Senin, 10 Maret 2014

KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

A.    Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Kalau digali dan dicermati, kurikulum Pendidikan Islam memiliki cukup banyak karakteristik, antara lain:
Pertama: Mengedepankan tujuan agama (Islam) dan akhlak. Karakteristik ini mewarnai karakteristik-karakteristik lain, utamanya yang berorientasi pada pendidikan tauhid dan penanaman nilai-nilai.
Kedua: Selaras dengan fitrah manusia termasuk berkenaan dengan pembawaan, bakat,  jenis kelamin, potensi dan perkembangan psiko-fisik.
Ketiga: merespon dan mengantisipasi kebutuhan nyata peserta didik dan masyarakat, serta mengusahakan solusi terkait dengan masa depan dan perubahan sosial yang terjadi secara terus menerus.
Keempat: mendorong penggunaan metode-metode yang dinamis, fleksibel dan membuat peserta didik belajar didorong oleh kesadaran dan hati senang, termasuk dalam menghadapi pelajaran-pelajaran agama.
Kelima: materinya realistik, terjangkau, disusun secara runtut sesuai dengan psiko-fisik, tingkat dan jenjang peserta didik dengan selalu mementingkan penanaman nilai-nilai agamis.
Ketujuh: mengembangkan keseimbangan dan profosionalitas antara pengembangan aspek intelektual, emosional dan spiritual; juga antara yang bersifat teoritik dan memecahkan masalah kehidupan, dan
Kedelapan: menghindarkan peserta didik dari pemahaman dikotomik terhadap ilmu pengetahuan agama dan ilmu-ilmu yang lain, sekaligus yang dapat membuat peserta didik bersifat ekstrim.
B.     Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam
Hakikat kurikulum dalam setiap lembaga pendidikan formal jelas sangat urgen, yaitu: pertama, sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada jenjang serta tingkat tertentu; kedua, sebagai batas (dinamis) program serta bahan pelajaran yang mesti diberikan pada suatu semester dan tahap pendidikan tertentu; dan ketiga, sebagai pedoman guru dalam usaha mensukseskan proses pembelajaran, hingga belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien mengarah pada pencapaian tujuan yang sudah diprogram sebelumnya.
Perlu menjadi catatan di dalam kurikulum mestinya terkandung tujuan yang bersifat ideal, institusional, dan operasional/instruksional. Akan halnya kurikulum pendidikan Islam yang memiliki komitmen sangat tinggi terhadap tugas internalisasi nilai-nilai Islami, kurikulum ini memandang sangat penting dikembangkannya hidden curriculum. Misalnya mendidik kejujuran komitmen yang tinggi, pengamalan ibadah dan cinta ilahi dengan perilaku keteladanan, pendidikan pembiasaan, tuntunan, mendidik kemandirian, dan sebagainya yang tidak bisa dieksplisitkan secara detail, terjadwal dan lengkap dalam bentuk tulisan. Internalisasi nilai-nilai dapat dikembangkan lebih leluasa dalam kurikulum ekstra kurikuler. Kerjasama dengan keluarga peserta didik  tentunya sangat membantu dalam hal ini. Sebab pendidikan keluargalah sesungguhnya yang mempunyai kesempatan paling banyak untuk menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik melalui pembiasaan, keteladanan, bimbingan dan tuntunan serta targhib (kabar baik /reward) dan tarhib (ancaman).

*Referensi ada pada penulis.