Sabtu, 17 Desember 2011

SOAL LATIHAN KELOMPOK 45 DPP PKTQ 2011

1. Sebutkan tempat-tempat keluar huruf secara detail?
2. Sebutkan sifat-sifat huruf berlawanan dan tulislah beserta hurufnya?
3. Apa pengertian Idzhar, sebutkan huruf-huruf beserta satu contoh bacaannya?
4. Ada berapa huruf idgham dan tulis beserta contoh-contohnya?
5. Berilah salah satu contoh dari hukum bacaan Idghom Mitslain, Idghom Mutajanisain dan Idghom Mutaqorribain?
6. Ada berapa huruf Ikhfa dan Sebutkan ?
7. Sebutkan huruf-huruf Alif Lam Qomariyah dan Asy-Syamsiyah dan berilah satu contoh dari Alif Lam Qomariyah dan Asy-Syamsiyah?
8. Berilah satu contoh dari Ikhfa Syafawi , Idgham Mutamasilain dan Idzhar Syafawi?
9. Tulislah satu contoh bacaan/kalimat dari hukum Tafkhim dan Tarqiq!
10. Terbagi berapa bagiankah mad far’i dan tulis beserta contohnya satu persatu?
11. Terbagi berapakah Qalqalah, sebutkan huruf-hurufnya beserta contohnya?
12. Ada berapa macamkah tanda-tanda waqaf?
13. Tulis tanda waqaf lazim, Laa Waqfa Fiih, Waqaf Jaiz, Al Washlu Aula dan Waqaf Mujawwaz beserta keterangannya.
14. Apa yang di maksud ayat Ghoribah?
15. Ada berapa tempatkah ayat sajadah dalam Al-Qur’an bagaimana pandangan ulama berdasarkan hadist.

1. Jelaskan apa yang di maksud dengan Konflik Internal, Sekulerisme, Pluralisme, Globalisasi dan bagaimana Sikap yang harus tertanam dalam diri umat Islam.
2. Apa yang di maksud dengan Islam Indonesia dan apa saja yang ada dalam ukhuwah Islamiyah.
3. Jelaskan apa yang di maksud dengan Kepribadian, macam-macam kepribadian, tanda-tanda kepribadian yang sehat dan kurang sehat?
4. Bagaiman cara mengembangkan potensi diri?
5. Bagaimana cara menghindari dan menyembuhkan penyakit hati?
6. Bagaimana cara menangani stress dan konflik dan jelaskan pula cara orang secara umum dalam menangani dan mengurangi stress?

MANUSIA DAN CINTA KASIH I

(Suatu Ringkasan Pengantar)
1. Hakikat Cinta Kasih
Victor hugo, seorang pujangga terkenal: mati tanpa cinta sama halnya dengan mati penuh dosa. Secara sederhana cinta cinta bisa dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk. Cinta bisa diibaratkan seni, sangat mmerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya. Cinta adalah suatu kegiatan, salah satu esensi cinta adalah kreativitas dalam diri seseorang. Cinta itu terletak pada aspek memberi bukan menerima.
2. Cinta Kasih dalam Pelbagai Dimensi
Secara longgar, kasih sayang bisa diartikan sebagai perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan cinta atau perassan suka kepada seseorang. Kasih sayang paling tidak menuntut adanya dua pihak yang terlibat di dalamnya. Kasih sayang adalah sesuatu yang indah, suci dan didambakan oleh setiap orang. Seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang apabila tidak ada orang lain yang memberi. Kasih sayang adalah suatu kondisi yang merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari cinta. Dalam kasih sayang masing-masing di tuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian dan saling terbuka.
3. Kasih Sayang
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian dari kehidupan manusia.
4. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar “mesra” yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan akrab baik antara pria-wanita yang sedang dimabuk asmara. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kereativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
5. Pemujaan
Pemujaan terhadap Tuhan pada hakikatnya merupakan manipestasi cinta kepada Tuhan. Cinta membangkitkan daya kreativitas. Pengertian dasar kreativitas adalah mencipta, menemukan, berkarya, mencari bentuk-bentuk, yang dapat mewujudkan hubungan yang misterius. Dalam mencari pemujaan tersebut dapat berupa, sembahyang, mencipta lagu, puisi, novel dsb.
6. Belas Kasihan, cinta yang di dasari karena ada sebab, entah sudah tua, sakit-sakitan, yatim piatu dsb. Berbagai macam cara orang memberikan belas kasih terkantung situasi dan kondisi. Belas kasihan terhadap sesama pada hakiaktnya adalah cinta kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran agama, selaras dengan Q.S. Al-Qalam:4.

Selasa, 13 Desember 2011

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ISLAM

1) Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang di lakukan dengan penuh kesadaran dan tersetruktur untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan potensi diri yang memiliki spiritual keagamaan, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri, akhlak mulia, serta memiliki keterampilan oleh masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan karakter sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata- krama, budaya, dan adat istiadat. Menurut Mortiner J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat di pengaruhi oleh pembiasaan yang baik melalui sarana yang artistik dibuat dan di pakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang di tetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
Pendidikan Islam, secara sederhana dapat diartikan sebagai “proses pembimbingan, pembelajaran dan atau pelatihan terhadap manusia (anak generasi muda) agar nantinya menjadi orang Islam, yang berkehidupan serta mampu melaksanakan peranan dan tugas-tugas hidup sebagai “muslim”, yang jika di Indonesiakan menjadi orang muslim atau orang Islam”. Dari beberapa nama tersebut mempunyai arti masing-masing, di mana salah satu arti tersebut mengarah pada manusia yang memiliki potensi (fitrah). Fitrah merupakan citra asli manusia, yang berpotensi baik atau buruk di mana aktualisasinya tergantung pada pilihannya. Fitrah yang baik merupakan citra asli yang primer, sedangkan fitrah yang buruk merupakan citra asli yang sekunder. Fitrah adalah citra asli yang dinamis, yang ada pada sistem-sistem psikofisik manusia, dan dapat di aktualisasikan dalam bentuk tingkah laku. Fitrah ini ada sejak zaman azali di mana penciptaan jasad manusia belum ada. Seluruh manusia memiliki fitrah yang sama, meskipun perilakunya berbeda. Fitrah manusia yang paling esensial adalah penerimaan terhadap amanah untuk menjadi khalifah dan hamba Allah di muka bumi.
Fitrah lain yang di miliki manusia yaitu sebagai makhluk Allah yang di lahirkan dengan membawa potensi dapat di didik dan dapat mendidik. Dari hal tersebut di jelaskan mengapa Allah memberikan amanah kepada manusia untuk menjadi khalifah fill Ar’d. Fitrah ini di lengkapi berupa bentuk atau wadah yang dapat di isi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. pikiran, perasaan, dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah tersebut, firman Allah dalam QS. Al-Rum [30]: 30 sebagai berikut:
    ••       ……
“….Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu…”.
Dari firman Allah tersebut manusia harus senantiasa dapat berpikir, merasa dan bertindak dan dapat terus berkembang. Untuk itu, usaha yang paling tepat untuk mengoptimalkannya yaitu dengan melalui kegiatan pendidikan. Dalam Islam, pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus di lakukan oleh setiap umat Islam, karena melalui pendidikan umat Islam mampu memahami syariat Islam dengan baik dan benar. Hal ini tidak terlepas dari tujuan hidup umat Islam itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan kehidupan yang selamat, damai, harmonis dan bahagia, sejahtera di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan demikian, kesadaran akan tujuan hidup umat Islam akan menjadi pendukung yang positif dalam mewujudkan cita-citanya menuju keridhaan Allah. Maka dengan adanya pendukung yang positif tersebutlah seorang muslim akan mampu mengaflikasikannya melalui sarana pendidikan Islam yang dapat mengantarkannya kepada keselamatan di dunia maupun di akhirat kelak.
2) Karakter
Karakter adalah watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan. Karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Akar kata karakter dapat di lacak dari kata kharakter, kharassein dan kharax, yang maknanya tools for marking, to engrave dan pointed stake. Kata ini mulai di gunakan kembali dalam bahasa prancis caractere, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia karakter. Sedangkan pengertian karakter adalah dalam kamus Poerdaminta karakter di artikan sebagai tabiat watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Karakter itu sama dengan Akhlak dalam pandangan Islam ialah kepribadian. Kepribadian itu komponennya tiga, yaitu tahu (pengetahuan), sikap, dan prilaku. Yang dimaksud dengan kepribadian utuh ialah bila pengetahuan sama dengan sikap dan sama dengan perilaku. Kepribadian pecah ialah bila pengatahuan sama dengan sikap tetapi tidak sama dengan perilakunya; atau pengetahuan tidak sama dengan sikap, tidak sama dengan perilaku. Dia tahu jujur itu baik, dia siap menjadi orang jujur, tetapi perilakunya sering tidak jujur. Manusia berasal dari unsur materi dan immateri, di muliakan, makhluk educandum dan educandus, di beri amanah taklif (pembebanan), berfungsi ubudiyah dan khalifah (co creator), makhluk mukhayar (kebebasan memilih), makhluk yang bertanggungjawab dan di beri berbagai daya yang penuh keajaiban (ajaib) dan misteri (garaib) serta di beri peluang untuk mencapai kemajuan. Sifat dasar bawaan manusia ialah tauhid dualis dan proses perkembangannya bersifat interaktif/responsif. Lingkungan yang buruk merupakan agen eksternal mendorong fitrah dualis yang negativ dan melengkapinya fitrah tauhid dan dualis yang positif. Manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari keunggulan dan kelemahannya. Apa yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Ternyata manusia di beri karunia perangkat yang lebih lengkap di banding makhluk lain. Yaitu, insting, gerak reflex, panca indra, nafsu, akal (dalam konsep Islam, akal tidak hanya rasio, ia meliputi pula intuisi, hati, dan hati nurani) dan potensi beragama.
Pendidikan karakter, pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti dapat di katakan sebagai proses untuk penyempurnaan diri manusia, merupakan usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berakhlak mulia, manusia yang berkeutamaan. Di katakan manusia berkeutamaan maka pada diri manusia itu mengalir kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang baik sebagai hasil dari proses internalisasi nilai-nilai utama atau nilai-nilai positif seperti keyakinan kepada sang pencipta, jujur, saling menghormati antar sesama, peduli, sabar dan berlaku sopan santun, percaya diri, tahan uji dan bermoral tinggi, tertib dan disiplin, demokratis dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pendidikan karakter merupakan pembudayaan manusia.
Pendidikan karakter juga dapat di katakan sebagai pendidikan untuk “membentuk” kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya dalam tindakkan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. Russels Williams menggambarkan bahwa karakter adalah ibarat “otot”, dimana “otot-otot” karakter akan menjadi lembek apabila tidak pernah di latih, dan akan kuat dan kokoh apabila sering di pakai. Seperti seorang binaragawan yang terus menerus berlatih untuk membentuk ototnya, “otot-otot” karakter akan terbentuk dengan praktik latihan yang akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan.
Sedangkan pendidikan karakter yang diuraikan oleh Dr. Maksudin, M.Ag dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Nilai Komperhensif Teori dan Praktik” yang di kutip dari bukunya James Rachels dengan judul “Filsafat Moral” di sebutkan bahwasanya ada beberapa pendidikan karakter yang dapat di ajarkan dan di tanamkan kepada peserta didik sejak di usia dini di antaranya adalah: percaya diri, disiplin diri, bersahabat, baik hati, bernalar, terus terang, penguasaan diri, belas kasih, sadar, jujur, suka bekerja sama, terampil, mandiri, berani, adil, santun, setia, berkepedulian, toleran, bijaksana dan kesatria.
3) Islam
Islam kata turunan (jadian) yang berarti ketundukkan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah) berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari huruf sin lam mim (s-l-m). Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat). Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri).
Kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang memiliki beberapa makna. Pertama, Islam merupakan akar kata aslama-yuslimu-islaman, yang berarti tunduk, pasrah, menyerah, ketundukan, atau penyerahan diri. Hal ini berarti segala sesuatu, baik pengetahuan, sikap, perilaku maupun gaya hidup yang menunjukkan ketundukan dan kepatuhan terhadap kehendak Allah, adalah Islam, dan hakikat dari penyerahan diri kepada Allah SWT adalah bersifat mutlak, bulat dan total, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dari pengertian tersebut bahwasanya setiap makhluk yang ada di alam dunia ini tunduk dan patuh terhadap setiap Qadha dan Qadhar Allah SWT.
Kedua, kata Islam berasal dari kata salima artinya selamat. Selamat di sini dapat di artikan selamat dunia dan akhirat. Karena, Islam merupakan jalan keselamatan bagi manusia untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini telah di singgung dalam firman Allah Q.S. Al-Baqarah [2]: 201 sebagai berikut:
 •            • 

“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka.”
Al-Buqhari meriwayatkan dari Mu’mar, dari Anas bin Malik, katanya Rasululllah SAW pernah berdo’a:
اا للهم ربنا ء ا تنا فى الدنيا حسنة وفي الاء خرة حسنة و قنا عذ ا ب النا ر
“Ya Allah, ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari adzab Neraka.”
Do’a ini meliputi berbagai kebaikan di dunia dan menjauhkan segala kejahatan. kebaikan di dunia mencakup segala permintaan yang bersifat duniawi. Mengenai kebaikan di akhirat, maka yang tertinggi adalah masuk surga dan segala cakupannya berupa rasa aman dari ketakutan yang sangat dahsyat, kemudian hisab dan berbagai kebaikan urusan akhirat lainnya. Sedangkan keselamatan dari api neraka, berarti juga kemudahan dari berbagai faktor penyebabnya di dunia, yaitu berupa perlindungan dari berbagai larangan dan dosa, terhindar dari berbagai syubhat dan hal-hal yang haram.