Senin, 06 September 2010

MANFAAT PUASA BAGI JIWA DAN RAGA

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata “Aku pernah mendengar Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” (HR.Bukhori dan Muslim)
Saat ini umat muslim khususnya di Indonesia sedang melaksanakan amal badaniyah yang bersifat ibadah wajib tahunan, yakni Ibadah Puasa Ramadhan tahun 1943 Hijriyah yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Pengertian wajib yakni dilaksanakan mendapat pahala dan mendapat siksa jika ditinggalkan tanpa ada halangan yang jelas untuk tidak melaksanakan puasa. Siksa disini bisa berupa siksa neraka diakhirat kelak maupun siksa dunia berupa terkena sangsi sosial yang berlaku pada umat muslim pada khususnya.
Pada bulan puasa inilah umat muslim di didik (Tarbiyah) atau di training selama satu bulan untuk menguji dua kekuatan yang ada pada diri setiap manusia secara alamiah yakni kekuatan lahir (fisik) dan kekuatan batin (Psikis).
1. Keterujian lahir (Fisik) dan batin (psikis/Jiwa) manusia itu sendiri yang telah diciptakan oleh Allah SWT dengan sedemikian rupa, sehingga mendapat julukan manusia adalah makhluk yang sempurna. Potensi manusia harus diperhatikan, bahwa tubuh dapat membantu seseorang dalam menjalankan tugasnya. Al-Qur’an menganjurkan dan bahkan menyuruh manusia supaya merawat tubuhnya serta memenuhi kebutuhannya. (QS. Al-Baqarah [2]: 57,60 dan 168). Keterujian lahir (Fisik) dari manfaat berpuasa ternyata mempunyai manfaat-manfaat medis dan terapeutik dari berbagai penyakit fisik. Puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kegemukan dan darah tinggi. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada kepada bermacam-macam penyakit terutamanya kegendutan yang menyebabkan timbulnya sub penyakit lain. Ditinjau Dari sudut kesuburan seorang wanita, puasa juga merupakan satu cara yang dapat mengurangkan kesan hormon broloktin yang menyebabkan kemandulan. Jelaslah kiranya bahwa kesehatan fisik manusia besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwanya. Sehingga timbul pameo yang terkenal “Akal budi yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat”.
2. Dari sisi psikis, orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan cenderung merasa tenang dan damai. Setiap orang berusaha untuk menahan amarahnya dan tingkat kejahatan pada bulan Ramadhan biasanya menurun. Umat Islam senantiasa mengingat nasehat Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Jika sesesorang menghujatmu atau menyulut emosimu, katakanlah bahwa saya sedang berpuas”. Meningkatnya kualitas psikis inilah yang berkaitan dengan stabilitas gula darah yang lebih baik selama bulan Ramadhan, yang berpengaruh pada perubahan tingkah laku. Keterujian batin dan berlangsungnya latihan mengendalikan dan mengatasi hawa nafsu sebulan penuh setiap tahunnya ini, tak syak lagi akan mengajari manusia untuk mempunyai kehendak yang kuat dan kemauan yang teguh, tidak hanya dalam mengendalikan hawa nafsu saja, tetapi dalam tingkah laku pada umumnya dalam kehidupan, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, melakukan kewajibannya dan menjalankan segala pekerjaannya. Selain itu merupakan pendidikan bagi hati sanubari manusia, dimana dengan puasa itu manusia menjadi selalu konsisten dengan tingkah laku yang baik dan terpercaya, dengan kendali hati sanubarinya sendiri tanpa membutuhkan pengawasan dari siapapun.
Selain dari pada itu puasa juga sebagai latihan bagi manusia untuk bersabar dan menahan lapar, haus dan mencegah hawa nafsu. Selanjutnya kesabaran yang dipelajari dari puasa akan diterapkan dari seluruh aspek kehidupannya. Maka ia pun belajar bersabar dan menanggung beratnya upaya untuk memperoleh rejeki, tidak enaknya jatuh sakit, dan berbagai kelejatan dan kenikmatan kehidupan. Dan kesabaran itu merupakan tindakan terpuji yang diperintahkan Allah kepada manusia untuk menjadikannya sebagai perhiasan. Sebab ia merupakan penolong terbaik baginya dalam menaggung derita perjuangan dalam kehidupan, mendidik diri, dan melawan hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Attin [95] ayat 4:
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. Attin [95]: 04)
Surat Qur’an ini turun di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW, hijrah ke Madinah,. Tema utama surat ini adalah uraian tentang manusia dari aspek kesempurnaan penciptaan dan jati dirinya serta sebab-sebab kejatuhannya. Tujuan utamanya adalah mengingatkan bahwa kesempurnaaan penciptaan mengandung konsekwensi kewajiban menggunakan potensi semua yang dimiliki sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah sang pencipta. Kejatuhan manusia dari kesempurnaan menuju lembah kehinaan adalah akibat pengabaiannya terhadap potensi-potensi ruhaniyahnya.
Manusia yang di ciptakan Allah SWT dalam bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya akan bertahan dalam keadaan seperti itu, selama mereka mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan kepada para Nabi tersebut di tempat-tempat suci itu.
Dengan kesempurnaan penciptaan manusia dalam bentuk fisik dan psikis yang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya inilah, manusia dituntut pertanggungjawabannya untuk melaksanakan fungsi kekhalifahan di bumi, yakni beribadah kepadanya (Allah SWT) dengan membangun dunia ini sesuai kehendak Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis pendapat atau kritik dan saran Anda...
Terimakasih