Rabu, 16 Mei 2012

KEDUDUKAN PENDIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM

Salah satu hal yang amat menarik pada ajaran Islam adalah penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul. Penghargaan sangat menghargai ilmu pengetahuan, perlu untuk dicermati tulisan Asma Hasan Fahmi (1979) a. Tinta ulama lebih berharga daripada darah syuhada. b. Orang yang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah, yang berpuasa dan menghabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan sholat, bahkan melebihi seseorang yang berperang di jalan Allah. c. Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah kekosongan dalam Islam yang tidak diisi kecuali oleh seseorang yang alim lainnya. Ada penyebab khusus mengapa orang Islam amat menghargai guru, yaitu pandangan bahwa ilmu pengetahuan itu semuanya bersumber dari Tuhan. Firman Allah: Tidak ada pengetahun yang kami miliki Kecuali yang engkau ajarkan kepada kami (Al-Ayat) Ilmu datang dari Tuhan, guru pertama adalah Tuhan. Pandangan yang menembus langit ini tidak boleh tidak telah melahirkan sikap pada orang islam bahwa ilmu tidak terpisah dari guru, maka kedudukan guru amat tinggi dalam islam. Al-Ghazali dalam Ihya’Ulumuddin,sebagaimana dikutip al-Abrasyi mengatakan:”Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu. Dialah yang berkerja di bidang pendidikan. Sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya ini.” Penyair Syauki telah mengakui pula nilai seseorang guru dengan kata-katanya, yang terjemahannya sbb: Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir merupakan seseorang rasul (utusan). Di dalam proses pendidikan yang berencana atau formal, proses ini mempunyai batas-batas kejelasan antara pendidik dengan anak didik. Karena pendidik itu sebagai warasatul ambiya’, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Harus mengetahui terlebih dahulu apa yang perlu diajarkan. Kedudukannya sebagai pendidik mengharuskan dia mempelajari atau mendapatkan Informasi tentang materi yang akan diajarkan. b. Harus mengerti secara keseluruhan bahan yang perlu diberikan kepada anak didiknya. c. Harus mempunyai kemampuan menganalisis materi yang diajarkan dan menghubungkan dengan konteks komponen-komponen yang lain secara keseluruhan. Islam sudah memberikan pola tentang bagaimana way of thingking dan way of live yang perlu dikembangkan melalui proses edukasi. d. Harus mengamalkan terlebih dahulu informasi yang telah didapat. e. Harus dapat mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang sedang dan sudah dilakukan. f. Harus dapat memberikan hadiah (tabsyir/reward) dan hukuman (tandzir/punnishment) sesuai dengan usaha dan daya capai anak didik di dalam proses belajar. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah [2]: 119: Sesungguhnya kami Telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis pendapat atau kritik dan saran Anda...
Terimakasih