Jumat, 04 Maret 2016

HUJAN MERUPAKAN BERKAH



اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلَحمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ لَكُمْ اْلأَرْضَ مَهْداً وَسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلاً، وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهَ. أَمَّا بَعْدَ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ الْكِرَامُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفِسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمَتَّقُوْنَ.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Marilah pada kesempatan yang berbahagia ini, kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT, karena berkat karunia, hidayah serta inayahnya kita masih bisa memeluk agama Islam ini. Dan karena nikmat-nikmatnyalah kita semua bisa berkumpul pada siang hari ini dengan keadaan sehat wal afiyat. Aamiin.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Baginda kita, imam kita, Nabi kita, penyejuk hati kita, yakni Muhammad SAW, beserta keluarganya, beserta para sahabatnya, serta pengikutnya hingga kelak, akhir zaman.
Selanjutnya tidak lupa pada kesempatan kali ini khotib mengingatkan kepada diri khotib sendiri serta kepada seluruh jama’ah jum’at yang berbahagia untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas iman kepada Allah SWT. Karena hanya dengan bekal iman dan taqwa hidup kita akan mulia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Jamaah jum’ah rohimakumullah
Saat ini, hampir seluruh wilayah di Indonesia dilanda hujan. Bahkan, sejumlah daerah sudah mengalami banjir. Kejadian hujan dan banjir oleh sebagian warga dianggap sebagai musibah atau bencana bukan dianggap sebagai rahmat. Anggapan seperti ini adalah bentuk negative thinking dalam menyikapi fenomena alam. Padahal, sebagai umat yang berpikir maju ke depan seharusnya hujan dan banjir disikapi dengan positive thinking, sehingga semua segera dapat diselesaikan dengan baik dan berencana.
Memang benar ada hujan dan banjir yang merupakan suatu bencana bagi penduduk tertentu sebagaimana yang terjadi pada masa Nabi Nuh AS atau hujan batu pada masa Nabi Luth AS. Hal ini berbeda jika banjir yang terjadi seperti pada keluarga Saba' dengan berbagai kriteria yang dinyatakan dalam Alquran.
Apa pun bentuknya, hujan adalah berkah yang diturunkan oleh Allah, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah pada surah al-Furqan [25]: 48-49
uqèdur üÏ%©!$# Ÿ@yör& yx»tƒÌh9$# #MŽô³ç0 šú÷üt/ ôytƒ ¾ÏmÏGyJômu 4 $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB #YqßgsÛ ÇÍÑÈ   }Å¿ósãZÏj9 ¾ÏmÎ/ Zot$ù#t/ $\GøŠ¨B ¼çmuÉ)ó¡èSur $£JÏB !$oYø)n=yz $VJ»yè÷Rr& ¢ÓÅ$tRr&ur #ZŽÏVŸ2 ÇÍÒÈ  
Allah lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan hujan; dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih, Agar Kami menghidupkan dengan air itu tanah yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.

Ayat tersebut menegaskan bahwa hujan itu menjadi berkah untuk membersihkan dari berbagai hal, menumbuhkan tanah yang mati, dan lain sebagainya. Jika kita melihat struktur air, maka dapat ditemukan dalam satu molekul air terdiri atas satu atom oksigen yang besar (bermuatan positif) ditempeli dua atom hidrogen yang kecil (bermuatan negatif). Karenanya, bagian oksigen molekul air tersebut masih dapat menarik atom hidrogen dari molekul air lainnya, termasuk zat-zat kimia lain. Selain sebagai pelarut yang baik, air juga termasuk makanan yang sangat penting bagi manusia, setelah oksigen dari udara untuk bernapas.
Dalam salah satu hadisnya, Nabi SAW menyatakan bahwa doa ketika sedang hujan oleh Allah dikabulkan. "Dua ketika (di mana doa) tidak ditolak atau sedikit sekali yang ditolak: (yaitu) berdoa ketika azan dan ketika pertempuran sedang berkecamuk (dan dalam satu riwayat mengatakan) dan ketika hujan." (HR Abu Daud).
Sedangkan kejadian banjir karena hujan tidak diperkenalkan dalam Alquran. Sebab, Alquran memperkenalkan hujan sudah sesuai dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas bumi. Sebagaimana ditegaskan dalam QS al-Mu'minun [23] :18.
$uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# Lä!$tB 9ys)Î/ çm»¨Ys3ór'sù Îû ÇÚöF{$# ( $¯RÎ)ur 4n?tã ¤U$ydsŒ ¾ÏmÎ/ tbrâÏ»s)s9 ÇÊÑÈ  
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
 Adapun bencana banjir yang melanda merupakan human and social error, kesalahan manusia dan kesalahan sosial, kesalahan lingkungan sosial yang tidak akrab dengan ekosistem dan bukan "God Error." Curah hujan tetaplah sebagai rahmat Allah untuk alam semesta. Hanya saja, penghuni alam semesta ini (utamanya manusia) menolaknya dengan berbagai cara.
Penyebab terjadinya banjir adalah karena kesalahan manusia. Bagi orang yang beriman, banjir tidak semata-mata musibah, tapi bagaimana ia menjadi rahmat. Caranya adalah dengan berupaya melakukan antisipasi atau mengatasi banjir tersebut. Dengan banjir, banyak ahli bermunculan.
Dengan banjir, tersedia beragam lapangan pekerjaan. Bahkan, dari banjir orang dapat beramal melalui penghimpunan dana untuk membantu korban banjir. Karena itu, dengan adanya banjir, hendaknya kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah untuk saling berbagi dengan sesama. Kita harus banyak mengingat Allah SWT yang Mahabijaksana atas segala kuasa-Nya.
Demikian khutbah yang khatib bisa sampaikan. Semoga kita sekalian bisa memperoleh manfaat dari khutbah ini. Amin ,!

بَارَكَ اللهُ لى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِىْ وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ اللهُ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنِّهُ هَوَالسِّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَاَسْتَغْفِرُوْهُ إِنِّهُ هَوَ الْغَفُوْرُ الرِّحِيْمُ.
Khutbah ke dua
أَّلحَم‘دُ لِلهِ اَّلذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِي اْلحَقَي لِيُطيْرَهُ على الدين كله وكفى بالله شهيدا أما بعد
Ada doa yang ajarkan oleh Nabi Muhaamd SAW kepada kita saat hujan turun. Adapun do’anya adalah sebagaiberikut.
أَللَّهُمَّ صَبِيًا نَافِعًا
Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat (HR. Bukhori no. 1032)

Marilah kita berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dan kemampuan untuk selalu menjalankan kewajiban-kewajibannya dalam keadaan apapun dalam suasana bagaimanapun.
اللهم صلي على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وآل إبراهيم وبارك على محمد كما باركت على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياءمنهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات وياقاضي الحاجات
ربنا اغفرلنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا. ربنا اغفرلنا ولإحواننا الذين سبقونا بالإيمان ولاتجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم. ربنا هب لنا من أواجنا وذريتنا قرة أعين وجعلنا للمتقين إماما
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار وصلي على محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين والحمد لله رب العالمين
عبادالله إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتائ ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكرالله أكبر.

Minggu, 03 Januari 2016

SOSIOLOGI TAHUN BARU MASEHI PERSPEKTIF ISLAM



Selalu ada yang berbeda dengan bulan kedua-belas pada sistem penanggalan Masehi terhadap bulan-bulan sebelumnya, yaitu suasana yang lebih ramai dan lebih sibuk. Cobalah tengok aktifitas di sekitar terminal bus ibukota misalnya, berduyun-duyun orang untuk masuk ke dalam antrian pembelian karcis luar-kota. Ketika ditanya, mereka rata-rata menjawab bahwa niat pulang kampung kali ini adalah untuk merayakan tahun baru bersama keluarga.
“Habis nggak enak mas tahun baruan sendirian, kayak nggak afdhol, gitu!” Timpal seorang pemuda paruh-baya dengan suara mantap. Sementara ketika melongok daerah pusat perbelanjaan, euphoria justru bertambah semarak lagi. Mulai dari memasuki gerbang utama, pengunjung sudah disuguhi kata-kata sambutan yang terpasang melambai-lambai, “Happy New Year 2012 For All of You!” Dilanjutkan dengan setibanya di arena pertokoan, pengunjung dimanjakan lagi dengan spanduk besar-besar aneka warna, “Discount up 70% Off!”, “Buy One Get Some!”, atau yang lebih dahsyat lagi saat ditemukan slogan promosi yang menganjurkan, “ Shop Till You Drop!” Bukan main…
Bulan Desember yang diidentikan oleh banyak negara termasuk Indonesia, adalah kumpulan musim libur dan musim perayaan, seperti Hari Hak Azasi Manusia, Hari Ibu, Hari Natal, dan Hari Tahun Baru Masehi. Bahkan di bulan ini, daftar hari non-aktif di Indonesia bisa keroyokan datangnya–mulai dari Hari Libur Sekolah, Hari Cuti Bersama, Hari Shopping Keluarga, hingga Hari-hari Kejepit alias hari kerja yang diapit oleh beberapa hari libur. Alhasil, separuh dari tigapuluh hari terdiri dari tanggalan berwarna merah semua. Tapi belum cukup sampai disitu rupanya, saat musim kerja datang lagi—masih saja banyak orang yang sibuk mengakali agar liburan bisa sedikit  diperpanjang.
Keceriaan pun terlihat disana-sini. Wajah-wajah sumringah muncul setelah bebanan kerja satu tahun dibalas dengan gaji ke-tigabelas. Langkah-langkah kaki yang biasanya terseret-seret lunglai mengikuti pola jam kerja pergi subuh-pulang malam tampak sigap menyusuri lalu-lintas jalur luar kota yang super padat atau tiba-tiba sanggup untuk berthawaf mengelilingi lima lantai dari tiap gedung pertokoan yang begitu menggiurkan untuk disinggahi. Ya, kesenangan yang menimpa kadang memang membuat seseorang lupa akan banyak hal yang seharusnya dikerjakannya, seperti jadi lupa bahwa selama beberapa bulan sudah absen ke majelis ilmu, lupa bayar tunggakan hutang, lupa bersyukur, bahkan sampai lupa daratan.
Tahun baru Masehi sebagaimana tahun baru Hijriah, adalah peristiwa perpindahan masa atau waktu dari yang lama ke yang baru. Ini artinya ketika terjadi pergantian tahun, maka kita seakan diingatkan akan pentingnya waktu dalam kehidupan kita, umat Islam. Sebagaimana kita ketahui bersama, dalam Islam, waktu adalah hal yang sangat penting. Begitu pentingnya waktu, Allah SWT bersumpah atas nama waktu. Ada waddhuha, wallail dll. Dan semua manusia akan merugi jika tidak menyadari pentingnya menggunakan waktu untuk melakukan kebaikan.
Dalam Islam, waktu juga sangat berharga. Begitu berharganya waktu dalam Islam Imam Al-Ghazali seorang tokoh yang sangat berpengaruh mengatakan bahwa yang paling jauh itu waktu yang telah berlalu dan yang paling dekat adalah kematian. Selain itu, waktu kita hidup di dunia ini sangat singkat. Begitu singkatnya sampai-sampai kita tidak merasa bahwa semakin hari usia kita semakin bertambah. Usia kita yang dari hari ke hari bertambah pun pada hakekatnya berkurang. Oleh karena itu, bagaimana kita memaknai tahun baru ini adalah dengan memanfaatkan momen pergantian tahun untuk melakukan evaluasi dan introspeksi diri. Dan pertanyaan yang perlu kita jawab adalah sudah seberapa besar kah kebaikan kita di tahun 2013 ini? Dan apakah kita sudah mempersiapkan bekal kita di akhirat nanti sebanyak-banyaknya?
Begitu juga hadis nabi Muhammad SAW: “Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Turmudzi) dan pernyataan Umar bin Khattab tentang pentingnya muhasabah: Lakukankah evaluasi terhadap diri kamu sekalian sebelum dievaluasi nanti (di akhirat).
Pertanyaan yang perlu kita jawab adalah apakah tahun yang baru lewat ini tahun kebaikan kita? Seberapa besar kebaikan yang telah kita lakukan di tahun ini? Apakah kita telah memanfaatkan tahun ini dengan sebaik-baiknya untuk berbuat sebanyak mungkin kebaikan dan kebajikan?