Kamis, 17 Februari 2011

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN OLEH DEPARTEMEN AGAMA

Kelahiran pendidikan agama yang sekarang ini kita kenal menjadi mata pelajaran/mata kuliah tersindiri ataupun integralistik berakar pada persoalan pendidikan sekuler minus agama yang dikembangkan oleh penjajah. Pendidikan yang demikian ini dulu dinilai masyarakat sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tercabut dari akar budaya bangsa. Akhirnya masyarkat Indonesia menuntut pembelajran agama kembali diajarkan.
Usaha menghidupkan kembali eksistensi pembelajaran Agama ini menemukan momentum setelah terbit UU Nomer 4 Tahun 1950 dan peraturan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan menteri Agama tanggal 16 Juli 1951 yang menjamin adanya pendidikan Agama disekolah negeri. Hingga kin, model pembelajaran semacam ini terus berlangsung diseluruh jenis pendidikan. Kecuali dimadrasah yang muatannya ditambah dengan materi keagamaan khas madrasah, dan ecuali pendidikankeaamaan karena kandungan ilmu keagaan yang lebih luas telah menggantikan mata pelajaran pendidikan Agama.

A. Sejarah Berdirinya Departemen Agama
Pada waktu departemen agama didirikan pada tanggal 3 Januari 1946 dinegara yang masih muda Indonesia, ia merupakan suatu kebijaksanaan yang sudah diperkirakan sejak semula dan tidak merupakan suatu departemen yang 100 persen baru . Dengan mendirikan departemen agama, maka beberapa kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan agama yang sudah ada semenjak zaman kolonial dan penjajahan Jepang tetap dilanjutkan. Demikian juga beberapa bagian dari departemen lain dimasukkan kedalam departemen tersendiri.
Dalam bidang pendidikan agama, pada pertengahan tahun 1944, KH. Abu Dardiri, kepala kantor agama dikeresidenan Bayumas, sudah mengumpulkan supaya diberikan pengajaran agama disemua sekolah desa dikeresidenannya, agar muroid kelak akan menjadi orang yang baik budi pekertinya dan taat. Usul ini disetujui oleh kantor agama pusat di Jakarta. Gaji para guru agama dibayar kemudian oleh pemerintah setempat. Persetujuan yang sama, diberikan bagi keresidenan yang lain seperti Kediri dan Pekalongan.
Dari data yang dikemukakan, nampak bahwa garis kebijaksanaan pendidikan agama yang positif telah dimulai dengan kantor agama pada zaman Jepang. Kebijaksanaan ini, dengan sangat keras dilanjutkan oleh Departemen Agama, sesudah tahun 1946. Dalam salah satu nota Islamic Education in Indonesiayang disusun oleh bagian pendidikan Departemen Agama pada tanggal 1 September 1956 hal ini digambarkan sbb:
1.Memberi pengajaran agama disekolah negeri dan partikulir
2.memberi pengetahuan umum dimadrasah
3.Mengadakan Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN)
Jenis pertama dan kedua jelas dihubungkan dengan pendidikan dualistis yang muncul diindonesia semenjak akhir abad yang lalu, sebagai akibat pemerintah Belanda tidak memperhatikan lembaga pendidikan Islam yang ada, sehingga mereka mendirikan sistem pendidikan sendiri. Sistem pendiidkan ini kemudian disebut dengan sistem sekolah yang terpisah dengan sistem pendidikan yang khusus memperhatikan pendidikan agama. Dalam pemerintahan Indonesia, sistem sekolah ini dimasukkan dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sistem madrasah dan pengajaran agama yang diberikan dengan sistem sekolah termasuk wewenang Departemen Agama. Tujuan utama dari kebijaksanaan Departemen Agama ini adalah untuk menghapuskan perbedaan antara sistem sekolah dan madrasah.
a. Pendidikan Agama Disekolah
Kebijaksanaan Departemen Agama yang konsekuen dengan sistem sekolah yang diatur dibawah Departemen Pendidikan Agama yang sudah ada diperluas dan dikembangkan. Undang-undang pendidikan tahun 1954 no. 20 antara lain berbunyi:
1. Dalam sekolah-sekolah negeri diselenggarakan pelajaran agama; orang tua murid menetapkan apakah anaknya mengikuti pelajaran tersebut.
2. Cara menyelenggarakan pengajaran agama disekolah-sekolah negeri diatur melalui ketetapan Menteri Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan bersama-sama dengan menteri agama , penjelasan pasal ini antara lain menetapkan bahwa pengajaran agama tidak boleh mempengaruhi kenaikan kelas para murid.
Pada akhir tahun 1970 Menteri Agama berussaha mengubah kurikulum pelajaran agama yang bertujuan agar semua kelas tertinggi SD dan SMP mendapatkan 6 jam pelajaran agama perminggu, akan tetapi usaha ini tidak berhasil karena pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tidak menyetujuinya. Sementara itu beberapa peraturan yang belum memadai akan terus disempurnakan, disamping departemen agama juga melakukan penggalian dana yang cukup guna memberikan gaji yang memadai bagi guru agama.

b. Pendidikan Umum Dimadrasah
Dalam rangka konvergensi, Departemen Agama menganjurkan supaya pesantren yang tradisional dikembangkan menjadi sebuah madrasah, disusun secara klasikal, dengan memakai kurikulum yang tetap dan memasukkan mata pelajaran umum diasamping agama. Sehingga murid dimadrasah tersebut mendapatkan pendidikan umum yang sama dengan murid disekolah umum.
Menurut rencana pemerintah, kurikulum yang diselenggarakn madrasah sepertiganya akan terdiri dari pelajaran agama, sisanya pelajaran umum.
B. Sumbangan Madrasah dalam sistem Pendidikan Nasional
Pertama, Berusaha dengan sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi pendapat umum bahwa madrasah tidaklah cukup hanya memberikan pengajaran agama. Kedua, Berusaha sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi pendapat umum bahwa pelajaran umum madrasah tidak akan mendapat tingkat yang sama dibanding dengan sekolah yang dikelola Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .

C. Tugas Pokok Departemen Agama
Tugas pokok Departemen Agama sebagaiman diatur dalam keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Taa Kerja Departemen adalah membantu presiden dalam menyelenggarakansebagian tugas pemerintah dibidang keagamaan. Pelaksanaan tugas tersebut kemudioan dijabarkan dalam keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Keduudkan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Depaprteman agama provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota. Dalam pelaksannaan tugas tersebut diharapkan agar filosofi dan nilai-nilai agama menjadi parameter perilaku kehidupan, menjadi inspirator dan katalisator pembangunan, serta motivator terciptanya toleransi kehidupan beragama, serta kehidupan yang harmonis antar umat yang berbeda agama.
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan Pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
D. Visi dan Misi Departemen Agama
Berdasarkan Keputusan menteri Agama Republik Indonesia Nomor 512 Tahun 2003 tentang Visi dan Misi Departemen Agama, visi dan misi Departemen Agama adalah sbb:
Visi :
Menjadikan nilai-nilai agam sebagai landasan moril spiritual dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Misi:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan Agama
2. Miningkatkan kualitas pelayanan ibadah
3. meningkatkan pelayanan peradilan
4. Memberdayakan lembaga keagamaan
5. Memperkokoh kerukunan umat beragama
6. Miningkatkan penghayatan moral dan etika keagamaan
7. Penghormatan atas keanekaragaman keyakinan keagamaan

DAFTAR PUSTAKA

DEPAG RI, Pendidikan Islam Pendidikan Nasional (Paradigma Baru), Jakarta: DEPAG RI, 2005
Visi, Misi dan Program Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam DEPAG RI, Jakarta: DEPAG RI, 2004
Karel A. Stieenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah, LP3ES

Sabtu, 12 Februari 2011

Membumikan Pendidikan Nilai

1. Membumikan Manusia Dengan Memanusiakan Manusia
Keyword: Afeksi Pendidikan
Afeksi adalah cinta kasih; perasaan senang; Kasih Sayang.
Secara teoritis ilmu pendidikan sangat komplit, tetapi domain nilai dari pendidikan itu sendiri dilupakan. Oleh karena itu membumikan pendidikan nilai melalui pendekatan-pendekatan yang tepat perlu dirumuskan dan diaplikasikan.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Nilai
Keyword: Interaksi Sosial dan Pribadi (Model Interaksi dan Interaksi)
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dapat dikembangkan berdasarkan prinsip: Libatkan siswa secara aktif dalam belajar, dasarkan pada perbedaan individu, kaitkan teori dengan praktik, kembangkan komunikasi dan kerja sama dalam belajar, tingkatkan keberanian siswa dalam mengambil resiko belajar dari kesalahan, tingkatkan pembelajaran sambil berbuat dan bermain dan sesuaikan pelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada taraf operasi konkrit.
R.H. Hers (1980), mengemukakan enam teori yang banyak digunakan pembelajaran nilai, yaitu: pendekatan pengembangan rasional, pertimbangan klarifikasi nilai, pengembangan moral kognitif dan perilaku sosial. Klarifikasi ini menurut Rest (1973) didasarkan pada unsur moralitas, yang biasa menjadi tumpuan kajian psikologi (Perilaku, kognisi dan Afeksi)
Penyajian bahan atau pokok-pokok bahasan yang diberikan kepada anak-anak usia SD hendaknya didasarkan pada prinsip: dari mudah kesukar, dari sederhana kerumit, dari yang bersifat konkrit ke abstrak, dari yang paling dekat dengan anak sampai pada lingkungan kemasyarakatan yang lebih luas. (Aziz Wahab, 1997)
Pendekatan Dalam Pendidikan Nilai atau Budi pekerti: Evocation, Inculcation, moral Reasoning, Value Clarification, Value Analysis, Moral Awareness, Commitment Approach, Union Approach. (martorella dalam Djahiri: 1992)
3. Pendekatan Dalam Pendidikan Nilai
Keyword: Psikologi, sosiologi, filosofi dan pendidikan yang berhubungan dengan nilai
a. Pendekatan Penanaman Nilai: Pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa.
b. Pendekatan perkembangan Kognitif: mendorong siswa untuk berfikir aktif tentang maalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan.
c. Pendekatan analisi nilai (Values anlysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berfikir logis.
d. Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach): memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam megkaji perasaaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri.
e. Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi penekanan pada usaha memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.
4. Implementasi Dalam Pendidikan Nilai
Keyword: Budaya Indonesia dan Pancasila
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah pendekatan yang paling tepat digunakan dalam pelaksanaan pendidikan diindonesia, karena berdasarkan kepada nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia dan falsafah pancasila. Pengajaran pendidikan nilai implementasinya sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan dalam pendekatan perkembangan moral kognitif.
2. Metode pengajaran yamg digunakan Pendekatan Nilai
3. Memperhatikan faktor keadaan serta bahan pelajarannya yang relevan.
4. Metode pengajaran yang digunakan dalam Pendekatan Pembelajaran Berbuat.
5. Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Keterpaduan Pembelajaran
Keyword: Mata Pelajaran
a. Rencana Pembelajaran
Dampak langsung pengajaran dinamakan dampak (instrucional effects) sedangkan dampak tidak langsung dari keerlibatan para siswa dalam berbagai kegiatan belajar yang khas yang dirancang oleh guru yang disebut dampak pengiring (nurturant effets). Pendidikan nilai menghendaki keterpaduan dalam pembelajaran dengan semua mata pelajaran.
b. Bentuk-bentuk Pembelajaran Terpadu
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan progresif yaitu: Kurikulum Terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning)
6. Pendidikan Nilai Dalam Keterpaduan Pembelajaran.
Keyword: Keterpaduan dengan semua mata pelajaran.
Pendidikan Nilai Dalam Keterpaduan Pembelajaran dengan semua mata pelajaran, sasaran integrasinya adalah materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para siswa. Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa. Variasi belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, percobaan, mewawancarai nara sumber, dengan cara individual /kelompok, dsb.
Komitmen Penyelenggaraan
Perlu ada komitmen untuk disepakati dan disikapi dengan seksama sebagai konsekuensi logis. Komitmen tersebut antara lain:
1. Pendidikan nilai sebagian dari pendidikan nilai
2. Kejelian profesional para guru, Penguasaan material terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan (Joni, 1996)
3. Pembentukan watak budi pekerti anak harus ditunjang oleh pendidikan luar sekolah (Keluarga/Orang Tua, Tutor, teman sebaya, masyarakat, tokoh masyarakat, elit politik dan sejenisnya)
4. Budi pekerti berkembang melalui empat tahap yaitu tahap anatomi (struktur dan jaringan tubuh), heteronomi (Jenis ikan laut yang bersirif punggung lembut), dan sosionomi (Bull, 1969; Rachman, 2000). Pendidikan nilai hendaknya diberikan secara dini, sekarang dan selalu setiap waktu.
5. Penilaian dalam pembelajaran terpadu ini adalah penilaian terhadap sosok utuh para siswa yang akan ditangkap adalah kemampuan dan kepribadian.
6. Guru merupakan titik sentral keberhasilan pendidikan disekolah, perlu ada gerakan awal untuk mensosialisasiksan perencanaan budi pekerti disekolah kepada semua guru, orang tua siswa, dan pejabat. Disamping itu pula perlu ada perbaikan dalam Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), khususnya pemahaman pemodelan pembelajaran terpadu.

Kamis, 10 Februari 2011

BUDAYA ORGANISASI DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Pengaruh budaya organisasi terhadap prilaku organisasi amat signifikan. Karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap organisasi amatlah penting. Untuk itu perlu dipahami apa budaya organisasi itu. Budaya organisasi sebagai perangkat lunak dalam suatu lembaga mempunyai peranan penting, karena diharapkan lembaga tersebut dapat bersifat dan bersikap lentur dan fleksibel. Pendidikan adalah sebuah roses pembudayaan, yang berusaha untuk mengembagnkan serta mengintegrasikan potensi dan nilai-nilai kemanusiaan pada diri individu, agar menjadi pribadi yang mampu secara internal mempersiapkan dirinya dan secara eksternal mampu merespon dan berkomunikasi dengan dunianya.
Budaya organisasi sebagai perangkat lunak dalam suatu lembaga mempunyai peranan penting, karena diharapkan lembaga tersebut dapat bersifat dan besikap lentur dan fleksibel. Sebagaimana budaya yang tidak akan pernah mengalami kejumudan dan akan menjadi sangat sempurna jika dipadu dengan agama yang bersumber pada wahyu illahi. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa agama termasuk dalam lingkup kebudayaan, itupun jika umat beragama mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan budayanya. Jika tidak demikian, justru akan menjadi budaya umat yang termarginalkan dalam persaingan dalam dunia pendidikan.

1. Pengertian Budaya
Geert Holfstede dalam Cultura Consequences, mendefinisikan budaya seagai Collective programming of the mind, yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu :
1. Universal level of mental programming, yaitu sytem bioligikal operasional manusia termasuk perikaunya yang bersifat universal seperti, senyuman dan tangisan.
2. Collective level of mental programming, misalnya bahasa.
3. Individual of mental programming, musalnya kepentingan individu.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Dalam Hikmat, Melville J. Herkovist dan Bonislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan menurut Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu (1) Ideas, yaitu suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud ini bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau ditrawang, namun wujud ini hidup dalam pikiran suatu masyarakat tertentu. Namun sekarang, wujud ini banyak ditampilkan dalam tulisan melalui arsip-arsip, disk, kaset atau yang lainnya. (2) Activities, yaitu suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dengan kata lain wujud ini adalah sistem sosial. Sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lainnya. (3) Artifact, yaitu wujud berupa benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini juga disebut sebagai kebudayaan fisik, karena berbentuk total dari hasil fisik dari aktifitas, perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
1.1. Tingkatan Budaya
Schein membagi kedalam tiga tingkatan budaya :
1. Artifacts, yaitu struktur dan proses organisasional purba yang dap[at diamati tapi sulit ditafsirkan.
2. Espaused Values, yaitu tujuan, strategi dan filsafat.
3. Basic Underlaying assumptions, yaitu kepercayaan, persepsi, keopercayaan, perasaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan.
1.2. Fungsi Budaya
Ndhara membagi fungsi budaya sebagai :
- Identitas dan citra masyarakat, seperti sejarah, kondisi geografis.
- Pengikat dalam masyarakat, saling berbagi informasi, tolong monolong dll.
- Sumber. Budaya sebagai sumber inspirasi, kebanggaan dan suatu sumber daya.
- Kemampuan untuk membentuk nilai tambah.
- Pola prilaku, berisi norma-norma dan garis batas toleransi social
- Pengganti formalisasi
- Budaya sebagai warisan
- Mekanisme adaptasi terhadap budaya.
- Proses bangsa konkruen dengan negara sehingga terbentuk natioan state.
2. Pengertian Organisasi
Kata organisasi berasal dari bahasa Inggris Organization, yang berarti hal yang mengatur atau menyusun bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain, yang tiap-tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri sesuai kapasitasnya. Selanjutnya Sulistyorini mengutip definisi organisasi dari beberapa tokoh, seperti James D. Money, mengatakan organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai satu tujuan bersama, sedangkan menurut Roolp Currier Davis, organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. Dengan demikian, organisasi dapat dipahami sebagai struktur hubungan antar pribadi, namun dalam kenyataannya organisasi banyak didasarkan atas dasar wewenang formal dan kebiasaan dalam suatu sistem administrasi.
Gibson (200:5) Organisasi adalah unit yang dikoordinasikan dan yang berisi paling tidak dua orang atau lebih yang fungsinya dalah untuk mencapaio tujuan bersama. Moorehed dan Griffin (1989:392) Organisasi adalah sekelompok orrang yang bekerjasama unutk mencapai tujuan bersama. Organisasi pendidikan adalah lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya, organisasi sekolah dan perguruan tinggi khususnya.
Jadi, secara sederhana organisasi adalah suatu wadah atau setiap bentuk perserikatan kerjasama manusia yang didalamnya terdapat struktur organisasi, pembagian tugas, hak dan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari pengertian ini, maka dapat ditentukan beberapa unsur suatu organisasi akan terbentuk, unsur-unsur tersebut antara lain:
a. Sekelompok orang dimana dari orang-orang tersebut ada yang bertindak sebagai pemimpin dan dipimpin.
b. Kerjasama dengan orang-orang yang berserikat, dengan adanya kerjasama antara orang- orang yang berserikat tersebut, maka tentu ada pula pembagian tugas (wewenang), tanggung jawab, struktur organisasi, aturan-aturan asas atau prinsip yang mengatur kerjasama tersebut.
c. Tujuan bersama hendak dicapai, tujuan ini merupakan kesepakatan dari orang yang berserikat tersebut yang akhirnya dikenal dengan istilah tujuan organisasi.
3. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi memilki makna yang luas. Menurut Luthans (1998), budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai organisasi akan berprilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya .
Budaya organisasi dapat dipandang sebagai sebuah sistem. Ia mengutip dari bukunya Mc Namara yang mengemukakan bahwa dilihat dari sisi in-put, budaya organisasi mencakup umpan balik (feed back) dari masyarakat, profesi, hukum, kompetisi dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari proses, budaya organisasi mengacu kepada asumsi, nilai dan norma, misalnya nilai tentang : uang, waktu, manusia, fasilitas dan ruang. Sementara dilihat dari out-put, berhubungan dengan pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi, teknologi, strategi, image, produk dan sebagainya. Budaya organisasi sebagai sistem, banyak terdapat dalam organisasi pendidikan.
3.1. Karakteristik Budaya Organisasi
Dalam Sulistyorini, Fred Luthan menjelaskan enam karakteristik penting dari budaya organisasi, yaitu:
a. Observed behavioral reguralities, yaitu keberaturan cara bertindak dari para anggota yang tampak teramati.
b. Norms, yaitu berbagai standar perilaku yang ada, termasuk didalamnya tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan harus di lakukan.
c. Dominant values, yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh anggota organisasi.
d. Philosophy, yaitu adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan keyakinan organisasi dalam memperlakukan pelanggan dan karyawan.
e. Rules, yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi.
f. Organization climate, merupakan perasaan keseluruhan yang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi dan tata ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi dan cara anggota organisasi memperlakukan dirinya dan pelanggan atau orang lain.
3.2. Fungsi Budaya Organisasi
Anthony dan Govindarajan (1998), ada empat fungsi budaya organisasi:
1. Memberikan suatu identitas organisasinal kepada para angota organisasi
2. Memfasilitasi atau memudahkan komitmen kolektif
3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial dan
4. Membentuk prilaku dengan membantu anggota-anggota organisasi memilki sense terhadap sekitarnya.
Dalam hal ini, budaya memiliki sejumlah fungsi di dalam organisasi. Pertama, budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. Keempat, budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat dalam bertindak. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
4. Terbentuknya Budaya Organisasi
Budaya organisasi tidak muncul begitu saja, namun bila sudah muncul maka budaya tersebut sukar untuk dipadamkan, artinya akan melekat dalam perilaku organisasi tersebut. Kebiasaan, tradisi dan cara-cara umum yang dilakukan sebelumnya dan tingkat keberhasilan yang diperoleh dengan usaha keras tersebut, ini membimbing ke sumber paling akhir dari budaya suatu organisasi. Karena disadari bahwa budaya organisasi menyangkut nilai-nilai yang dipahami dan dianut bersama dalam suatu organisasi. Nilai tersebut dapat terbentuk melalui beberapa cara antara lain: pimpinan, pendiri/ pemilik dan interaksi antar individu dalam organisasi.
Organisasi terbentuk akibat dari peran serta subjek dan objek budaya, dalam arti perlu campur tangan dari pelaku-pelaku budaya, sehingga terbentuk dan mempunyai karakteristik budaya sendiri (BO). BO digunakan sebagai alat organisasi dalam menjalankan visi dan misinya dengan lingkungannya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya ini akn terjadi atau akan muncul Budaya Sebagai Infut (BSI), proses interaksi budaya dan Budaya Sebagai Output (BSO).
5. Budaya Organisasi Dalam Sekolah (Madrasah)
Perubahan aspek-aspek dan tingkat administrasi serta suatu peningkatan kemampuan teknik-teknik manajerial pendidikan itu membutuhlkan dukungan budaya organisasi. Dalam hubungan itu, budaya organisasi kreativogenik (Supriadi dalam Idochi, 2004)perlu dikembangkan guna mendukung desentralisasi pendidikan ditingkat satuan pendidikan.
Deskripsi pekerjaan:
1. Kepala Sekolah:
- Menjalankan supervisi umum sekolah, mengkoordiansi pekerjaan para wakil KEPSEK,
- Menilai efektivitas seluruh organisasi,
- menetapkan kebijaksanaan, prosedur dan hal-hal lain yang tidak ditugaskan secara khusus kepada suatu unit-bagian,
- Menciptaakan kelompok-kelompok kerja untuk menelaah dan menyarankan perbaikan-perbaikan dalam program dan pelayanan-pelayanan,
- Menyampaikan usul, pertanyaan tentang kebijaksanaan dan laporan tentang jalannya sekolah kepada atasan.
2. Wakil Kepala Sekolah (Kurikulum dan Guru):
- Memimpin studi tentang pengajaran secara kontinyu,
- mengatur program penataran bagi guru-guru,
- melakukan supervisi pengembangan kurikulum dengan bantuan komisi kurikulum,
- mengawasi supervisi dan evaluasi para guru oleh ketua bidang studi
- mengarahkan penyusunan lain; menyarankan buku-buku pelajaran,
- memeriksa metode-metode dan maslah-masalah belajar bersama-sama dengan guru-guru dan personel bimbingan,
- membuat saran tentang perubahan-perubahan pokok dalam program pengajaran kepada kepala sekolah,
- bekerjasama dengan pejabat yang bertanggungjawab tentang murid menyusun mata-mata pelajaran yang akan disediakan dan jadwal induk.
3. Wakil Kepala Sekolah (Murid)
- Mengurus program pelayanan murid yang lengkap yaang meliputi pelayanan pelayanan kesehatan, keamanan, bimbingan, testing dan pekerjaan sosial,
- Bekerja dngan kepala bimbingan dalam mengatur dan melaksanakn program bimbingan dan penyuluhan
- Mengatur penerimaan murid, pengembangan pelaporan dan tindak lanjut,
- mengurus pengembangan jadwal induk, prosedur penjadwalan dan penempatan murid-murid dikelas-kelas.
- Dengan bekerjasama dengan pejabat yang bertanggung jawab tentang personel mengajar, mengatur pekerjaan guru dan conselor yang bertalian denga kesejahteraan murid, mengatur program penataran personel bimbingan,
- Berkonsultasi dengan kepala bimbingan tentang segala aspek kebijaksanaan yang bertalian dengan murid.
4. Wakil Kepala Sekolah (TU)
- Memelihara dan mengawasi penggunaan bangunan, tanah dan barang-barang milik sekolah
- Memelihara catatan dan membuat laporan tentang semua hal mengenai ketata usahaan sekolah sesuai dengan kebijaksanaan kantor pusat
- Memperoleh dan mengusulkan pengangkatan personel non akademis dan mengatur pekerjaan mereka.
- Berkonsultasi denga pejabat sekolah lainnyatentang penggunaan dan pemeliharaan kantor-kantor dan ruangan-ruangan kelas.
- Mengizinkan penggunaan ruangan oleh orang luar
- Melakukan pembukuan keuangan dan menetapkan prosedur yang bertalian dengan semua dana kegiatan murid.
- Menerima, menyimpan dan membagikan buku, perbekalan dan bahan.
- Menyerahkan tenaga ahli dalam pembelian, pengawasan dan penggunaan harta benda, penyusunan anggaran belanja Dll.
Lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas Islam, yang biasa disebut dengan madrasah mempunyai peran penting dalam proses pembentukan kepribadian anak didik. Karena harapan orang tua, anaknya mempunyai 2 kemampuan dan pengetahuan sekaligus, yaitu pengetahuan IMTAQ dan pengetahuan IPTEK. Oleh karena itu, jika para pendidik benar-benar memahami harapan tersebut maka prospek lembaga pendidikan Islam sangatlah cerah.
Penampilan sekolah Islam (Madrasah) harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Karena itu kepala sekolah Islam harus dapat menciptakan suasana yang islami, aman, tentram, damai dan sejahtera agar semua program dapat berjalan lancar. Kepemimpinan pendidikan Islam, disamping menjelaskan dimana kepemimpinan dan prosesnya berada dan berperan hendaknya mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri khusus kepemimpinan islam yang bersifat mendidik, membimbing dan tidak memaksa atau menekan dalam bentuk apapun.
B.Permasalahan
Manusia yang berbudaya mensyaratkan danya tiga wujud, dimana kesatuan antara ide, aktifitas dan hasil karya merupakan hasil kebudayaan yang otentik. Selanjutnya pandangan tentang binatang berbudaya merupakan anggapan yang salah, karena binatang tidak mempunyai konsep ide dan hasil karya, namun hanya mempunyai aktifita. Meskipun sampai sekarang terdapat menyerupai manusia, maka itulah hasil dari budaya manusia itu sendiri.
Permaslahannya adalah Budaya organisasi di Lembaga Pendidikan Islam nampak atau tidak nampak dan Apakah Budaya organisasi sengaja dibentuk atau ada dengan sendirinya?
Menurut Malik Fajar dalam Marno, menyatakan bahwa problem madrasah terbagi menjadi 2 yaitu problem internal kelembagaan dan parental choice of educations. Pertama, masalah tersebut adalah sistem kependidikan, kualitas dan kuantitas guru, kurikulum serta sarana fisik serta fasilitas. Kedua, adalah pandangan umum tentang tuntutan masyarakat akan pendidikan, yaitu masyarakat akhir-akhir ini memandang bahwa pendidikan sebagai bentuk investasi, baik modal maupun manusia dalam konteks meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang mempunyai daya produktif.
C. Solusi
Budaya dalam suatu organisasi atau budaya organisasi bisa dirasakan keberadaannya dan nampak melalui prilaku anggota karyawan (Tenaga Pendidik dan tenaga kependidikan) dalam organisasi (sekolah) itu sendiri. Budaya organisasi dibentuk melalui proses pembentukan.
1. Kebudayaan mengandung suatu pola, cara-cara berfikir, berfrilaku, merasa, menanggapi dan menuntun para anggota dalam organisasi. Sehingga, budaya organisasi akan berpengaruh juga terhadap efektif atau tidaknya suatu organisasi.
2. Budaya organisasi merupakan bagain dari lingkungan belajar yang akan mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, sebab dalam melaksanakan tugas sekolah seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Sederhananya adalah budaya organisasi sebagai keadaan sosial dan budaya sekolah yang mempengaruhi tingkah laku orang di dalamnya. Iklim sekolah sebagai suasana sekolah yang baik di mana keadaan sekitar dirasakan tenteram, mesra, riang dengan pembelajaran yang lancar. Selain berdampak positif pada pencapaian hasil akademik siswa. Dari sinilah kemudian budaya organisasi mempunyai peran penting dalam pembelajaran, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Dalam Sulistyorini, Fred Luthan menjelaskan enam karakteristik penting dari budaya organisasi, yaitu:
- Observed behavioral reguralities, yaitu keberaturan cara bertindak dari para anggota yang tampak teramati.
- Norms, yaitu berbagai standar perilaku yang ada, termasuk didalamnya tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan harus di lakukan.
- Dominant values, yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh anggota organisasi.
- Philosophy, yaitu adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan keyakinan organisasi dalam memperlakukan pelanggan dan karyawan.
- Rules, yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi.
- Organization climate, merupakan perasaan keseluruhan yang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi dan tata ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi dan cara anggota organisasi memperlakukan dirinya dan pelanggan atau orang lain.
Perilaku organisasi pada hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku yang dikembangkan denganpusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini harus didukung paling sedikit dua komponen yakni individu-individu yang berprilaku dan organisasi formal sebagai wadah. Perilaku organisasi pendidikan, menurut teori sistem sosial merupakan sebuh fungsi antara tuntutan-tuntutan perangkat organisasi dengan kebutuhan-kebutuhan individu dalam organisasi . Perubahan aspek-aspek dan tingkat administrasi serta suatu peningkatan kemampuan teknik manajerial pendidikan itu membutuhkan dukungan budaya organisasi. Dalam hubungan ini, budaya organisasi kreativogenik (Supriadi dalam Idochi, 2004) perlu dikembangkan guna mendukung desentralisasi pendidikan ditingkat satuan pendidikan.

Rabu, 27 Oktober 2010

Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial

Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
Ada dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di dalam dunia anak-anak :
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia ?
2. Dengan cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak mendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah situasi itu diselesaikan ?
Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;
Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain
Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama.
Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja.
Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5 sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi makanan, misalnya ;
“Kalau kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi”
Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang berteman, biasanya percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ? dan namaku......” dan mereka bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama masing-masing.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.
Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam fase ini seorang anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut
membutuhkan pertolongan.
Percakapan yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ;
“Kenapa kamu pilih dia sebagai temanmu ?”
Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ; depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problem keuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar teman bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau
melanjutkan sekolah di kota lain.
Percakapan di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini, misalnya ;
“Kita butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera di mana orang lain tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat atau jalan keluar yang terbaik”
Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
- Populer atau Tidak Populer dan Apa Akibatnya
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya.
Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer dan tidak populer di dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka,
seperti ;
- Dengan siapa kamu mau pergi tamasya ?
- Dengan siapa kamu mau duduk ?
Ternyata anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populer jarang atau sama sekali tidak disebut.
Untuk lebih mengetahui anak populer dan tidak populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan negatif dan pertanyaan-pertanyaan positif.
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa lebih cepat mengetahui mana anak populer dan mana anak yang tidak populer dan juga kita bisa lebih cepat mengetahui serta membantu mengatasi problem si anak pada stadium yang masih belum terlalu jauh.
Dengan cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakan perkembangan anak-anak secara berurutan, seperti ;
1. Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris
Bintang sosiometris, artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi
negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2. Anak-anak yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3. Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4. Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana perkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak kita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut trauma, maka kita bisa dengan jelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulit dikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah membina hubungan sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik.
Anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yang baik.
Dengan memiliki ciri-ciri tersebut, anak-anak populer lebih mudah menempatkan dirinya atau beradaptasi dilingkungan yang asing.
4. Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh.
Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak. karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik.
Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan mana anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksi ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.
Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5 tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percaya dirinya berkurang karena terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif dari lingkungannya.
6. Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer.
Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak populer pada nantinya dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya tarik, tetapi bisa juga menjadi populer.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang kurang dihargai seperti ; Anak-anak yang terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.
Kelompok anak-anak tersebut memiliki nilai yang rendah dari anak-anak seumurnya, akan tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkan akan diakui juga.
Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah satu factor status sosial anak.
Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.
Beberapa problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ;
- secara terbuka mereka diasingkan
- sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
- mempunyai masalah perilaku
- sering memperlihatkan perilaku agresif
- mempunyai status negatif yang stabil
- sering bermasalah di sekolah
Secara umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main dengan anak-anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya seperti dengan sebutan “professor” karena anak tersebut memakai kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya, di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya ;
Pada saat anak-anak yang lain bermain bola, kemudian datang anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya, anak tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak lainnya berhenti bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah hingga akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi.
Untuk anak-anak yang terasing ini di negara-negara yang sudah maju, seperti di Belanda, para orang tua dari anak tersebut akan mendapat laporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog Anak yang ada di bawah Departemen Urusan Anak-anak Bermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam cara menyesuaikan diri atau cara beradaptasi di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Untuk orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk beradaptasi dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisa mandiri.

Senin, 06 September 2010

MANFAAT PUASA BAGI JIWA DAN RAGA

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata “Aku pernah mendengar Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” (HR.Bukhori dan Muslim)
Saat ini umat muslim khususnya di Indonesia sedang melaksanakan amal badaniyah yang bersifat ibadah wajib tahunan, yakni Ibadah Puasa Ramadhan tahun 1943 Hijriyah yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Pengertian wajib yakni dilaksanakan mendapat pahala dan mendapat siksa jika ditinggalkan tanpa ada halangan yang jelas untuk tidak melaksanakan puasa. Siksa disini bisa berupa siksa neraka diakhirat kelak maupun siksa dunia berupa terkena sangsi sosial yang berlaku pada umat muslim pada khususnya.
Pada bulan puasa inilah umat muslim di didik (Tarbiyah) atau di training selama satu bulan untuk menguji dua kekuatan yang ada pada diri setiap manusia secara alamiah yakni kekuatan lahir (fisik) dan kekuatan batin (Psikis).
1. Keterujian lahir (Fisik) dan batin (psikis/Jiwa) manusia itu sendiri yang telah diciptakan oleh Allah SWT dengan sedemikian rupa, sehingga mendapat julukan manusia adalah makhluk yang sempurna. Potensi manusia harus diperhatikan, bahwa tubuh dapat membantu seseorang dalam menjalankan tugasnya. Al-Qur’an menganjurkan dan bahkan menyuruh manusia supaya merawat tubuhnya serta memenuhi kebutuhannya. (QS. Al-Baqarah [2]: 57,60 dan 168). Keterujian lahir (Fisik) dari manfaat berpuasa ternyata mempunyai manfaat-manfaat medis dan terapeutik dari berbagai penyakit fisik. Puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kegemukan dan darah tinggi. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada kepada bermacam-macam penyakit terutamanya kegendutan yang menyebabkan timbulnya sub penyakit lain. Ditinjau Dari sudut kesuburan seorang wanita, puasa juga merupakan satu cara yang dapat mengurangkan kesan hormon broloktin yang menyebabkan kemandulan. Jelaslah kiranya bahwa kesehatan fisik manusia besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwanya. Sehingga timbul pameo yang terkenal “Akal budi yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat”.
2. Dari sisi psikis, orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan cenderung merasa tenang dan damai. Setiap orang berusaha untuk menahan amarahnya dan tingkat kejahatan pada bulan Ramadhan biasanya menurun. Umat Islam senantiasa mengingat nasehat Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Jika sesesorang menghujatmu atau menyulut emosimu, katakanlah bahwa saya sedang berpuas”. Meningkatnya kualitas psikis inilah yang berkaitan dengan stabilitas gula darah yang lebih baik selama bulan Ramadhan, yang berpengaruh pada perubahan tingkah laku. Keterujian batin dan berlangsungnya latihan mengendalikan dan mengatasi hawa nafsu sebulan penuh setiap tahunnya ini, tak syak lagi akan mengajari manusia untuk mempunyai kehendak yang kuat dan kemauan yang teguh, tidak hanya dalam mengendalikan hawa nafsu saja, tetapi dalam tingkah laku pada umumnya dalam kehidupan, dalam melaksanakan tanggungjawabnya, melakukan kewajibannya dan menjalankan segala pekerjaannya. Selain itu merupakan pendidikan bagi hati sanubari manusia, dimana dengan puasa itu manusia menjadi selalu konsisten dengan tingkah laku yang baik dan terpercaya, dengan kendali hati sanubarinya sendiri tanpa membutuhkan pengawasan dari siapapun.
Selain dari pada itu puasa juga sebagai latihan bagi manusia untuk bersabar dan menahan lapar, haus dan mencegah hawa nafsu. Selanjutnya kesabaran yang dipelajari dari puasa akan diterapkan dari seluruh aspek kehidupannya. Maka ia pun belajar bersabar dan menanggung beratnya upaya untuk memperoleh rejeki, tidak enaknya jatuh sakit, dan berbagai kelejatan dan kenikmatan kehidupan. Dan kesabaran itu merupakan tindakan terpuji yang diperintahkan Allah kepada manusia untuk menjadikannya sebagai perhiasan. Sebab ia merupakan penolong terbaik baginya dalam menaggung derita perjuangan dalam kehidupan, mendidik diri, dan melawan hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Attin [95] ayat 4:
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. Attin [95]: 04)
Surat Qur’an ini turun di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW, hijrah ke Madinah,. Tema utama surat ini adalah uraian tentang manusia dari aspek kesempurnaan penciptaan dan jati dirinya serta sebab-sebab kejatuhannya. Tujuan utamanya adalah mengingatkan bahwa kesempurnaaan penciptaan mengandung konsekwensi kewajiban menggunakan potensi semua yang dimiliki sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah sang pencipta. Kejatuhan manusia dari kesempurnaan menuju lembah kehinaan adalah akibat pengabaiannya terhadap potensi-potensi ruhaniyahnya.
Manusia yang di ciptakan Allah SWT dalam bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya akan bertahan dalam keadaan seperti itu, selama mereka mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan kepada para Nabi tersebut di tempat-tempat suci itu.
Dengan kesempurnaan penciptaan manusia dalam bentuk fisik dan psikis yang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya inilah, manusia dituntut pertanggungjawabannya untuk melaksanakan fungsi kekhalifahan di bumi, yakni beribadah kepadanya (Allah SWT) dengan membangun dunia ini sesuai kehendak Allah SWT.

Sabtu, 24 Juli 2010

FILM KEHIDUPAN

Hidup adalah selalu tentang memilih, bukan keinginan. Kita tak pernah bisa menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita, tapi kita akan hidup dengan pilihan-pilihan yang ada didepan kita. Kemarin, sekarang dan nanti.
Hidup memang film terbaik sepanjang masa. Kita adalah aktornya yang menjalani film ini dengan segala warna warninya. Meski terkadang buat saya, hidup saya selalu tentang hitam, putih dan abu. Tapi segala warna yang menemani hidup saya, itu adalah pilihan. Pilihan saya untuk menjalani peran yang telah dibagikan SANG SUTRADARA sejak masa penciptaan.
Sesekali, meski tak sering kita pasti akan tertawa. Pun, sesekali meski tak jarang, kita pasti akan menangis. Jatuh, bangkit, berlari lagi, jatuh lagi, berhenti sejenak, memutar langkah mencari jalan lain, apapun akan kita lakukan untuk melanjutkan film yang sudah dimulai ini. Meski tak jarang, beberapa dari kita akan keluar dan menyingkir dari arena, meski sebenarnya ceritanya belum usai, meski SANG SUTRADARA belum menamatkan ceritanya. Tapi itulah, hidup memang pilihan.

Film saya dan film kamu, pasti berbeda. Kadang, kita berada dalam satu frame yang sama, menjalani cerita yang sama dengan peran yang berbeda, karena begitulah skenario yang diciptakanNya untuk kita saling bertemu. Terkadang, kita berada pada belahan bumi yang berbeda, dan sampai pada satu titik yang kita sebut jodoh, kita berada dalam satu frame. Bertemu, berbagi kisah, menjalani film dan skenario yang sama, tapi dengan pilihan yang berbeda.
Kita tak pernah bisa menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita, karena Tuhan hanya akan memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Kita tak pernah bisa memaksakan diri kita untuk membuat orang lain berada dalam frame kita jika itu tak nyaman buatnya. Yang harus kita lakukan adalah berbaur, beradaptasi untuk berada dalam film orang lain, atau kita hanya akan menjalani film kita sendiri, dengan sedikit penonton. Jika begitu, menjalani peran membosankan, box office juga akan menjauh. Maka, berbaurlah.
Jika ingin memandang dunia ini berwarna hijau, jangan memaksa mencat seluruh bumi dengan warna hijau, cukuplah dengan memakai kacamata hijau, maka seluruh dunia akan menjadi hijau. Berbaurlah dalam film orang lain, beradaptasilah, belajarlah bertoleransi. Karena terkadang, ketika kita merusak jalan cerita dari film orang lain, itu pasti akan menyakitinya. Yakinlah.
Hidup saya adalah film terbaik sepanjang masa, buat saya. Karena saya memiliki banyak aktor lain yang membuat film saya lebih berwarna. Meski terkadang pilihan-pilihan yang saya buat tak terlalu baik. Tapi segala pilihan yang saya buat, akan saya tanggung konsekuensinya. Dan jika ternyata ketika film saya sedang berputar dan berjalan, saya menyakiti aktor-aktor lain yang menemani saya difilm ini, tolong sisihkan sedikit hati kalian buat saya. Karena saya cuma manusia biasa, yang selalu salah dan khilaf. Dan saya juga pasti bisa sakit hati, sama seperti kalian.
Hidup ini adalah film terbaik sepanjang masa. Ketika saya menciptakan bahagia dan moment untuk saya, itu tak akan sempurna jika tak ada pemeran lainnya. Bahkan, Charlie Chaplin dan seorang anak istimewa penyandang autis juga bisa berbaur dengan begitu baiknya, menciptakan kebahagiaan dan moment sendiri.
Hidup ini adalah film terbaik sepanjang masa. Maka, mari kita menikmati film ini dengan pilihan-pilihan yang telah kita buat.

Kamis, 17 Juni 2010

Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam arti luas adalah kehidupan dan kehidupan adalah pendidikan Islam. Karena setiap apa yang kita alami sengaja atau tidak sengaja. Islam menganjurkan untuk mengambil hikmah (pembelajaran) dari peristiwa atau pengalaman tersebut. Namun dalam arti sempit pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses pendidikan mencakup menumbuhkan, memelihara, memimpin, mengembangkan dan mempertanggung jawabkan secara sempurna semua dimensi manusia baik materi seperti fisiknya, maupun immateri seperti akal, hati, kehendak, dan kemauan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan serta fleksibel. Dalam proses pendidikan Islam, pembelajar dipandang sebagai subjek sekaligus objek dalam aktivitas tarbiyah. Demikian juga dalam proses pendidikan mencakup alih (transper) ilmu, budaya, tradisi, nilai dan pembentukan kepribadian (Transpormatif).
Muhammad Athiyah memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam (al-Tarbiyah al-Islamiyah) mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaniyahnya; sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.




2.2. Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari tentang tempat tinggal ini disebut ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani ”Oikos” yang berarti rumah atau tempat tinggal.
Setiap makhluk hidup akan sangat terpengaruh oleh lingkungan hidupnya, sebaliknya makhluk hidup itu sendiri juga dapat mempengaruhi lingkungannya. Kalau diperhatikan suatu lingkungan hidup selalu berdiri dari dua jenis, yaitu: a. Berbagai jenis makhluk hidup dan b) benda-benda yang bukan makhluk hidup. Makhluk hidup dan lingkungannya itu mempunyai hubungan sangat erat satu sama lain, saling mempengaruhi, sehingga merupakan satu kesatuan fungsional yang disebut ”Ekosistem”. Oleh sebab itu, setiap individu di tuntut untuk bertanggung jawab atas keharmonisan, kebersihan, keindahan dan keteraturan lingkungan ia tinggal, baik di rumah maupun di luar rumah.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pendidikan Islam Dan Hakikat Alam
Pendidikan merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kegiatan mempersiapkan dan mengembangkan seluruh peserta didik baik yang bersifat materi maupun immateri, serta membentuk pandangannya terhadap alam, kehidupan, dirinya, masyarakat dan hubungannya dengan kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Seorang pendidik muslim tanpa kekokohan nilai-nilai dasar (struktur ide) Islam yang dipeganginya, maka proses pendidikan bisa terputus keterhubungan antara realitas dilapangan dan idealisme, antara konsep kenyataan, dan antara keagamaan (teosentris), kemanusiaan (antroposentris) dan kealaman (kosmosentris). Pada hal hubungan itu harus selalu integral, harmonis dan terus menerus.
Hakikat Alam (kosmosentris) sebagai asas pendidikan Islam, setiap muslim diarahkan supaya punya pandangan terhadap jagat raya. Alam atau mikrokosmos adalah selain Tuhan dan manusia merupakan bagian (mikrokosmos) dari alam mikrokosmos. Islam memandang alam ini diciptakan Allah SWT, yang mempunyai keteraturan dan diciptakan dengan tujuan yang mulia (QS. Al-Sajadah [32]:4 dan al-Zumar [39]: 62). Alam ini tunduk pada sunnah yang telah diciptakan-Nya, berlangsung dengan penuh keteraturan, setiap unsur bergantung kepada unsur lain sehingga menjadi sempurna, yang menurut konsep lain disebut sunnatullah. Setiap alam di dunia ini mempunyai tujuan tertentu (QS. Al-Furqan [25]: 2). Alam diciptakan menurut ukuran dan perencanaan yang matang (QS.al-Qamar [54]: 49 dan al-Mulk [67]:2-4).
Menurut Abud, bahwa karena keteraturan alam, saling kait mengait, dan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya, mengharuskan manusia bekerjasama dalam mewujudkan kehidupan yang bersifat umum dan mewujudkan manusia yang baik dengan sikapnya yang khusus. Manusia merupakan dari alam dan tidak pernah melepaskan diri darinya serta suatu kewajiban baginya untuk mempelajari, memahami dan mengenal rahasia alam ini. Dengan adanya keteraturan alam dan saling kait mengait menurut Syaibani, menunjukan bahwa di antara undang-undang natural yang menguasai perjalan alam ini ialah undang-undang kausal (sebab akibat). Undang-undang kausal mempertalikan kejadian alam semacam urutan mata rantai yang berentetan. Semuanya kait mengait.
Telah berjuta-juta tahun yang lalu Allah SWT telah menciptakan alam semesta, termasuk bumi dan isinya, yaitu jauh sebelum manusia diciptakan. Dalam QS. Al-Baqarah: [2] 17, Allah SWT berfirman :
ßìƒÏ‰t/ ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur ( #sŒÎ)ur #Ó|Ós% #XöDr& $yJ¯RÎ*sù ãAqà)tƒ ¼ã&s! `ä. ãbqä3uŠsù ÇÊÊÐÈ
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) dia Hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia". (Al-Baqarah: [2] 17)
Baru setelah itu, Allah SWT, mengumumkan rencana penciptaan manusia. Dalam QS. Al-Baqarah: 30, Allah SWT, berfirman:
øŒÎ)ur tA$s% š•/u‘ Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû ÇÚö‘F{$# Zpxÿ‹Î=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ߉šøÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡o„ur uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ωôJpt¿2 â¨Ïd‰s)çRur y7s9 ( tA$s% þ’ÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Al-Baqarah: [2] 30)
Setelah kelahiran manusia, muncul jenis-jenis baru tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang disediakan untuk lingkungan hidup manusia agar sejahtera hidupnya. Lingkungan itu perlu diolah dan dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya, supaya sesuai dengan maksud Allah menyediakan itu semua. Kita harus mencintai lingkungan, artinya memperlakukan bermacam ragam benda, baik biotik (sumber alam yang dapat diperbaharui) maupun abiotik (sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui), agar lingkungan hidup itu dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan kodratnya masing-masing, sehingga terwujud kesejahteraan dan kebahagian hidup manusia lahir dan batin.
Demikian pula Allah SWT, menjelaskan:
öÝàR$$sù #’n<Î) ̍»rO#uä ÏMuH÷qu‘ «!$# y#ø‹Ÿ2 Ç‘øtä† uÚö‘F{$# y‰÷èt/ !$pkÌEöqtB 4 ¨bÎ) šÏ9ºsŒ Ç‘ósßJs9 4’tAöqyJø9$# ( uqèdur 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏ‰s% ÇÎÉÈ
”Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang Telah mati. dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ar-Ruum: [30] 50)
Ayat ini menerangkan bahwa hidup ini adalah rahmat Allah dan bahwa bumi yang kini menjadi tempat tinggal manusia sebelumnya adalah mati atau tandus, lalu di hidupkan Allah dengan kekuasaannya. Begitupun ia menjadikan seluruh makhluk hidup di bumi ini untuk tumbuh dan berkembang. Dan ia melengkapi segala sesuatu yang perlu bagi pertumbuhan dan perkembangan itu, terutama karena ada air dan karbon (zat arang) yang menjadi pokok pembinaan jasad-jasad mereka. Perhatikan firman Allah SWT dalam QS. Ar-Ruum [30] 24:
”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalny”. (QS. Ar-Ruum: [30] 24)
Menurut Damanhuri Jamil (1985:89) melanjutkan hal diatas setelah lebih dari seribu juta tahun, bumi kita ini (sudah membeku diterpa angin dan badai, ditimpa banjir besar, ditimpa angin yang sangat. Goncangan-goncangan hebat yang berasal dari lapisan dalam paru bumi, berupa gempa raya, dan gerakan-gerakan lain yang disebabkan oleh geothermal akhirnya menyebabkan tingkat kematangan bagi bumi untuk melahirkan makhluk hidup. Lingkungan alam sekitar punya peranan penting dalam pendidikan Islam. Karena lingkungan merupakan elemen yang signifikan dalam pembentukan personalitas serta pencapaian keinginan-keinginan individu dalam kerangka umum peradaban.
Terlepas dari semua itu, secara rasional manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan belakangan, yaitu setelah berbagai fasilitas bagi kehidupannya tersedia dimuka bumi ini. Oleh karena itu, manusia pasti di ciptakan setelah adanya binatang-binatang yang dagingnya layak dikonsumsi. Binatang-binatang itu diciptakan setelah adanya tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu diciptakan setelah adanya air dan air itu diturunkan untuk menghidupkan bumi yang mati dan tandus itu.
Dari pemahaman inilah akan terbentuk suatu gambaran menyeluruh terhadap alam, bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan maksud-maksud tertentu yang harus kita cari dan teliti. Pencarian makna alam inilah yang melandasi setiap kegiatan penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di dunia pendidikan Islam. Maka tidak ada dikotomi dan pertentangan antara ilmu dan wahyu, antara IPTEK dan Agama, karena pada hakikatnya keduanya akan mengantarkan kita kepada keyakinan akan keagungan Tuhan (Tauhid).


3.2. Manusia dan Lingkungannya
Lingkungan hidup yang Allah sediakan untuk kehidupan manusia meliputi seluruh langit raya dengan bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda mati, dan makhluk hidup yang ada, serta berbagai fenomena jagat raya lainnya yang multidimensional). Itu semua membuktikan kekuasaan Allah yang tidak terbatas, juga menunjukan ilmu dan hikmah (kemaha bijaksanaan)-Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya ini. Selain itu, Al-Quran menjelaskan bahwa Allah SWT, menjadikan gunung sebagai pasak bumi dan sebagai stabilisator lapisan kulit bumi.
Diantara fasilitas lingkungan hidup adalah air. Air merupakan kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya sejak penggunaan paling kecil, seperti minum, masak, mencuci, mandi dan sebagainya sampai pemanfaatan untuk pertanian, proyek perikanan, tempat rekreasi, pembangunan waduk untuk pembangkit tenaga listrik, dan sebagai penangkal banjir. Beberapa ayat Al-Qur’an tentang air dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah berikut ini: QS.Al-Waqiah [56]: 68-80, QS.Al-Baqarah [2]:22, QS.Az-Zumar [39]:21, QS.Yasin [36]: 33.
Air laut yang asin dimanfaatkan oleh manusia untuk jalur taransportasi antar pulau dan benua. Selain itu air laut dapat pula dibuat garam, tempat mencari ikan dan didalamnya terkandung kekayaan alam baik yang sudah ditemukan manusia maupun yang masih terpendam sebagai harta karun. Firman Allah SWT. Di dalam QS. Al Furqaan [25]: 54, QS. Al Anbiyaa [21]: 30, QS. An Nuur [24]: 45.
Hutan berperan sebagai paru-paru dunia yang senantiasa memperbaharui oksigen serta membersihkan udara, melindungi permukaan tanah sehingga mencegah terjadinya banjir dan longsor, menyimpan air sebagai persediaan dimusim kemarau, dan perlindungan bagi satwa. QS. An-Namal: 60, QS.Qaf: 7-9.
Hutan juga berperan sebagai pelindung banjir, longsor dan penyimpanan persediaan air di pegunungan, kayu-kayu besar dan daun-daunya yang rimbun serta akar-akar yang menjalar bersama semak-semak disekitarnya menampung air hujan yang selaru turun dipegunungan. Air tersebut meresap kedalam tanah dan di sela-sela rimba, kemudian muncul air yang tetap bening melalui kali dan terhimpun menjadi sungai. Sungai bermuara di laut-menguap dan menjadi hujan kembali dan begitu sterusnya terjadi sirkulasi yang tak terputus-putusnya. Akan tetapi, betapa buruknya dampak dari penebangan hutan semena-mena tanpa upaya untuk melestarikannya atau meremajakan kembali. Tanah longsor, air terus-menerus keruh dan banjir besar sering tak terkendali.
Barang-barang tambang, kekayaan alam ini berada diatas perut bumi, merupakan cadangan energi yang luar biasa, seperti: batu bara, alumunium, besi mangan, emas, perak, platina, timah, minyak bumi, gas alam dan lain sebagainya. Semakin lama tersimpan, barang-barang tambang itu semakin tinggi kualitasnya. Hal ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti difirmankan Allah SWT :
$uZø9t“Rr&ur y‰ƒÏ‰ptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ Ó‰ƒÏ‰x© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èu‹Ï9ur ª!$# `tB ¼çnçŽÝÇZtƒ ¼ã&s#ß™â‘ur Í=ø‹tóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;“Èqs% Ö“ƒÌ“tã ÇËÎÈ
”Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-Hadid [57]: 25)”
Laut dengan seluruh kekayaannya juga disediakan bagi manusia, sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tumbuhan dan ikan serta sumber kekayaan laut yang sangat tinggi nilainnya.
Dengan pengetahuan geologi dan minerologi, sebagian dari isi bumi berhasil disingkap dan dapat dinikmati oleh manusia. Beberapa sarjana muslim abad pertengahan telah menyusun karangan dalam lapangan minerelogi, seperti Jabir dan Al-Kindi. Bahkan Ibnu sina yang terkenal sebagai bapak kedokteran, sempat pula menulis tentang gunung-gunung, batu-batu dan barang tambang, buku tersebut dipandang sebagai jalan dalam sejarah geologi.
Dalam surat An-Nahal [16]: 14, Allah SWT, berfirman:
uqèdur ”Ï%©!$# t¤‚y™ tóst7ø9$# (#qè=à2ù'tGÏ9 çm÷ZÏB $VJóss9 $wƒÌsÛ (#qã_̍÷‚tGó¡n@ur çm÷YÏB ZpuŠù=Ïm $ygtRqÝ¡t6ù=s? ”ts?ur šù=àÿø9$# tÅz#uqtB ÏmŠÏù (#qäótFö7tFÏ9ur ÆÏB ¾Ï&Î#ôÒsù öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±s? ÇÊÍÈ
”Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”. (An-Nahl [16]: 14)
Dengan demikian, nyatalah bahwa seluruh kekayaan dijagat raya ini adalah milik Allah yang diperuntukan untuk manusia. Dalam menggunakan kekayaan alam itu hendaklah sehemat dan secermat mungkin jangan menyia-nyiakan serta merusaknya karena kehidupan manusia sangat terbatas, baik waktu maupun ruangnya.

3.3. Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan dimana kondisi suatu habitat (tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh habitat tersebut. Pencemaran lingkungan disebabkan berbagai hal, terutama disebabkan perbuatan dan tingkah laku manusia yang tidak memperhatikan keserasian alam dan kelestariannya.
Pencemaran-pencemaran itu dapat berupa:
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak hancur oleh proses pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.
Pemupukan yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan juga polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang sangat besar akan menyerap air tanah.
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor.
Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah pendirian pabrik-pabrik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tetapi bersamaan dengan itu muncullah suatu keadaan polusi udara yang mengganggu pernapasan dan menimbulkan penyakit pada alat-alat pernapasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Pencemaran ini ditambah dan diperburuk oleh jumlah besar asap motor yang dibuang oleh knalpot-knalpot kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan banyak gas yang membahayakan yang memenuhi udara, seperti karbon monoksida dan partikel-partikel halus dari timah hitam.
c. Pencemaran Air
Sebagaiman diketahui bahwa manusia amat membutuhkan air. Meskipun permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini lebih dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi.
Air bukan saja dibutuhkan manusia, melaikan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan.
Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebihan, seperti pengunaan DDT, endrin, yang melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran air juga dapat terjadi disebabkan ia mengandung sampah kimia dari pabrik-pabrik sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai.
d. Pencemaran Suara
Suara juga bisa tercemar, karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Pencemaran suara terutama dirasakan di kota-kota, yaitu adanya suara dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, kapal terbang dan sebagainya.
Suara yang terlalu bising mengganggu ketenangan, dapat menimbulkan gangguan jasmaniah dan rohaniah, misalnya gangguan jantung, kelenjar-kelenjar, pernapasan, gangguan saraf, perasaan gelisah dan lain sebagainya.

3.4. Upaya Pendidikan Islam Dalam Melestarikan Lingkungan
Upaya pendidikan Islam dalam melestarikan lingkungan yakni dengan menerapkan kurikulum pendidikan Islam berwawasan lingkungan kepada setiap peserta didik, dengan penanaman pengetahuan dan sikap agar bisa mencintai dan memelihara lingkungan secara baik serta mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara manusiawi.
Pendidikan Islam yang berfalsafatkan Al-Qur’an sebagai sumber utamanya, menjadikan Al-Quran sebagai sumber utama penyusunan Kurikulum. Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Manusia secara kodrati sudah mempunyai rasa cinta lingkungan sejak awal. Ada potensi yang terpendam dalam tiap-tiap diri kita untuk memelihara dan menjaga keseimbangan lingkungan secara etis.
Dengan itu, diharapkan peserta didik terlatih untuk berinteraksi dengan lingkungan secara etis. Nilai utama yang di usung dari pendidikan Islam berwawasan lingkungan ini adalah tumbuh rasa cinta, senang untuk memelihara lingkungan sekitar, sehingga menjadi karakter peserta didik yang sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan.


BAB IV
4.1. Kesimpulan
Manusia yang diberi anugrah cipta, rasa dan karsa, yang merupakan syarat syahnya sebagi khalifah diberi wewenang dan hak untuk memanfaatkan alam bagi kebutuhan hidupnya. Namun penempatan ini tidak boleh berlebih-lebihan apalagi merusak ekosistem. Hak ini dinamakan sebagai hak isti’mar, yaitu untuk mengolah sumber daya alam untuk memakmurkan makhluk hidup tetapi pengolahahan itu harus didasarkan pada rasa tanggung jawab yakni rasa tanggung jawab kepada kemanusiaan, karena rusaknya alam akan berakibat bencana dan malapetaka bagi kehidupan kita semua, begitu juga tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan hak dan tanggung jawab itu. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Hud: 61.
Selain sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup, alam atau teknologi juga merupakan ayat Tuhan yang harus dipahami sebagaimana kita memahami Al-Qur’an. Dari pemahaman itulah akan terwujud keimanan yang mantap kepada Tuhan dan kemantapan diri sebagai manusia yang harus menyebarkan kedamaian di muka bumi. Dari pemahaman inilah akan terbentuk suatu gambaran menyeluruh terhadap alam, bahwa Tuhan menciptakan alam ini dengan maksud-maksud tertentu yang harus kita cari dan teliti. Pencarian makna alam inilah yang melandasi setiap kegiatan penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan khusunya di dunia pendidikan Islam. Maka tidak ada dikotomi dan pertentangan antara ilmu dan wahyu, antara IPTEK dan Agama, karena pada hakikatnya keduanya akan mengantarkan kita kepada keyakinan akan keagungan Tuhan (Tauhid).





Daftar Pustaka

Afandi Kusuma. 2010. ”Pengertian Pelestarian Lingkungan”. http://afand.cybermq. com.
HD Khailany. 1996. Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
. 1992. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Imam Rosyanti. 2002. Esensi Al-Quran, Bandung: Penerbit Pustaka Setia
Paradigma. 2009. Pendidikan Berwawasan Lingkungan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia
Siregar Maragustam. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya