Secara etimologi,
kata amtsal (perumpamaan)
adalah
bentuk jamak dari matsal, mitsl dan matsil adalah sama
dengan syabah, syibh, dan syabih,baik lafadz maupun
maknanya. Sedangkan pengertian amtsal secara terminologi ada beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ulama, yaitu:
1. Pengertian mitslu menurut
ulama’ ahli ilmu adab adalah:
وَالْمِثْلُ فِي الْأَدَبِ قَوْلٌ
مُحْكِيٌّ سَائِرٌ يُقْصَدُ بِهِ تَشْبِيْهُ حَالِ الَّذِي حُكِىَ فِيْهِ بِحَالِ
الَّذِي قِيْلَ لِأَجْلِهِ.
Mitslu dalam
ilmu adab adalah ucapan yang disebutkan untuk menggambarkan ungkapan lain yang
dimaksudkan untuk menyamakan atau menyerupakan keadaan sesuatu yang diceritakan
dengan keadaan sesuatu yang dituju.
Maksudnya dari
hal di atas adalah menyerupakan perkara yang disebutkan dengan asal ceritanya.
Maka amtsal menurut definisi ini harus ada asal ceritanya.
Contohnya pada ucapan orang arab رُبَّ رَمِيَّةٍ مِنْ
غَيْرِ رَامٍ (banyak panahan dengan tanpa ada orang
yang memanah). Maksudnya adalah banyak musibah yang terjadi karena salah
langkah. Kesamaannya adalah terjadinya sesuatu dengan tanpa ada kesengajaan.
2.
Pengertian mitslu menurut ulama’ ahli ilmu
bayan adalah:
الْمَجَازُ
الْمُرَكَّبُ الَّذِي تَكُوْنُ عَلَاقَتُهُ الْمُشَابِهَةُ مَتَى فَشَا
إِسْتِعْمَالُهُ
Yaitu majas/kiasan yang majemuk yang mana keterkaitan antara
yang disamakan dengan asalnya adalah penyerupaan.
Maka
bentuk amtsal menurut definisi ini adalah bentuk isti’aarah
tamtsiiliyyah, yakni kiasan yang menyerupakan. Seperti
وَمَا الْمَالُ وَالْأَهْلُوْنَ
إِلِّا وَدَائِعُ ◊ وَلَا بُدَّ يَوْمًا أَنْ تُرَدَّ الْوَدَائِعُ
Tiadalah harta dan keluarga melainkan bagaikan titipan; pada
suatu hari titipan itu pasti akan dikembalikan.
Dalam syair tersebut, tampak jelas penyair menyerupakan
harta dan keluarga dengan benda titipan yang dititipkan oleh seseorang kepada
kita, yang sama-sama bisa diambil sewaktu-waktu oleh orang yang menitipkannya.
3.
Sebagian ulama’
ada juga yang menyatakan pengertian mitslu
adalah:
إِنَّهُ إِبْرَازُ الْمَعْنَى فِي
صُوْرَةٍ حِسِّيَةٍ تَكْسِبُهُ رَوْعَةً وَ جَمَالًا
Mengungkapkan suatu makna yang abstrak dalam bentuk
sesuatu yang konkret yang elok dan indah.
Contohnya seperti ungkapan الْعِلْمُ
نُوْرٌ (ilmu itu seperti cahaya). Dalam
hal ini adalah menyamakan ilmu yang bersifat abstrak dengan cahaya yang
konkret, yang bisa diindera oleh penglihatan. Amtsal menurut definisi ini tidak disyaratkan
adanya asal cerita juga tidak harus adanya majaz
murakkab.
Melihat dari pengertian-pengertian mitslu di atas, maka amtsal al-Qur’an setidaknya
berupa penyamaaan keadaan suatu hal dengan keadaan hal yang lain. Penyerupaan
tersebut baik dengan cara isti’arah (menyamakan tanpa menggunakan adat tasybih), tasybih
sharih (menyamakan yang
jelas dengan adanya adat
tasybih), ayat-ayat yang menunjukkan makna yang indah dan singkat, atau
ayat-ayat yang digunakan untuk menyamakan dengan hal lain. Karena itulah,
kesimpulan akhir dalam mendefinisikan amtsal
al-Qur’an adalah:
إبْرَازُ الْمَعْنَى فِي صُوْرَةٍ
رَائِعَةٍ مُوْجِزَةٍ لَهَا وَقَعُهَا فِي الْنَّفْسِ سَوَاءٌ كَانَتْ تَشْبِيْهًا
أَوْ قَوْلًا مُرْسَلً
Menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah
dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz
mursal (ungkapan bebas). Definisi
inilah yang relevan dengan yang terdapat dalam al-Qur’an, karena mencakup semua
macam amtsal al-Qur’an.
Dari beberapa pengertian di atas amtsal dalam
Qur’an yaitu, menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan dapat
di pahami secara akal serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis pendapat atau kritik dan saran Anda...
Terimakasih