Awal tahun 2012, merupakan awal babak baru dalam
sejarah kehidupan ku, yaitu mengikuti sleksi tenaga kerja part time di
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari luar, bangunan perpustakaan
tersebut cukup bagus. Desain ruangan dan interior dirancang dengan serius,
cantik nan menawan. Setelah masuk, ternyata benar, suasana di sana cozy banget
buat proses pengembangan diri dengan bekerja. Para pegawainya pun nyantei
banget. Visi misa “Serius Tapi Santai” Nampak tertanam begitu kuat dalam sanu
bari diri mereka, bermodal dasar itulah tak ayal perpustakaan ini pun
berkembang pesat menjadi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam terbaik se
Indonesia, terbukti dari Sumber Daya Manusia (SDM) maupun dari sisi sarana dan
prasarana yang sangat menunjang.
Waktu itu aku masih berstatus mahasiswa semester
VI jurusan Kependidikan Islam di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, ceritanya ketika
aku akan keperpustakaan bertujuan akan pinjam buku, sesampai di pintu masuk
utama perpustakaan UIN tepatnya di area kaca putih besar tertera di butuhkan
Tenaga Part Time Untuk Mahasiswa UIN dengan ketentuan beberapa syarat
diataranya yaitu minimal semester IV, setelah baca informasi tersebut, saya
berniat mencoba untuk mengirimkan lamaran kerja sesuai syarat dan ketentuaan
sebagaimana yang tertera pada informasi. Sedikit cemas karena posisi yang
dilamar itu tidak sesuai dengan studi saya di jurusan Pendidikan Islam, minggu
berikutnya saya mendapat informasi dari perpustakaan bahwa saya lolos berkas
dan berhak untuk mengikuti tes tulis dan tes wawancara kerja. Okay, setelah itu
saya langsung berpikir apa yang harus saya lakukan untuk persiapan tes
tersebut. Meski sudah googling sana sini bagaimana cara menghadapi tes untuk
kerja, tetap saja saya tidak menemukan cara yang pas untuk saya sendiri. Maka
saya putuskan untuk membiarkan mengalir apa adanya dengan persiapan yang sangat
minim.
Perut terasa lapar, dikarenakan belum sarapan.
Saat itu saya pesimistis dan merasakan bagaimana sulitnya mencari uang. Ditengah
rasa lapar yang sangat, saya harus terus berjuang untuk lolos tes sleksi dan
mendapatkan uang. Selanjutnya saya melakukan test. Jujur di sini saya kaget
banget, soal testnya mirip dengan soal Ujian Akhir Semester (UAS) pas kuliah
Manajemen Perpustakaan semester IV, hehe.. Soal tesnya berkisar antara manajemen
perpustakaan, klasifikasi buku, dan psikologi pemakai. Saya lahap semua soalnya
dengan brutal, sisanya saya berdoa.
Setelah melewati beberapa tes praktek, selanjutnya
saya pun dipanggil untuk interview. Saya coba mengamati Bapak dan Ibu yang
mewawancarai saya, saya yakin dia seorang System Analyst atau setidaknya
Programmer Senior di sana. Kita mulai ngobrol.. Saya mulai 'menjual diri' saya.
Saya jelasin project-project (aktivitas) yang sudah saya kerjakan secara
meyakinkan. Saya narsis dengan skill yang saya punya. Namun, tidak cukup dengan
itu, penguji berikutnya yaitu seorang Ibu, memberikan saya soal tentang
jaringan system OPAK (Online Public Akces
Cataloge) dan situs/web
perpustakaan UIN, Soal berikutnya adalah penyusuanan buku dan menyinggung klasifikasi
buku. Setelah saya menjawab dengan benar, dia masih kurang puas. Akhirnya Ibu
pewawancara tersebut memberikan saya soal lagi, cukup dasar banget, namun itu
sangat menunjukan tingkat pemahaman terhadap tujuan saya bekerja part time Di
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Saya jawab dengan benar, langsung dia tulis di
secarik kertas dan akhirnya peperangan tersebut saya menangkan. Semua penguji
yang terdiri dari 2 orang bapak dan 2 orang Ibu pewawancara mulai yakin dengan
saya. Setelah celah tersebut terbuka, saatnya saya mulai bertanya, mulai
menunjukan antusiasme kerja saya. Akhirnya wawancara pun selesai, Bapa
pewawancara bilang nanti pengumumannya seminggu setelah wawancara ini, kalo
tidak ada konfirmasi berarti tidak masuk jadi kandidat.
Tibalah minggu berikutnya saat pengumuman lulus
seleksi sebagai Mahasiswa Part time UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak
terbayang sebelumnya bahwa aku keterima. Rasanya mustahil saja karena jumlah
pelamar yang ikut tes pada waktu itu cukup banyak, sementara formasi yang
diperebutkan tersebut hanya memerlukan 20 orang saja. Usaha saya memang sudah
membuahkan hasil, doa, usaha, semangat, support, semua berkolaborasi sempurna
pada akhirnya. Ribuan langkah yang telah saya coba tempuh kian terasa maknanya,
walaupun belum seluruhnya ‘lubang’ yang saya tambal.
Saat memasuki dunia kerja adalah saat dimana aku
akan terikat akan segala aturan yang berlaku pada perpustakaan tersebut.
Seperti pada umumnya perusahaan baik pemerintah ataupun swasta termasuk perpustakaan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terdapat jenjang-jenjang jabatan dan kewenangan
bagi masing-masing pegawai maka terjalinlah komunikasi antara satu sama lain
dalam iklim dan suasana kekeluargaan. Dimana para pegawai memiliki kepedulian
yang lebih kepada mahasiswa part time sehingga tidak menimbulkan jarak yang
terlalu jauh antara mereka. Sehingga saya dan kawan-kawan bisa merasakan indahnya
kebersamaan saat bekerja.
Terkadang, ada juga timbul perasaan jenuh dengan
profesi ini. Namun setiap kali perasaan itu muncul, aku berusaha untuk
menepisnya dan mencoba mengingat kembali bagaimana perjuanganku untuk bisa
sampai pada keadaan sekarang ini. Selalu kucamkan dalam pikiranku bahwa tidak
mudah untuk mendapatkan pekerjaan pada jaman sekarang ini. Masih banyak diluar
sana, orang-orang menganggur, termasuk mereka-mereka yang telah mengeyam
pendidikan di perguruan tinggi. Bayangkan jika itu menimpaku, pasti sulit untuk
melaluinya. Jadi, lebih baik banyak-banyak bersyukur saja dengan karunia yang
diterima selama ini.
Setelah bekerja satu tahun yaitu pada part time
tahun 2012 dilanjut kembali dengan part time tahun 2013 lalu aku memutuskan
untuk melanjutkan kuliah S2 di Universitas yang sama yaitu Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, akhirnya aku keterima menjadi mahasiswa pascasarjana
dengan tetap bekerja di perpustakaan. Akhirnya aku menghabiskan hari-hari
dengan Kuliah sambil bekerja. Ya, setiap hal pasti ada suka duka. Senengnya
adalah bahwa kita dilatih buat bisa manage waktu yang sehari cuma 24 jam
itu, bahwa aku bisa mendapat uang jajan tambahan tanpa harus merepotkan orang
tua (meski kadangkala dalam keadaaan darurat suka minta bantuan juga hehhe),
bisa pandai mengatur keuangan, ilmu yang didapat saat kuliah langsung bisa
dirasakan di tempat kerja, apa lagi ya..?.. OHHH Iya, setelah lulus kuliah dari
jurusan Kependidikan Islam pada 24 April 2012 dan diwisuda pada bulan desember
jadi gak perlu repot melamar kesana kemari, wong udah kerja.. hehhehe,.
Dukanya, atau saya lebih suka menyebutnya
tantangan, mungkin yang pertama adalah butuh energi ekstra, yup bayangin aja harus
garap skripsi, tugas makalah di Pascasarjana dsb tanpa bolos kerja. Trus,
kadang sulit untuk cari waktu belajar, kalaupun ada waktu libur di akhir pekan
paling banyak digunakan untuk istirahat, beres-beres, atau menghadiri kegiatan
lain. Juga harus bisa mengatur kondisi perekonomian saku pribadi.
Ketika aku memutuskan untuk kuliah sambil kerja,
terkadang terbesit dalam benak ini ada resiko besar yang siap-siap aku
tanggung. Tapi aku ingin belajar mandiri dan aku ingin terus belajar biar
sukses dan niat ku bekerja sekedar menghabiskan waktu luang di tengah-tengah
kuliah, motivasi terkuat yaitu ingin menambah pengalaman, ilmu dan kawan baru. Aku
selalu berpesan pada diri aku bahwa jika setiap pekerjaan yang baik dilakukan dengan
baik akan bernilai ibadah. Kalau dah namanya ibadah, dah tentunya dapat pahala.
Seorang teman yang mengajukan pertanyaan mengapa
sich kamu kuliah sambil kerja, wong kiriman ortu saja lebih dari cukup. Lalu
aku jawab, Apakah salah kuliah sambil kerja? gak salah kan, selama kita masih
bisa fokus kuliah daripada fokus mencari uang dan bisa membagi waktu. Nah, tadi
saya sempat berkata kepada kawan bahwa ada resiko besar yang siap aku ditanggung?
Resiko apa? Resiko kalau tidak bisa membagi waktu. Kalau kita terlalu tidak
fokus dan sibuk mencari uang, jadinya kebalik, kerja sambil kuliah, bukan
kuliah sambil kerja. Kita bisa kuliah sambil kerja sampai 20jam/minggu.
Kalau memang mau kuliah sambil kerja, ada
beberapa tips buat pembaca semua biar bisa fokus kuliah. Pertama, manfaatkan
akhir pekan atau waktu di luar jam kerja untuk mempelajari materi kuliah. Kedua,
Gunakan waktu luang sepulang/sebelum kerja untuk belajar. Ketiga, saat
jadwal kerja berbenturan dengan urusan kuliah yang tak bisa ditinggal, coba
negosiasi dengan kawan (ketua regu/kelompok “Bos”). Keempat, bijak
membagi waktu. Di saat ada tugas berat baik tugas kuliah maupun kerjaan, kamu
bisa cicil duluan. Kelima, Jalin hubungan yang baik dengan teman kuliah
untuk teman belajar. Keenam, ketika kuliah dan kerja sama-sama sedang
lowong, manfaatkan untuk refreshing. Ini adalah masa untuk istirahat sejenak
sambil menyegarkan tubuh. Nah itu adalah tips supaya bisa kuliah sambil
bekerja. Jadi jangan takut kuliah sambil kerja, kamu pasti bisa !
Ternyata, ada dampak positif bagi mahasiswa yang
kebetulan merangkap pula statusnya sebagai pekerja. Perkuliahan itu bukan
melulu teori bahkan apa yang ada didalamnya hampir menyentuh pada dunia kerja,
nah disitu tuh kita bisa selangkah lebih baik dari mahasiswa yang statusnya
emang ABG murni Sobb. Kita lebih tahu ketimbang mereka yang hanya
mengawang-ngawang dan menebak ini itu tentang dunia keja. sudah jelas yang
dipelajari adalah disiplin ilmu untuk dunia kerja kok, Well,.. tiap keputusan
pasti ada impact yang mesti dihadapi,. Nah,… pintar-pintarnya kita aja
sih buat ngakalin gimana caranya semua bisa berjalan lancar.. Hmm, sekalian buat
belajar problem solving and leadership (paling gak buat diri sendiri).
Selama dua periode (2012-2013) mengabdikan diri
di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Aku menemukan sebuah lingkungan
kerja yang sangat menghibur. Baru sebentar aku berbaur di lingkungan itu aku
sudah merasakan indahnya kebersamaan. Mengenal teman kerja dengan karakter
masing-masing tampaknya menjadi sebuah pengalaman yang sangat seru. Pada part
time periode tahun 2013 tersandang nama yang terbilang unik, yaitu “nasdem dan
parnas”, diluar jam kerja, hari-hari dilalui bermain lepas bersama teman
sejawat di perpustakaan, di jalan, di rumah Bu Eti (Pegawai PNS Perpustakaan,
Di Rumah kawan (Rudi Bantul, di rumah makan (Embak Sari, Tambaksari Ambarukmo),
di malih residence, di pantai, di vila kali urang, di gunung merapi bak
seorang petualang, mendapat siraman telur di campur terigu ketika ulang tahun, tak
ada beban yang ada hanyalah tawa dan yang terakhir tepat ya pada tanggal 31
Januari 2014 yang bertepatan dengan moment habis kontrak kerja kami (Part Time
Angkatan tahun 2013)berkunjung ke Rini House Klaten, Umi Home daerah Prambanan dan
Rumah Pak. Tri (Pegawai PNS Perpustakaan). Disinilah hal-hal baru mulai
kutemukan. Aku merasa teman-taman part time sudah seperti keluarga dan rasanya
baru kemarin mengenakan identitas mahasiswa part time UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Namun waktu berlalu tanpa ku sadari, mengiringi setiap fase
kehidupan dan tumpukan buku perpustakaan
UIN Sunan Kalijaga menjadi saksi atas setiap penggalan kisah dunia kerja kita.
Melewati hari-hari bersama sudah pastilah banyak
kisah yang tercipta. Berjuang bersama untuk menata buku, kadang terpuruk,
kemudian mulai bangkit, terselip tawa, walau kadang tergores luka dan akhirnya
waktu pula yang memaksa kita harus berpisah mengantarkan kita ke arah jalan
hidup masing-masing menuju masa depan yang indah tentunya. “Teman yang
terhanyut arus waktu, mekar mendewasa, masih ku simpan suara tawa kita”.
Dalam hidup ada sebuah kebanggan dalam diri sendiri ketika kita dapat berusaha
mengemban amanah dengan baik dan terkadang kita harus dengan rela untuk
melepaskan sesuatu yang pernah kita miliki, mengakui segala keterbatasan yang
kita miliki dan melepaskan semua keinginan kita untuk sesuatu yang lebih mulia,
kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih baik. Cerita
tentang hangatnya kebersamaan di dunia kerja masih akan terus berlanjut. Cerita
tentang kebersamaan dalam perjuangan bersama orang-orang yang ikhlas membawa cita-cita,
masih akan terus berlanjut sampai kapan pun. Kebersamaan dalam persaudaraan yang
pernah terjalin itu sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat,
senikmat berbagi, sekokoh janji. Sahabat dunia ini bukan tempat istirahat.
Sejatinya, tidak pernah ada kata berhenti untuk terus bertindak, karena kerja
keras adalah warisan para Rasul Allah.
Serpihan-serpihan kebenaran yang kita pungut
sepanjang perjalanan hidup ini yang kemudian akan mengajarkan kita untuk
menjadi manusia berbudi. Jarak tidak akan mengubah kenyataan bahwa kalian
adalah sahabat terbaik ku...kalian selalu mengisi kehidupanku dengan
indah,...senyuman selalu mengisi hari-hariku..hidup ini seperti roda yang
berputar..kadang kita bersedih kadang juga senang tapi kalian selalu ada disaat
ku butuhkan...tapi apa boleh buat sekarang kita terpisah oleh jarak...tapi
ingatlah masa-masa indah disaat kita bersama..disaat jalan bersama penuh canda
tawa itu semua tidak akan ku lupakan, anggap saja perpisahan hanyalah sebagai
pemisah ruang dan waktu antara kita, tapi dalam hati kita, setiap sahabat dalam
setiap fase hidup kita akan selalu terukir indah dalam hati dan akan menjadi
cerita indah suatu ketika, antara aku, kamu dan kita semua. Insya Allah.
Sahabat,,, terima kasih atas semua kisah indah yang kita jalani bersama I miss you all and we will be
together next time… That’s will become true… I believe that… To all my friends
in my life