Kamis, 15 Juni 2017

NILAI-NILAI HUMANISME DALAM PUASA

Puasa diperintahkan Allah untuk menjadikan manusia untuk bertaqwa. Dengan berpuasa seseorang akan selalu dididik untuk selalu bertaqwa kepada Allah dimanapun berada, baik ketika ada banyak orang atau saat sendiri. Seseorang yang berpuasa, tidak akan mudah terombang ambing oleh godaan dan rayuan kemewahan dunia karena seseorang yang berpuasa telah dibentengi oleh iman dan taqwa yang kecendrungan memanusiakan manusia.
Setiap orang Islam yang beriman senantiasa merindukan bulan Ramadhan. Kerinduannya melebihi kecintaannya terhadap orang yang paling dicintainya. Bagi orang beriman, di bulan yang penuh berkah inilah momentum yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik kualitas iman dan takwa maupun amal salehnya.
Orang yang bertaqwa akan selalu merasa setiap perbuatan yang dilakukan selalu dilihat oleh Allah SWT dimanapun dan kapanpun berada. Sehingga manusia akan selalu melaksanakan perintah dan menjauhi larangann-Nya, dengan rasa tulus dan ikhlas hanya karena mengharap ridha dari Allah SWT semata.
Orang Berpuasa yang dilandasi dengan penuh keimanan kepada Allah, Rasulullah, dan percaya pada hari akhir, semestinya memunculkan manusia-manusia yang imannya tinggi, ibarat kendaraan baru diservis habis. Puasa dengan landasan iman dan takwa dapat menciptakan manusia pilihan karena sifat dan perilakunya sehat secara spiritual (suci) maupun sehat secara jasmani. “Dan beruntunglah orang yang menyucikan diri (dengan puasa dan zakat), dan menyebut Tuhannya (dengan bertakbir, lalu mengerjakan salat,” (QS. Al-A’laa: 14-15).
Secara fitrahnya, puasa Ramadan mencetak manusia bertakwa dengan berbagai sifat dan sikap perilaku positifnya, Antara lain bersiap jujur, adil, rendah hati, berpikir positif, berpihak kepada kebenaran, menempati janji, pandai menyukuri nikmat, menghargai orang lain, simpati dan empati terhadap sesama, pejuang kaum lemah (miskin), serta mengharapkan hidup penuh limpahan keberkahan. Iman dan takwa adalah bekal terbaik atau sebaik-baik bekal hidup manusia baik ketika di dunia apalagi di akhirat kelak (surga), sebaik-baik tempat kembali yang abadi. Wallahualam bissawab.