Rabu, 30 Juli 2014

KEMBALI KE FITRI



Kehidupan masyarakat dunia dewasa ini diliputi problema kemiskinan dan kesenjangan sosial yang amat mencolok. Solidaritas yang diajarkan Islam merupakan modal sosial yang efektif dan praktis untuk menimbun jurang yang memisahkan antara golongan kaya dan berpunya (the have) dengan golongan miskin dan tidak berpunya (the have not) yang dalam sejarah dunia selalu menjadi salah satu sumber pertentangan bahkan peperangan.
Meski Ramadhan telah berlalu, akan tetapi nilai-nilai ibadah puasa sebagai pendidikan (tarbiyah) Ilahi kepada hamba-Nya harus terpatri dan memberi dalam kehidupan sehari-hari. Dewasa ini kita merasakan kuatnya arus kehidupan yang mengutamakan materi. Masing-masing orang sibuk mengejar kekayaan dan kedudukan. Manusia tidak lagi dihargai karena ketinggian akhlak, kedalaman ilmu dan keluhuran budi pekertinya, tapi dari kekayaan, jabatan dan keturunannya. Pengaruh materialisme yang mengepung kita dari segenap penjuru hanya dapat ditanggulangi dengan keteguhan iman yang terbentuk melalui pendidikan puasa.
Rekonstruksi Mental dan Revitalisasi Moral. Dengan semangat Idul Fitri sebagai rekonstruksi mental dan revitalisasi moral, marilah kita kembali kepada fitrah (kesucian asal kita, kesucian fitrah yang hanif), yang dengan tulus mencari dan mengikuti kebaikan dan kebenaran. Mari tanamkan takwa dalam diri kita, yang berarti menyadari kehadiran Allah SWT dan pengawasan-Nya dalam segala kegiatan kita. Mari kita lawan godaan setan yang selalu mendorong nafsu serakah dan ketidak-pedulian terhadap sesama.
Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah, sebagia mana Rasulullah SAW
bersabda:
Seorang  bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Lalu dia berkata; Bacalah oleh kalian firman Allah yg berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah itulah agama yang lurus.' (QS. Ar Ruum (30): 30). [HR. Muslim No.4804].
Fitrah berasal dari akar kata bahasa Arab yang berarti membuka atau menguak. Fitrah sendiri mempunyai makna asal kejadian, keadaan yang suci dan kembali ke asal. Dalam Islam terdapat konsep bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah dalam hal ini berarti bayi dilahirkan dalam keadaan suci, tidak memiliki dosa apapun. Seseorang yang kembali kepada fitrahnya, mempunyai makna ia mencari kesucian dan keyakinannya yang asli, sebagaimana pada saat ia dilahirkan. Dengan demikian Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia. Ini dibuktikan dalam moral Islam yang bertumpu pada kepercayaan  “ Tauhid” dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk bidup dan kehidupan yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang luas dan penuh, seperti makna pengertian ibadah dalam islam, “ibadah adalah Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengamalkan yang di izinkan-Nya. Ibadah dibagi kedalam dua bagian, yaitu:  Pertama, Ibadah khusus (makhdah) ialah apa yang telah ditetapkan Allah  perinciannya, tingkah dan tatacaranya tertentu. Contoh shalat, zakat, puasa, haji. Kedua, Ibadah umum (ghairo makhdah)  ialah segala amalan yamg di izinkan oleh Allah SWT. termasuk segala  aktivitas manusia mengandung unsur ibadah, bila diniatkan dengan ikhlas karena Allah SWT.
Hal ini tercermin dalam hidup kita,pada saat hendak melaksanakan shalat.”Sesungguhnya shalatku ,ibadahku,hidupku,dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya,dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri kepada Allah”.Q.S.Al An’am [06]: 162-163.
Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian dipakai daya nalar dengan pikiran yang tajam, akan disadari betapa kehadiran manusia di muka bumi ini bukanlah atas kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al Khalik. Manusia dilahirkan sebagai khalifah, yang harus mampu mengubah dunia menjadi “Alam abdiyah yang terang benderang” karena peran manusia sebagai rahmatan lil ’ alamin. Konsekuensi logisnya bahwa kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi lingkungan, menjadi regulator, memberi kesejukan dan menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al Ahzab [3]: 46).
Tidak ada amal yang patut diacungi jempol di dunia, selain sikap tanggap dan cepat bertindak di saat orang lain memerlukan pertolongan. Tidak ada pekerjaan yang bisa menyelamatkan dan dibanggakan di akhirat kecuali pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas. Responsif adalah ciri khas dari akhlak Rasulullah. Keteladanan dan langsung turun kebawah adalah kepribadian Rasullulah. Pepatah menyatakan: Lisanul haali afshahu min lisaanil maqaal (berbuat nyata lebih membekas di hati daripada kata -kata). Beliau sangat tegas terhadap penyimpangan, tetapi disampaikan dengan santun dan dengan tutur kata yang lemah lembut. Beliau penuh kasih sayang terhadap sesama, memberikan pujian kepada orang yang berprestasi dan berbuat baik, mencela orang yang berbuat aib dan merusak tatanan.
Allah SWT menciptakan langit dan bumi bukan tanpa maksud (iradah). Diciptakan bumi dan isinya untuk manusia. Bagaimana manusia mampu mengelola dan mendapatkan manfaat, di situlah letaknya tantangan bagi manusia. Ketika seseorang mampu menyelesaikan tantangan dan merobah sesuatu menjadi lebih baik serta melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan umat manusia, maka dialah yang layak mendapatkan penilaian terbaik dari Allah sebagaimana dalam Q.S.Al Kahfi, 18: 7, yang artinya: “Sesungguhnya  Kami  telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya. Kami menguji mereka, siapakah yang terbaik diantara mereka (perbuatannya).”
Sebagai pemakmur, manusia dalam melaksanakan tugasnya, perlu pengenalan dan penguasaan ilmu pengetahuan berupa : Pertama, mengenal bumi yang menjadi lingkungan wilayah yuridisnya. Kedua, mengenal dan menggali rahasia-rahasia alam dan hukum yang ada di balik alam (takdir) dan hokum Allah yang tersembunyi (sunatullah), dan Ketiga, menjaga dan memelihara bumi dari kerusakan termasuk pencemaran lingkungan. Mandat sebagai khalifah , manusia bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup di muka bumi. Oleh karena itu setiap manusia agar tidak kehilangan jati dirinya wajib menyingsingkan lengan untuk mengelola, memakmurkan bumi sekaligus melestarikannya. Firman Allah dalam Q.S. Hud [11]: 61 ”… Dia telah mencitakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu mohonlah ampunannya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmatNya) lagi memperkenankan (do’a hambaNya).
Kembali ke fitrah sebagai insan yang bertauhid, isi ajaran agama Islam mendorong dan membangkitkan semangat inovatif bagi pemeluknya. Mengubah yang statis menjadi dinamis, terus bergerak maju memberantas kebodohan dan mengikis keterbelakangan. Karena itu seorang muslim yang berhasil dan sukses bukanlah mereka yang sanggup memikul tanggung jawab kepada keluarga semata. Muslim yang sukses adalah orang yang hidupnya produktif, mampu menggerakan lingkungan tempat tinggalnya untuk maju, dan keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan (rahmatan lil ‘ alamin).

Senin, 02 Juni 2014

MILAD KE-XII IKATAN KELUARGA MAHASISWA BEKASI YOGYAKARTA



Ulang tahun merupakan sesuatu yang sangat istimewa bagi seseorang namun lebih istimewa apa bila Ulang tahun tersebut merupakan organisasi mahasiswa. Bertambahnya usia membawa sebuah kedewasaan dan kematangan. Pengembangan diri yang terjadi serta pengalaman yang dibuat menjadi sebuah cerminan agar menapaki jalan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Pergantian generasipun terus berputar menyambung sebuah keutuhan dari perjalanan menuju sebuah titik akhir yang tak teraba.
Ulang tahun Ikatan Keluarga Mahasiswa Bekasi Yogyakarta yang ke-12 ini mengusung tema “MENUJU IKAMASI LEBIH BAIK UNTUK HARI INI HARI ESOK DAN SELAMANYA” tempat  penyelenggaraan di Auditorium Balai Kota Yogyakarta pada hari sabtu tanggal 21 Juni 2014 pada Pukul 20.00-23.00 WIB dengan menghadirkan Pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi, alumni IKMASI dan dihadiri pula oleh organisasi mahasiswa daerah yang terdapat di Yogyakarta diantaranya organisasi daerah yang berada di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, NTT, Ambon, dsb.
Acara di kemas dengan suatu kegiatan yang bersifat santai namun penuh dengan nilai-nilai pendidikan. Semua itu terlihat dari perpaduan kegiatan yang tidak hanya bersifat jasmani, namun juga ada beberapa kegiatan yang bersifat rohani. Seperti pentas seni yang ditampilkan oleh para mahasiswa perwakilan dari tiap daerah menjadi hiburan yang seru seperti musikalisasi puisi, hip hop khas Cirebon dan lenong Bekasi. Semua tamu undanganpun hanyut oleh atmotsfir emosi yang disuguhkan oleh penampilan-penampilan tersebut. Ucapan ulang tahun yang diberikan oleh masing -masing organisasi mahasiswa daerah menambah kemeriahan menyambut ulang tahun Ikatan Keluarga Mahasiswa Bekasi Yogyakarta yang ke-12.
Ikatan Keluarga Mahasiswa Bekasi Yogyakarta kini telah berusia 12 tahun, diusia ‘remaja’ ini pengurus, anggota dan alumni terus berupaya menjadikan organisasi ini sebagai ‘rumah’ untuk berkumpul, belajar bersama, mematangkan diri untuk bekal hidup bermasyarakat kelak dikemudian hari hingga bermuara pada jargon Solid Diperantauan Berkarya Demi Bekasi, upaya-upaya tersebut akan tercapai apabila didukung oleh Pemerintah Kota dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi.

Sabtu, 03 Mei 2014

HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM (TELAAH KRITIS TERHADAP PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI)



Kecenderungan orang memandang bahwa hukuman adalah hukuman fisik, menjadikan hukuman itu keras dan kaku. Pada gilirannya terjadi tindak kekerasan di mana-mana, tanpa terkecuali.
Fenomena kekerasan dalam dunia pendidikan Indonesia sampai detik ini masih menggejala dan menjadi budaya subur yang tidak kunjung lapuk dimakan zaman, baik dalam bentuk mikro maupun makro. Pendidikan bukan hanya sebagai wahana pencetak manusia-manusia yang “berilmu mempuni”, akan tetapi lebih dari itu pendidikan mengemban tugas yang amat mulia yaitu mencetak manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, terlebih lagi pendidikan Islam yang memploklamirkan tujuan untuk membentuk insan al-kamil.
Dari pembahasan bab demi bab sebelumnya beserta analisisnya, maka dapat disimpulkan bahwa Imam al-Ghazali memberikan perhatian terhadap proses dan metodologi pendidikan, khususnya terkait dengan penanaman dan pembiasaan moral dan karakter terhadap anak dalam hal ini, menunjukkan tentang pentingnya penggunaan metode  hukuman.
Gagasan al-Ghazali dalam menjalankan hukuman terhadap peserta didik yang berperilaku amoral harus dengan ketentuan sebagai berikut: hukuman adalah cara yang paling terakhir; memberikan kesempatan untuk bertaobat dari perbuatan yang telah dilakukan anak, jika si anak dalam melakukan itu untuk yang pertama kalinya; hukuman harus dilandasi dengan kasih sayang dan tidak berlaku keras atau kasar; menyesuaikan dengan latar belakang dan kondisi peserta didik; dan diberlakukan karena kesalahan yang telah dilakukan oleh anak didik, bukan karena alasan-alasan yang lain. Menurut al-Ghazali hukuman psikis lebih baik dari pada hukuman fisik.

Sabtu, 12 April 2014

KONTRIBUSI ISLAM PADA DUNIA

PENDAHULUAN
Islam hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melalui Muhammad saw banyak sekali mengalami pergejolakan. Akan tetapi untuk selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan oleh masa khulafaurrasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya, telah berhasil membangun peradaban dan kekuatan politik yang menandingi dinasti besar lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan Persia.
Dalam perkembangan peradaban dunia memang Islam tidak bisa dilepaskan dari perkembangannya sejak dari zaman rasulluah sampai sekarangpun, Islam banyak memberi kontribusi terhadap dunia. Dari masa zaman rasulluah Islam merubah peradaban yang ada di jazirah arab dan sampai sekarang kita masih dapat merasakan nikmat dari perubahan peradaban yang dibawa Islam.
Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat manusia. Dan sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, sehingga Islam mampu berdiri tegak pada setiap masa dan kurun waktu. Realitas spiritual dan metahistorikal yang mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari beragam manusia di dalam situasi temporal maupun ruang yang berbeda. Dan secara historis Islam telah memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia.
Kontribusi Pemikiran dan Peradaban Islam Pada Dunia.
Setelah selesai masa kenabian yang ditutup dengan wafatnya Rasulullah SAW, perkembanan dan Pemikiran Peradaban Islam dalam sejarahnya telah menunjukkan berbagai varian. Varian-varian itu brupa metode, visi, dan kerangka berpikir yang berbeda dari pemikiran yang satu dengan pemikiran lainnya.
Manusia hidup di dunia menjalaninya sesuai dengan apa yang dia pahami terhadap kehidupan dunia. Begitu juga sebagai muslim di tuntut agar kehidupannya sesuai dengan aturan Allah SWT yang tercantum dalam al-Qur'an dan alhadis. namun seiring dengan sejarah yang dilalui oleh peradaban Islam, kaum muslimin mengalami berbagai perkembangan pemikiran. Fenomena seperti ini sebenarnya sudah muncul sejak Rasulullah SAW, sampai pada masa Khulafaur Rasyidin. pada saat itu perbedaan pemikiran tidak begitu mencolok. Tetapi pada masa Umayah dan Abasiyyah mulai terasa ada perbedaan visi pemikiran. aliran Al-Ra'yi dan Hadis adalah dua visi pemikiran yang sangat mencolok pada saat itu, disamping pemikiran moderat sebagai antitesis dari kedua visi pemikiran tersebut.
Berbagai perluasan wilayah kekuasaan peradaban Islam mengakibatkan berbagai bangsa dan kebudayaan bergesekan dengan khazan ke-2 masehi yang tercatat bahwa kekuasaan kaum muslimin telah meliputi wilayah Syam hingga sebagian daerah Afrika. Dengan bertemunya kaum muslimin dengan pemikiran dan filsafat yang dipegang oleh bangsa di luar Arab menjadikan mereka berinteraksi dengannya sekaligus mempelajari pemikiran yang baru dikenalnya.
Setelah interaksi para pemikir Islam dengan pemikiran dan kebudayaan yang baru, muncul ahli-ahli kalam dan para filosof yang mereka berasal dari anak kaum muslimin. Kita mengenal beberapa para pemikir yang populer ditengah-tengah sejarah perkembangan ilmu kalam dan filsafat. misalnya seperti Ibnu Haldun, Ibnu Sina, Al-Kindi, dan Al-Farabi. Hingga kini karya-karya mereka hasilkan masih dipelajari oleh para penuntut ilmu khususnya dibidang filsafat dan ilmu kalam.
Para pemikir muslim dapat menghasilkan banyak karya yang sangat berharga bagi generasi setelahnya. Motivasi beramal untuk kehidupan setelah mati adalah yang mendorong para pemikir, fukoha dan ulama mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk menghasilkan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Semakin banyak karya yang bermanfaat dihasilkan maka bertambah banyak pula investasi seorang muslim dalam amal jariyah setelah dia meninggalkan kehidupan dunia.
Setiap peradaban ada umurnya, salah seorang filosof muslim mengatakan bahwa sebuah peradaban akan berlalu seperti manusia yang hidup sampai mati. Peradaban dunia tidak ada yang kekal artinya semua peradaban akan diganti oleh peradaban yang lain dalam memimpin dan mengendalikan dunia. Pada zaman keemasan peradaban Islam telah dilahirkan banyak ilmua dan para pemikir yanga handal, melalui buah pikiran mereka kaum muslimin menjadi pemimpin dunia dengan kekuasaan 2/3 dunia.
Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya, hingga lebih dari 14 abad lamanya.  Tentunya dari masa perjuangan tersebut telah menorehkan banyak hasil yang dapat dirasakan oleh dunia saat ini walaupun sudah tidak ada lagi kekuasaan Islam yang mutlak. Karena Islam dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah yang dapat dikuasai, melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan tetap toleran terhadap budaya lokal yang ada.
Para tokoh Islam klasik yang telah membangun peradaban di masa itu, dan tidak dilakukan oleh orang-orang barat pada masa kegelapan, adalah dengan mempelajari dan mempertahankan peradaban Yunani kuno, serta mengembangkan buah pemikirannya untuk menemukan sesuatu yang baru dari segi filsafat dan ilmu pengetahuan. Seorang pemikir orientalis barat Gustave Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam abad”. Hingga peradaban Islam telah memberi kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi dunia Barat yang saat ini diyakini sebagai pusat peradaban dunia. Kontribusi besar tersebut antara lain:
1.        Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat.
2.        Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat.
3.        Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat.
4.        Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad ke-17 M.
5.        Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa, memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya melahirkan Renaisance.
6.        Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa.
7.        Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi (Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.
8.        Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
9.        Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa.
Pada kondisi-kondisi tersebut, terutama pada abad ke-11 dan ke-12, walaupun tradisi Islam yang diboyong ke Barat masih belum terjadi pemisahan yang jelas antara ilmu-ilmu yang ada dan ketika itu ilmu kalam, filsafat, tasawuf, ilmu alam, matematika, dan ilmu kedokteran masih bercampur. Akan tetapi Islam telah mampu mendamaikan akal dengan iman dan filsafat dengan agama. Sedangkan  bangsa Barat pada masa itu masih terdapat berbentuk tetap (stereotipe) yang memisahkan antara akal dan iman serta filsafat dan agama. Hal ini juga terjadi pada ilmu pengetahuan dan ilmu alam, yang mana Islam telah berjasa menyatukan akal dengan alam, menetapkan kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang pasti, dan keserasian Tuhan dengan alam.
Hingga akhirnya filsafat skolastik Barat mencapai puncaknya yang telah didukung oleh adanya pilar Islam dengan dibangunnya akademi-akademi di Eropa yang diadopsi dari gaya akademi di kawasan Timur. Hal ini merupakan evolusi dari illuminisme biara ke kegiatan pemikiran yang dialihkan kesekolahan dan akademi. Dan kurikulum yang diajarkan adalah filsafat lama, dan ilmu-ilmu Islam terutama Averoisme Paris. Pada saat yang sama terjadi perubahan kecenderungan pemikiran dari kesenian dan kasusatraan ke gramatika dan logika, dari retorika ke filsafat dan pemikiran, dan dari paganisme kesusastraan Latin ke penyucian Tuhan sebagai pemikiran Islam.
Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan kekonsistensian dunia Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya besar para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita temukan di perpustakaan-perpustakaan internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah menyimpannya. Sehingga berdasarkan keterangan di atas para umat Muslim di masa kini, yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah Islam tersebut, harus pergi ke negara Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata” yang sementara ini telah mereka pinjam.
Sumbangsih Para Ilmuan Muslim Pada Dunia
Banyak sekali Ilmuan-ilmuan muslim yang tidak tertulis dalam buku sejarah namun karya-karyanya sampai saat ini masih bisa kita rasakan dan nikmati. Diantara karya-karyanya antara lain:
1.    Bidang Ilmu Pengetahuan
2.    Bidang Kedokteran
3.    Bidang Seni Sastra
4.    Bidang Politik
5.    Dll
Titik Temu antara Pemikiran dan Peradaban Islam dan Barat.
Sebagaimana kita maklumi bersama, Barat dan Islam merupakan dua peradaban besar dan penting yang eksis di muka bumi saat ini, dengan memiliki karakter dan ciri khas tersendiri. Dalam perspektif sejarah, dua peradaban ini telah melakukan interaksi yang panjang dalam situasi pahit dan manis selama sekian abad. Hubungan keduanya banyak diwarnai oleh proses saling belajar, saling memberi, dan saling menerima, di samping itu antara keduanya juga pernah terjadi ketidak harmonisan, konflik, dan benturan.
Dalam konteks tersebut di atas, untuk menata masa depan dunia yang damai, adil dan makmur, maka sudah seyogianya jika Barat dan Islam belajar dari sejarah masa lalu yang panjang, mengevaluasi kondisi maupun konflik masa lalu, sehingga kita bersama mampu mengambil hikmah yang positif dalam rangka membangun masa depan untuk kemanusiaan yang lebih gemilang. Untuk itu dituntut adanya sikap saling menerima dan menghargai perbedaan masing-masing.
Barat yang kini mendominasi kepemimpinan dunia, sudah selayaknya memberikan keteladanan yang tinggi bagi peradaban-peradaban lain, dalam misi bersama mewujudkan kehidupan umat manusia yang damai, adil dan makmur. Sebaliknya, dunia Islam juga harus mampu dan mau belajar dari .berbagai aspek positif peradaban Barat, tanpa meninggalkan nilai-nilai asasi dalam Islam. Malahan jika Barat secara jujur mengakui sumbangan besar dunia. Islam terhadap peradaban Barat di masa lalu, niscaya sikap saling pengertian dan saling menghargai antar-peradaban akan lebih mudah dibangun. Untuk mengatasi konflik tersebut, perlu adanya saling pengertian dan sikap toleransi yang harus diinternalisasikan pada masing-masing pihak. Dialog budaya antara Islam dan Barat menjadi peredam bagi benturan antarbudaya. Jika hal itu terabaikan, masa depan dunia bisa dipastikan akan semakin suram dan hanya akan mempercepat masa “kiamat”. Perdamaian harus menjadi harga mati yang tidak boleh ditawar lagi.
Dalam kitab suci Al Quran yang menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia, Allah SWT menegaskan, sekiranya Allah menghendaki seluruh manusia bisa dijadikan satu umat saja, tetapi Allah ingin menguji manusia dengan segala pemberianNya, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan (QS Al-Maidah: 48). Allah menjadikan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal satu sama lain (QS Al Hujurat: 12).
KESIMPULAN
Penyebaran ajaran Islam dan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia telah berhasil membawa kemajuan pada setiap masanya, baik dari segi keagamaan maupun non agama yang berupa ilmu pengetahuan. Berbagai perluasan wilayah kekuasaan peradaban Islam mengakibatkan berbagai bangsa dan kebudayaan bergesekan dengan khazan ke-2 masehi yang tercatat bahwa kekuasaan kaum muslimin telah meliputi wilayah Syam hingga sebagian daerah Afrika. Dengan bertemunya kaum muslimin dengan pemikiran dan filsafat yang dipegang oleh bangsa di luar Arab menjadikan mereka berinteraksi dengannya sekaligus mempelajari pemikiran yang baru dikenalnya.
Setelah interaksi para pemikir Islam dengan pemikiran dan kebudayaan yang baru, muncul ahli-ahli kalam dan para filosof yang mereka berasal dari anak kaum muslimin. Kita mengenal beberapa para pemikir yang populer ditengah-tengah sejarah perkembangan ilmu kalam dan filsafat. misalnya seperti Ibnu Haldun, Ibnu Sina, Al-Kindi, dan Al-Farabi
Para tokoh dan cendekiawan Islam yang telah berhasil mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan Sansekerta, telah memberikan pengembangan yang signifikan pada bidangnya masing-masing, jauh sebelum para ilmuwan Barat menemukan teori-teori tentang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian telah memberikan bukti bahwa Islam dan peradaban yang telah dibangunnya pada masa lalu, telah memberikan investasi besar pada pencapaian peradaban dan perdamaian dunia modern saat ini untuk itu dituntut adanya sikap saling menerima dan menghargai perbedaan masing-masing.
*Rujukan dan daftar pustaka ada pada penulis.