibatkan oleh ulah siswa itu sendiri.
Kalau melihat fenomena model pembelajaran dengan cara pemukulan yang terjadi di lingkungan pendidikan baik formal maupun non formal ( pesantren dan sebagainya ) maka kita harus melihat dulu kebelakang tentang model dan sistem pembelajaran yang di lakukan oleh lembaga pendidikan tersebut. Memang ada suatu lembaga tertentu yang model pembelajaranya dengan pemukulan. Tetapi pemukulan disini sekedarnya saja yang bertujuan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan menghilangkan sifat kemalasan bagi siswa itu sendiri.
Misal, dalam dunia pendidikan pesantren apabila seorang santri tidak mengerjakan suatu tugas dari ustadnya maka ia di pukul pakai rotan. Pemukulanya pun sekedarnya saja dan biasanya hanya bagian tangan atau kaki yang di pukul bukan bagian wajah. Karena Islam sangat melarang memukul bagian wajah. Pemukulan pada kaki atau tangan ini boleh – boleh saja selagi tidak berakibat fatal pada fisik atau keterlaluan yang bisa menjurus ketindakan kriminal. Apabila sudah ketindakan kriminal maka tidak boleh dan harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Karena negara melindungi akan hak asasi manusia sepenuhnya dan kita berada di negara hukum.
Tapi sebaliknya kalau melihat bentuk pemukulan dalam pembelajaran yang marak terjadi di lembaga pendidikan yang mana bentuk pemukulanya ke wajah atau bagian yang fital seperti perut yang berupa hantaman sudah bisa di kategorikan tindakan kriminal dan melanggar akan hak asasi manusia terutama anak didik untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Maka pelakunya harus diproses secara hukum. Disamping itu pemukulan semacam itu ( pemukulan di wajah dan perut ) bertentangan dengan amanat undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dan undang – undang nomor 23 tahun 2002 tentang penjaminan mutu pendidikan dan perlindungan anak. Untuk menanggulangi perbuatan tersebut supaya tidak lebih keterlaluan dan meluas maka pemerintah dan DepDik Nas harus bertindak tegas pada oknum yang melakukannya.

PENUTUP
Sebagai agama yang ajarannya mencakup semua aspek kehidupan, Islam telah mengatur pula masalah pendidikan. Allah menyerukan kepada para orang tua supaya menjaga dan mendidik anak – anaknya, agar terhindar dari segala hal yang merusak diri nya. Islam sangat menekankan pendidikan.
Anak hendaknya dididik agar bisa menegakkan shalat dengan memahami syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Jika hingga usia sepuluh tahun tak juga mau menegakkan shalat, maka pukullah dengan pukulan yang tidak keras dan tidak meninggalkan bekas, serta tidak diperkenankan memukul wajah. Orang tua tidak serta merta langsung memukul anak sewenang – wenangnya.
Hikmah yang bisa dipetik dari perintah mendidik anak untuk shalat yaitu adanya penanaman ilmu tentang shalat itu sendiri, adanya proses pelatihan dan pengondisian yang terus-menerus sehingga ritual shalat menjadi proses ibadah yang melekat kokoh pada anak.
UUD 45 mengamanatkan kepada negara untuk menjamin pendidikan warganya. Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang ini memberikan jaminan kepada setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan bermutu untuk semua dan juga sesuai dengan undang – undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak .
Model pembelajaran dengan cara pemukulan yang terjadi di lingkungan pendidikan harus dilihat dulu kebelakang tentang model dan sistem pembelajaran lembaga pendidikan tersebut. Memang ada suatu lembaga tertentu yang model pembelajaranya dengan pemukulan tetapi pemukulan disini sekedarnya.
Pemukulan dalam pembelajaran yang mengenai ke wajah atau bagian yang fital seperti perut yang berupa hantaman sudah bisa di kategorikan tindakan kriminal dan melanggar akan hak asasi manusia serta bertentangan dengan amanat undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dan undang – undang nomor 23 tahun 2002 tentang penjaminan mutu pendidikan dan perlindungan anak.

REFRENSI
Edukasi, Jurnal Penelitian Agama dan Keagamaan : Volume 5, Nomor 1, Januari-Maret 2007, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007
Edukasi, Jurnal Penelitian Agama dan Keagamaan : Volume 5, Nomor 2, April-Juni 2007, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007
Edukasi, Jurnal Penelitian Agama dan Keagamaan : Volume 5, Nomor 3, Juli-September 2007, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007
Prasetya, Drs., Filsafat Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia, 1997

Senin, 15 Maret 2010

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Selain mempunyai objek tersendiri, psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri, juga mempunyai metode untuk mendafatkan fakta, kesimpulan, dugaan, hipotesis, teori dan dalil-dalil baru untuk memajukan, mengembangkan atau mengadakan pengujian dan pembuktian. Pekerjaan ilmiah dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kesangsian, memperoleh kebenaran dan ketetapan dalam memahami dan meramalkan tingkah laku individu khususnya dalam dunia kependidikan.
Dengan metode-metode ilmiah, kita berusaha menetapkan validasi atau derajat ketepatan peryataan, hipotesis, teori ataupun dali-dalil mengenai tingkah laku manusia melalui penilaian bukti-bukti yang objektif.

PEMBAHASAN

Di dalam kepustakaan, istilah metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur, tata cara, alat, dan teknik. Pada makalah ini, pengertian metode atau prosedur lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan, atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan tata cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau data. Teknik lebih operasioanal, sedangkan metode lebih bersifat teoritis. Dengan demikian, teknik atau tata cara merupakan bagian dari metode.
Metode, seperti yang penyusun uraikan pada bagian makalah ini, dapat dipahami sebagai cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam melakukan sebuah kegiatan. Dalam psikologi pendidikan metode-metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi penting yang bersifat psikologis dan berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Metodelogi penelitian yang sesuai perspektif Islam, ilmu pengetahuan dapat dipandang sebagai gabungan antara pembacaan dari ayat qauliyah (berasal dari Al-Quran dan Hadist) dan ayat Kauniyah (berasal dari pembacaan alam semesta). Dengan demikian, pendekatan metodologis tafsir Al-Quran dan Hadist serta ilmu pengetahuan moderen pada umumnya. Metode tafsir merupakan upaya untuk membaca ayat qauliyah (landasan berfikir yang dipergunakan adalah Al-Quran dan Hadist), sementara metodelogi ilmu pengetahuan moderen merupakan upaya untuk membaca ayat kauniyah (membaca alam semesta untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih dalam).
Perlu dijelaskan disini bahwa setiap situasi dalam psikologi pendidikan membutuhkan pendekatan dengan cara tertentu sesuai dengan sifat dan hakikat dari pada situasi itu. Situasi yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Maka dari itu para ahli psikologi pendidikan dalam menjalankan tugasnya tidak selalu mempergunakan satu macam metode, tetapi mempergunakan dua macam metode atau lebih.
A.Macam-Macam Metode Penelitian Dalam Pendidikan
Pada umumnya para ahli psikologis pendidikan melakukan riset psikologis dibidang kependidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu seperti :
1. Eksperimen
2. Kuesioner
3. Studi kasus
4. Penyelidikan Klinis
5. Observasi Naturalistik

1. Metode Eksperimen
Metode ini dapat dilaksanakan dilaboratorium atau lapangan. Dalam mempelajari suatu aktifitas atau proses tingkah laku, ekspeerimen merupakan suatu metode yang ideal untuk mendapatkan hubungan antar fakta. Bila kita membawa suatu masalah (problem) untuk mencari jawabannya, melalui kondisi tertentuyang diciptakan, berarti kita mengadakan eksperimen.
Pada dasarnya, metode eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan eksperimenter (penelitian yang bereksperimen) didalam sebuah raboratorium atau ruangan tertentu lainnya. Teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan data yang akan diangkat, misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Selain itu eksperimen dapat pula untuk mengukur kecepatan bereaksi seorang siswa terhadap stimulus tertentu. Alat utama yang paling sering dipakai dalam eksperimen pada jurusan psikologi pendidikan atau fakultas psikologi di universitas-universitas terkemuka adalah computer dengan pelbagai programnya seperti program cognitive psychology test.
Metode eksperimen sering digunakan dalam penelitian psikologi pendidikan dengan tujuan untuk menguji keabsahan dan kecermatan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari hasil temuan penelitian dengan metode lain. Contoh : apabila kesimpulan yang ditarik dari sebuah penelitian dengan metode observasi misalnya, menimbulkan keraguan atau masalah baru, maka dilakukan percobaan atau eksperimen.
Dalam penelitin eksperimental objek yang akan diteliti dibagi kedalam dua kelompok, yakni : kelompok percobaan (Eksperimental group), kelompok pembanding (control group). Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orang yang tingkah lakunya diteliti dengan perlakuan khusus dalam arti sesuai dengan data yang akan dihimpun. Kelompok pembanding juga terdiri atas objek yang jumlah dan karakteristiknya sama dengan kelompok percobaan, tetapi tingkah lakunya tidak diteliti dalam arti tidak diberi perlakuan (treatment) seperti yang diberi kelompok percobaan. Setelah eksperimen usai, data dari kelompok pembanding, lalu dianalisis, ditafsirkan, dan disimpulakan dengan teknik statistik tertentu.

2. Metode Kuesioner
Metode kuesioner (questionnaire) lazim disebut sebagai surat menyurat (mail survey). Kuesioner disebut “mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering dikirim ke dan dari responden melalui jasa pos.
Seorang peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji coba (Try Out), caranya sejumlah kuesioner dibagi-bagikan kepada sejumlah orang tertentu yang memiliki karakteristik sama dengan calon responden yang sesungguhnya. Tujuannya, untuk memastikan apakah pertayaan-pertayaan dalam kuesioner itu cukup jelas dan relevan untuk dijawab, dan untuk memperoleh masukan yang mungkin bermanfaat bagi penyempurnaan kuesioner tersebut. Contoh data yang dapat dihimpun dengan cara penyebaran adalah sebagai berikut :
a.Karakteristik pribadi siswa sepertu jenis kelamin, usia dan seterusnya tapi tidak termasuk nama.
b.Latar belakang siswa, seperti latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, Dsb.
c.Perhatkan siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
d.Faktor-faktor pendorong dan penghambat siswa dalam mengikuti pelajaran tertentu.
e.Aplikasi (penerapan) mata pelajaran tertentu dalam kehidupan sehari-hari siswa (seperti shalat dalam pelajaran Agama).
f.Pengaruh aplikasi mata pelajaran tertentu terhadap perikehidupan siswa.
3. Metode Studi Kasus
Study kasus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunkan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Intrumen atau alat pengumpulan data (APD) yang digunakan dalam study kasus bias bermacam-macam terutama yang dapat mengungkapkan variabel yang sukar ditentukan dalam satuan jumlah tertentu (Tardif 1977)
Karena kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari hasil study kasus biasanya sulit dijadikan tolak ukur yang berlaku umum (digeneralisaikan), study terebut sering diikuti dengan investigasi dan survey lain yang berskala lebih besar. Tetapi, dalam hal subyek yang diteliti, study kasus relative sama dengan metode penyelidikan klinis yakni hanya terdiri atas seorang individu atau kelompok kecil individu.
4. Metode Penyelidikan Klinis
Pada mulanya, metode penyelidikan klinis atau sebut saja metode klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit klainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan (psicological treatment) terhadap klainan jiwa tersebut.
Jean Pieget adalah yang mula-mula memanfaatkan metode penyelidikan klinis tersebut untuk kepentingan pendidikan. Pieget telah sering menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data dengan cara yang unik yakni interaksi semu alamiah, (quasi-natural) antara peneliti dengan anak yang diteliti (Reber,1988).
Dalam hal pelaksanaan penggunaannya, peneliti menyediakan benda-benda dalam memberi tugas-tugas serta pertayaan tertentu yang boleh diselesaikan oleh anak secara bebas menurut persepsi dan kehendaknya.
Metode penyelidikdan klinis pada umumnya hanya diberlakukan untuk menyelidiki anak atau siswa yang mengalami penyimpangan psikologis tak terkecuali penyimpangan perilaku (maladaptive behavior / misbehavior ). Oleh karenanya, penggunaan sarana dan cara yang dikaitkan dengan metode tersebut selalu memperhatikan batas-batas kesanggupan siswa.
Sasaran yang akan dicapai oleh penelitian dengan penggunaan dengan metode klinis terutama untuk memastikan sebab-sebab timbulnya ketidak normalan perilaku seorang siswa atau sekelompok kecil siswa..
5. Metode Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik (naturalistic observation) adalah sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada diluar objek yang diteliti atau ia tidak menempatkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah sikologis yang tidak dapat dieksperimenkan, terutama karena alasan etika, norma sosial, agama dan prikemanusiaan. Pada permasalahan demikian, para ahli hanya mampu mengadakan pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-kejadian untuk dianalisis, diteliti dan dicari kesimpulannya.
Dalam metode observasi tidak hanya berarti melihat dan memandang saja, tetapi mengamati secara teliti, slektif dan sistematis, sehingga semua aspek yang berperan dalam situasi tingkah laku dapat dicatat, dianalisis dan dihubungkan secara tepat untuk dijadikan suatu persyaratan, penilaian, kesimpulan, dugaan atau hipotesis.
Metode observasi naturalistik digunakan oleh psikolg sosial untuk meneliti peranan kepemimpinan dalam dalam sebuah masyarakat atau untuk meneliti sekelompok orang yang memerlukan terapi (perawatan dan pemulihan) yang bersifat kemasyarakatan. Selanjutnya metode ini juga digunakan oleh para psikolog perkembangan, para psikolog kognitif, dan para psikolog pendidikan.
Dalam hal penggunaannya bagi kepentingan penelitian psikologi pendidikan, seorang peneliti atau guru yang menjadi asistennya dapart mengaplikasikan metode observasi ilmiah itu lewat kegiatan pengajaran atau belajar-mengajar dalam kelas–kelas regurer, yakni kelas tetap dan biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses belajar-mengajar berlangsung, jenis perilaku siswa yang diteliti (misalnya kecepatan membaca) dicatat dalam lembar format observasi yang khusus dirancang sesuai dengan data dan informasi yang akan dihimpun.

B.Manfaat Metode Penelitian Dalam Psikologi Pendidikan
Dalam dunia pendidikan pendidik dan peserta didik, mempunyai peran penting dalam upaya keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Begitu pula metode penelitian dalam psikologi pendidikan mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran, khususnya interaksi antara guru dan murid yang baik, akan tercipta suasana belajar mengajar yang tentram dan nyaman.
Ada beberapa manfaat dari metode penelitian dalam dunia pendidikan yang dapat diambil dari keterangan diatas, yakni dengan adanya metode penelitian terhadap peserta didik (siswa- siswi), peserta didik (Guru) dapat mengetahui berbagai karekter sifat dan watak kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik, dengan mengetahui berbagai macam karakter yang dimiliki pesrta didik, Guru dapat memahami potensi dan gejala-gejala yang tengah dihadapi oleh peserta didik pada saat proses pembelajaran sekaligus dapat mengarahkannya ke hal-hal yang dapat membawa siswa kearah pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

KESIMPULAN
Metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur, tata cara, alat, dan teknik. Metode lebih menekankanp ada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan, atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan tata cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau data.
Pekerjaan ilmiah dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kesangsian, memperoleh kesangsian, memperoleh kebenaran dan ketetapan dalam memahami dan meramalkan tingkah laku individu. Dengan metode ilmiah, kita berusaha menetapkan validasi atau derajat ketepatan peryataan, hipotesis, teori ataupun dalil mengenai tingkah laku manusia melalui penilaian bukti-bukti objektif.
Pada umumnya para ahli psikologis pendidikan melakukan riset psikologis dibidang kependidikan dengan memanfaatkan beberapametode penelitian tertentu seperti :
1. Eksperimen
2. Kuesioner
3. Studi kasus
4. Penyelidikan Klinis
5. Observasi Naturalistik
Beberapa manfaat dari metode penelitian dalam dunia pendidikan yang dapat diambil dari keterangan diatas, yakni dengan adanya metode penelitian terhadap peserta didik (siswa- siswi), peserta didik (Guru) dapat mengetahui berbagai karekter sifat dan watak kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik. Guru dapat mengetahui sekaligus mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik.

Rabu, 24 Februari 2010

filsafat Aksiologi

Aksiologi
Aksiologi adalah studi filosofis tentang hakikat nilai atau studi yang menyangkut segala yang bernilai.
· Makna Nilai
Hidup bermakna gerak, manusia bertindak, berlaku dan berbuat. Dibelakang tiap tindakan dan laku perbuatan selalu ada motif. Manusia bertindak, karena ada sesuatu yang ingin dicapainya. Kalau yang ditujunya itu tercapai, puasla dia. Kepuasan terjadi, kalu sesuatu di pandang berharga tercapai. Tiap yang dipandang berharga mengandung nilai. Maka manusia dalam tindakan dan laku perbuatan digerakan oleh nilai-nilai.
Soal Nilai adalah soal filsafat, dibelakang tindakan individu dan masyarakat adalah soal nilai.Jelaslah pula, bahwa dibelakang tindakan dan laku perbuatan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu kita bertemu dengan filsafat. Tindakan atau barang menjadi menjadi berharga, kalu ia dipandang bernilai, kalau nilai itu terujud, yaitu tindakan itu terjadi atau barang itu diperdapaf, puaslah kita.
Nilai itu ideal, bersifat ide. Karena itu ia abstrak, tidak dapat disentuh oleh panca indra, yang dapat di tangkap adalah barang atau laku perbuatan yang mengandung nilai itu, karena itu nilai bukan soal benar atau salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak. Kalau ada nilai kebudayaan, tentu ada nilai agama. Kebudayaan itu sendiri adalah perujudan nilai-nilai. Dipandang dari cirri-ciri agama langit Islam adalah agama langit. Dipandang dari pemikiran kebudayaan, kebudayaan Islam merupakan lanjutan dari agama. Dengan demikian Islam itu adalah agama dan kebudayaan. Kaum intelegensia Islam mendakwakan, bahwaq kitab sucinya bertahan otentik semenjak diturunkan, dan menentang orang yang meragukan untuk memberikan bukti tentang sebaliknya. Quran menggariskan tata nilai. Tata nilai itu adalah universal. Karena ditentukan oleh kekuasaan yang mutlak. Tuhan menggantungkan tata nilai itu bagi hambanya. Selama hamba-hambanya itu ada dan dimananpun adanya serta bilapun adanya, berlakulah tata nilai tersebut bagi mereka. Dengan demikian tata nilai itu mengatasi ruang dan waktu. Karena itulah bersifat Universal.
· Letak Nilai
Suatu barang bernilai, kalau ia berharga bagi kita, bagi orang lain yang tidak menghargainya ia tidak bernilai. Mas berharga bagi kita, tidak bernilai bagi orang Dayak. Sebungkah garam lebih berharga bagi mereka dari pada sebungkah mas. Tinta berharga bagi juru tulis, tidak bernilai bagi petani. Pupuk lebih berharga bagi petani, tidak bernilai bagi juru tulis.
Nilai timbul dalam hubungan antara subyek dan objek. Islam mengajarkan dua pokok hubungan yaitu :
- Hubungan antara manusia dan Tuhan
- Hubungan antara manusia dan manusia.
Seperti yang disuruh oleh Al-Qur’an Surat Ali Imran : 112
“ ditimpa kepada mereka kehinaan (hilang kekuasaan) dimana saja mereka berada, kecuali mereka yang menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia”.
Objek pertama adalah Tuhan dan objek kedua manusia sendiri. Dengan demikian nilai yang pertama timbul dalam berhubungan dengan Khalik dan kedua dengan sesama manusia, termasuk diri sendiri. Hubungan pertama membentuk system ibadat, yang kedua mu’amalat yang kita sebut social, yang isinya kebudayaan. Segala yang berhubungan dengan Tuhan yang diatur oleh ibadat mengandung nilai utama. Segala yang berhubungan dengan manusia, yang diatur oleh kebudayaan (social, ekonomi, politik, ilmu, seni, teknik, Filsafat) mengandung nilai yang kedua.
Sasaran agama adalah akhirat. Sasaran kebudayaan : dunia, kedua-duanya mengandung nilai : akhirat nilai utama, dunia nilai kedua. Yang utama mengendalikan yang kedua. Akhirat sebagai ujung mengendalikan dunia sebagai pangkal kehidupan, nilai baik dan buruk didunia mengarah kepada ketentuan nilai diakhirat.
· Alat Nilai
Alat kebenaran adalah budi dengan kerjanya berpikir, akan tetapi alat untuk menilai bukanlah budi, tetapi hati yang merasa. Apakah sesuatu bernilai atau tidak, perasaanlah yang memutuskan. Perasaan itu kerja atau aktifitas hati, Islam menyebut hati Qalbu. Baik dan buruk adalah putusan hati. Yang baik itu belum tentu benar atau yang benar itu belum tentu baik. Sekalipun ang ideal adalah manakala yang baik itu sekalian juga benar.
Sasaran hati adalah alam ideal, Aktivitas atau kerjanya disebut oleh umum yakni merasa. Perasaan membentuk penghayatan. Hukum rasa ialah untuk membentuk nilai-nilai positif, tapi belum tersusun dan belum dikenal umum seperti logika. Berpikir dengan hati dengan berfangkal dari subjek, disebut berfikir subjektif.
Sistem untuk hati ialah pendidikan, yang menerangi hati adalah agama, cahaya yang dipancarkan itu mempengaruhi penghayatan. Suatu Hadis memperingatkan betapa pentingnya peranan Hati (Qolbu) pada diri manusia :
“ Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik, baiklah organ badan seluruhnya dan bila ia rusak, binasalah organ badan seluruhnya, ketahuilah bahwa itulah hati (Qolbu)”
Jelaslah betapa besarnya peranan Qolbu itu. Dialah yang menggerakan budi bekerja. Dialah tenaga yang menggerakan kehidupan batin spiritual. Bersama-sama dengan budi ia membentuk cara merasa dan cara berpikir.

Minggu, 31 Januari 2010

PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN
Dengan memberikan warna kedinamisan dan kemajuan pada Ilmu pendidikan dan upaya pengembnagan, maka secara implicit terkandung harapan agar pendidikan dapat terhindar dari hal-hal yang konservatif atau statis. Terhadap hal-hal yang baru seyogyanya dikenai tinjauan yang kritis terlebih dahulu sebelum diadaptasikan .Semoga dengan cara dibawah ini sedikit banyak dapat dijadikan adanya kedinamisan
1.Dasar dan Fungsi
Sifat Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar filsafat pendidikan perlu diperhatikan nilai-nilai dasarnya. Terutama bila jika ditinjau dari nilai dan norma budaya. Demokrasi perlu ditamilkan dan diinkorporasikan kedalam pendidikan serta kebihinekatunggalikaan sosio-budaya sehingga harus diusahakan pemikiran konseptual yang dapat mencegah pemikiran yang menjurus kepada homogenitas.
2.Objek
Perluasan wawasan perlu dilakukan terhadap objek pormal. Kedinamisan wawasan perlu dikembangkan agar menjadi substansi perspektif yang luas dan integrative, misalnya demokrasi dan kebihinekatunggalikaan.
Sebagai kelanjutan pemikiran dan telaah yang lazim dewasa ini, yaitu pemikiran yang berfokus pada analisis individual, perlu diimbangi dengan analisis makro. Pendidikan hendaknya menjadi bagian dari supra system yang ada.
3.Sistematika
Gejala manusiawi perlu dikembangkan dengan antisifasi perkembangan sosio-budaya masa depan. Yang perlu mensyaratkan adalah manusia.
Konsep tentang manusia yang berdasarkan Pancasila perlu dimutakhirkan. Manusia dapat berkembang karena relasi. Hal ini perlu ditingkatkan dengan member perhatian khusus pada globalisasi. Perlu pengembangan komponen kepribadian dan kemampuan, serta dimensi dalam konteks sosio-budaya yang berkembang.
4.Prospek
Dengan masalah dan argumentasi yang dipaparkan, diharapkan merupakan sumbangan bagi peningkatan konsep-konsep yang ada. Hal ini perlu dikembangkan untuk mencegah kemerosotan dan dapat menormalkan kembali kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk pendidikan. Selain itu diharapkan memotifasi agar menemukan pemikiran-pemikiran baru dengan aktualisasi yang baru.

Selasa, 19 Januari 2010

Jika engkau mencintai seseorang, tempatkanlah pada tempatnya. Jangan taruh dihati.

Jika engkau mencintai sesuatu juga tempatkanlah pada tempatnya, jangan taruh dihati.

Sebab jika engkau menyimpan semuanya didalam hatimu
kecintaanmu pada seseorang dan sesuatu didalam hati agar kamu tidak sakit hati.

Jika engkau ingin mencintai maka tempatkanlah DIA dihatimu.

Jika engkau menginginkan cinta maka carilah DIA dalam hatimu.

Sebab jika engkau menyimpan cinta Tuhanmu didalam hatimu maka engkau akan selamat dan bahagia.

Karena Cinta adalah milik Tuhan.

Dan Hakekat cinta yang sebenarnya adalah TUHAN.