Kamis, 17 November 2011

TIPS MERAWAT PRINTER YANG ADA SCENNERNYA

Printer merupakan piranti yang sangat penting bagi seseorang yang berurusan dengan yang namanya cetak mencetak, terlebih buat mahasiswa yang sedang menyusun sekripsi.tesis dan desertasi, wah printer tersebut cukup membantu lokh... Bayangkan saja apabila printer tidak dapat digunakan pada saat yang benar benar penting dan dalam kondisi yang sangat darurat. Tugas paper mungkin yang harus dikumpulkan esok hari, akhirnya gagal dicetak gara-gara mesin printer ngadat. Terpaksa besok harus menyempatkan diri ke rental komputer hanya sekedar untuk mencetak tugas paper, itu juga kalau rentalnya sudah buka, ha ha.

Berikut ini sya akan mencoba memberikan beberapa tips bagaimana merawat dan memperlakukan printer yang ada scennernya dengan baik sehingga printer yang ada scennernya tersebut dapat panjang umur dan dapat berfungsi dengan baik pada waktu kita butuhkan.

1. Mematikan dan menghidupkan printer sesuai dengan prosedur yang benar, terutama pada saat mematikan printer, pastikan printer benar benar mati sebelum melepas colokan di stop kontak dan kabel usb printer.

2. Gunakan printer minimal 2 kali seminggu, diibaratkan seperti mesin sepeda motor yang selalu harus dipanasi secara rutin, printer juga demikian, apabila printer lama tidak digunakan maka saluran head print (tempat keluarnya tinta) akan tersumbat karena tinta akan mengering, hal ini diakukan untuk tinta hitam maupun tinta warna.

3. Memberikan waktu jeda pada saat melakukan pencetakan dalam jumlah yang banyak, misalnya akan mencetak 50 halaman, maka setiap pencetakan 10 halaman berikanlah jeda waktu sekitar 2 menit untuk memberikan waktu printer beristirahat sejenak.

4. Jangan terlalu sering mencetak secara full block, misalnya mencetak gambar besar dengan warna yang pekat, mencetak huruf dengan font yang besar. Walaupun menggunakan printer dengan instalasi tinta infus, tetap saja janganlah terlalu sering mencetak dengan full block.
5. Apabila menggunkan tinta suntik (tidak direkomendasikan) hendaknya tidak mengisi container tinta terlalu penuh, karena dapat menyebabkan kontainer tinta bocor, atau tinta meluber di head print. Gunakanlah tinta dengan merk yang sama, apabila menggunakan merk yang berbeda dikhawatirkan akan membuat tinta menggumpal dan menyumbat saluran tinta. Apabila mengeluarkan catridge dari dalam printer, jangan sampai bagian yang terdapat pin sensor pada catridge tersentuh karena bagian tersebut sangat peka dan rentan sekali rusak.

6. Menggunakan kertas yang tidak kusut dan bersih, walaupun menggunakan kertas bekas, gunakan kertas yang tidak kusut, karena kalau kertas yang digunakan kusut maka akam menyebabkan papper jam. Kertas yang kotor dan berdebu akan mengotori head print dan menyebabkan head print akan tersumbat sehingga menimbulkan tinta tidak dapat keluar.

7. Bersihkan bagian luar printer dari debu dan kotoran, apabila sedang tidak digunakan alangkah baiknya menutupnya dengan kain, agar terhindar dari debu debu dan kotoran.

Seperti halnya alat elektronik pada umumnya, scanner pun perlu perawatan untuk menjaga performa kerjanya. Permasalahan seperti hasil gambar yang tidak jernih, warna yang menyimpang dari materi yang dipindai atau fungsinya yang tidak berjalan sempurna adalah beberapa hal yang kerap kali terjadi pada perangkat scanner. Jika terjadi saat kebutuhan mendesak, hal ini tentu saja akan terasa menyebalkan.Tanpa disadari, terjadinya berbagai gangguan merupakan akibat dari cara pemakaian yang tidak benar. Itu sebabnya, mengetahui langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kinerja scanner adalah hal yang wajib bagi kita semua. Kita idealnya tidak menyentuh permukaan kaca pada scanner. Selain dapat menyebabkan terjadinya goresan, minyak dan kotoran yang menempel, juga dapat merusak permukaan kaca, pada akhirnya bisa mempengaruhi hasil cetakannya yang kurang maksimal.
Jika ingin membersihkan bagian ini, gunakanlah lap dengan bahan microfiber sehingga tidak ada serat kain yang tertinggal. Ketika memindai materi gambar dari buku atau majalah yang tebal, sebaiknya tidak menggunakan penutup scanner untuk menekannya. Jika dipaksakan hal tersebut bisa dapat menyebabkan engsel pada penutup scanner rusak atau mengendur.
Disamping itu, kebersihan scanner pun perlu dijaga. Kotoran pada perangkat ini, biasanya disebabkan oleh debu dan kotoran yang terselip dibeberapa bagian. Apabila didiamkan, bukan tidak mungkin akan bisa mengganggu karena penumpukan debu tersebut, apalagi jika terdapat goresan. Untuk itu ada baiknya ada membersihkannya dengan kapas dan sedikit cairan alcohol, menggosoknya dengan lembut. Sebelum memulainya, kita perlu memastikan aliran listriknya dimatikan terlebih dahulu. Akan lebih baik jika kita membaca petunjuk manual terlebih dahulu untuk membersihkan dan menggunakan scanner dengan benar agar kinerja scanner tetap maksimal.

Sepertinya cukup tips diatas untuk merawat printer yang berseccener supaya awet, semoga printer yang berseccener milik kita semua tidak cepat rusak dan dapat bertahan dalam tempo yang selama-lamanya.
kata pepatah agama: "tergantung amal perbuatn"broo....

Sabtu, 12 November 2011

Teknologi Pendidikan dan Reformasi Pendidikan

Teknologi Pendidikan dan Reformasi Pendidikan
Reformasi dalam segala bidang kehidupan yang sedang bergulir pada saat ini, memberikan peluang sekaligus tantangan bagi para pendidik, termasuk para teknologi pendidikan. Bila pada masa orde baru masih cukup banyak masalah pendidikan yang belum terselesaikan, maka pada saat ini masalah itu bertambah kompleks karena makin kuatnya tantangan global, sementara kondisi internal terutama yang berupa sumber pembiayaan pendidikan, makin berkurang. Oleh karena itu kita harus mengkaji ulang kebijakan dan tindakan yang selama ini telah kita lakukan, dan berusaha mencari jalan keluar serta menentukan prioritas alternative pemecahan yang sesuai dengan kondisi yang ada.
Secara umum istilah reformasi dapat diartikan sebagai usaha perubahan untuk memperbaiki keadaan. Pendidikan merupakan lini yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam pembangunan. Pendidikan yang didefinisikan sebagai proses pencerahan pe-manusia-an yang mengarah pada pen-dewasa-an secara bertanggung jawab. Ia memerlukan visi dan misi yang memiliki relevansi dengan keadaan dan tuntutan zamannya. Karena Setiap perubahan zaman akan mempengaruhi pula orientasi kebijakan (policy) pendidikan, entah itu secara teorites dan atau praktisnya.
Oleh karenanya perlu adanya revolusi pendidikan atau setidaknya reformasi bidang pendidikan. Agar setiap generasi dapat dibentuk sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zamannya. Artinya produk yang dihasilkan oleh proses pendidikan itu tidak sia-sia . Transpormasi nilai-nilai teknodik yang diarahkan untuk pembangunan harus berpijak pada budaya setempat yang pada gilirannya akan menghasilkan insan yang berbudaya. Ia bukan hanya alih teknolgi belaka, namun lebih berorientasi bagaimana mem-produk teknologi yang berwawasan universal dengan menjunjung integrated local values.
Penerapan teknologi pendidikan yang telah berlangsung ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perkembangan itu masih harus ditingkatkan lagi untukmenjangkau seluruh sector pendidikan pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan termasuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Masih banyak sector lain yang sebenarnya merupakan bidang garapan teknologi pendidikan yang belum tertangani.
Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat inimerupakan kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depannya. Tanpa melalui proses pendidikan yang baik, sulit kiranya bagi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Bahkan, pendidikan tidak saja penting bagi kehidupan individual orang per orang, tetapi juga amat penting bagi tata kehidupan kolektif dalam rangka membangun fondasi jalan yang kokoh menuju terwujudnya masyarakat yang makmur, berkembang, dan mandiri.
Reformasi di bidang pendidikan pada dasarnya merupakan upaya ke arah terbentuknya masyarakat madani, yaitu masyarakat yang ditandai dengan :
a) Pemberdayaan warga Negara dan masyarakat agar tercapai keseimbangan antara pribadi dan negara.
b) Hidup dan berkembangnya lembaga masyarakat dalam berbagai bentuk, sifat, dan besaran yang tergabung dalam suatu ikatan etika.
c) Kehidupan moral yang menjunjung tinggi martabat manusia ; manusia sebagai subjek dan bukan objek pembangunan.
d) Warga masyarakat berperan serta dalam membentuk suatu keluarga besar yang dijiwai semangat persaudaraan yang bersifat universal.
e) Tumbuh dan suburnya perkembangan kepekaan terhadap sesame dan lingkungan dengan saling menghargai, memperhatikan, kerja sama, dan peduli.


DAFTAR PUSTAKA


Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Selasa, 27 September 2011

DIMANA ADA MASALAH DISANA PASTI ADA SOLUSINYA

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri yang indah penuh dengan keceriaan dan sukacita. Banyak pengalaman baru yang dilewati berikut dengan keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalani berbagai hal dan seringkali banyak masalah yang harus dihadapi. Bila masalah-masalah tersebut terlalu berat , seringkali kamu merasa tak mampu untuk menghadapinya.
Seorang teman pernah bercerita pada saya, ada satu tempat dimana kita bisa terbebas dari berbagai masalah. Tenang, semua lancar dan oke-oke aja. Ngga ada yang namanya kepala pusing apalagi stress karena masalah. Dimana itu? KUBURAN. Ya, cuma orang mati yang ngga punya masalah. Seperti itulah gambaran masalah yang kita hadapi sehari-hari. Masalah ada bukan untuk kita hindari, melainkan kita hadapi. Karena dengan masalah lah kita bisa belajar untuk menjadi lebih kuat, lebih dewasa, lebih bijak, dan lebih-lebih lainnya. Lantas bagaimana seharusnya kita menyikapi masalah?
1. Sadari kamu mampu menghapi semua masalah yang ada!
2. Jangan menghindari masalah!
3. Selalu ada kebaikan dibalik semua masalah!
4. Fokus pada hasil akhir, bukan pada masalahnya!
Dari sini kita bisa sedikit berkaca dan merenungi. Kenapa masalah kita seakan-akan lebih berat dari orang lain? Simpel saja, karena di mata Allah kita jauh lebih baik dari orang yang masalahnya itu-itu aja (enteng). Karena kita lebih baik, tentu porsi masalahnya lebih ruwet dong. Ketika kita mau menyadari bahwa masalah itu ada untuk menguatkan dan membuat kita lebih baik. Tentu akan ada semangat dalam diri kita untuk menyelesaikan semua masalah itu. Selesaikan saja satu persatu, dan pada akhirnya kamu akan takjub betapa luar biasanya diri mu karena sudah mampu melewati itu semua.
Satu hal yang perlu kamu camkan baik-baik : kamu salah besar bila kamu tak mampu menghadapi setiap masalah yang menghadang ! Sebesar apapun masalah yang datang , kamu pasti bisa menemukan solusinya jika kamu mau berusaha. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan percaya akan pertolongan Allah ya, . . . . !
So, mulai sekarang berkomitmenlah untuk selalu siap menghadapi masalah yang datang dalam hidup. Jangan banyak mengeluh! Lakukan saja, karena Allah tahu yang terbaik untuk kita.
Masalah, jika tidak membuatmu kuat, akan membunuhmu.

Senin, 01 Agustus 2011

TIPS MERESENSI BUKU

Sesuai dengan asal katanya, recencie (bahasa Belanda) atau resencere (bahasa Latin), resensi berari menentukan tingkat, harga, atau nilai tertentu atau ada unsur menimbang. Dalam bahasa Inggris, book review berarti meninjau kembali atau melihat kembali. Oleh karenanya di media, rubrik resensi buku sering diberi nama: Tinjauan Buku, Timbangan Buku.Tentu ada tahap-tahap yang harus dilakukan.
Berikut adalah cara membuat resensi buku yang penulis ringkas dari ”How To Write A Book Report”, karya Myrna Friend, Erindale Campus Library, University of Toronto. Cara ini sudah diterima secara internasional.
1) Memberi informasi bibliografi buku, seperti : nama penulis, judul lengkap, editor (jika ada), tempat penerbit, penerbit, bulan atau tahun terbit dan jumlah halaman (ditambah romawi).
2) Bandingkan materi tulisan dengan keadaan sekarang, apakah sesuai konteks zaman sekarang?Deskripsikan latar belakangnya, pekerjaan, reputasi, dll.
3) Apakah hal-hal atau keadaan yang penting ada hubungannya dengan buku tersebut? Apa sumber materi penulis?
4) Jenis buku (sejarah, biografi, kritik tulisan orang lain/literacy critism, sastra, dll) apa yang kita resensi?
5) Jelaskan tujuan penulis dalam menulis buku yang kita resensi dan terangkan batasan tulisannya dengan tema. Apakah buku tersebut mengusung tema populer? Apa hasil survei? Untuk siapa buku tersebut ditulis, apa ditulis untuk kaum pelajar, masyarakat awam, dll?
6) Apa tema buku tersebut? Cari tema di bagian pendahuluan dan kesimpulan. Selama membaca, coba elaborasi/kaitkan dengan tema buku, apa masih berhubungan?
7) Apa asumsi penulis yang tersirat atau tersurat (jika ada) berhubungan dengan materi yang dia tulis?
8. Jelaskan struktur dari buku (daftar isi): pendahuluan, isi, kesimpulan, apakah pembagian buku tersebut valid? Apakah appendiks, bibliografi, catatan-catatan, indeks buku tersebut berhubugan dengan isi buku?
9) Cari point utama atau konsep kunci!
10) Apa jenis data yang penulis gunakan dalam mendukung argumennya? Bagaimana dia gunakan data tersebut dalam berargumen? Apakah argumennya sesuai data?
11) Beri bagian penting dari buku dengan kutipan!
12) Apakah penulis sukses dalam mengkomunikasikan wacana atau teorinya? Apakah dia sukses dengan tujuannya? Apakah malah bias?
13) Jelaskan tujuan lain tulisan dari buku yang kita resensi. Apakah tulisannya dalam bahasa yang bakudan efektif?
14) Apakah buku tersebut berkembang dari isu atau tema penelitian?
15) Baca secara mendalam dan kritis. Alasan utama kemampuan membaca buku, yaitu: agar dapat mengikuti alur pikiran penulis, melihat hubungan di antara idenya, menghubungkan idenya dengan pengalaman kita, dan meng-evaluasinya dengan cerdas dan kritis. Membaca kritis, karena dimungkinkan ada bagian dari buku tersebut yang kontorversial dan mencari kekuatan serta kelemahannya. Bandingkan dengan teori lain yang diungkapkan oleh penulis lain dari buku lain. Pembaca yang hati-hati dapat memperhatikan hal-hal yang diperbuat penulis, seperti tema yang meloncat-loncat, bias tema, dll. Perhatikan kata atau kalimat yang tidak kita mengerti. Baca buku sampai selesai dan ikuti argumennya (dengan membacanya) sampai selesai, jangan meng-justifikasi sebelum kita selesai membaca.
16) Resensi di koran dengan jurnal ilmiah tentu berbeda. Resensi di koran biasanya berupa bedah buku dengan isi ringkasan buku, tujuan tulisan, latar belakang penulis, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan tulisan serta kata/kalimat yang digunakan sering tidak baku atau populer dan diperuntukkan untuk masyarakat umum (contoh bisa dilihat di bagian utama website ini, resensi buku: ”Hidup sehat dengan tahajud” yang penulis kirim dan dimuat di KR). Resensi di jurnal ilmiah ditambah teori lain yang diungkapkan penulis lain dan bahasa yang digunakan bahasa baku serta untuk kalangan terbatas (biasanya terpelajar).
Yang tidak kalah penting, peresensi bisa menuliskannya dengan baik sesuai dengan karakter dan pribadi masing-masing medianya. Setiap media pasti mempunyai karakter dan pribadi masing-masing.
Beruntung orang yang suka membaca buku. Mereka yang gemar membaca buku akan terbuka wawasannya, tidak kuper dan cupet pandangan. Mereka juga akan mengerti informasi selain yang dipikirkannya selama ini, referensi dan pengetahuannya akan bertambah luas. Dan inilah sebenarnya investasi berharga sebagai modal untuk mengarungi kehidupannya. Orang yang menyukai aktivitas membaca, hasilnya, mereka tidak akan berpikir sempit ketika menghadapi problem-problem penting yang terjadi di alam dunia. Serta punya potensi dan kecenderungan yang peka dan bijak dalam mensikapi kejadian-kejadian keseharian di sekitarnya.
dan...kebahagiaan akan berlipat ganda,jika dibagi dengan orang lain
(Paulo Coelho dalam novel “Di Tepi Sungai Piedra”)

Selasa, 12 Juli 2011

Devinisi Manajemen Menurut Para Pemikir

Devinisi Manajemen Menurut Para Pemikir
1. Hersey dan Blanchard (1988) : Manajemen adalah proses bekerjasama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2. Reeser (1973) : manajemen adalah pemenfatan sumber daya fisik dan manusia melalui usaha pemanfaatan sumber daya fisik dan manusia melalui usaha yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyususnan staf, pengarahan dan pengawasan.
3. Mondy dan Premeux (1995) : Manajemen dilakukan para manajer didalam suatu organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentu, mereka mempengaruhi para personil atau anggota organisasi sesuai prosedur, pembagian kerja dan tanggung jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan bersama.
4. Leonard D White: Manajemen adalah segenap proses, biasanya pada semua kelompok baik usaha Negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
5. Sondang Palan Siagian : Manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yabng didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
6. The Liang Gie : Manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
7. Pariata Westra : Manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaran dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
8. Nurhadi : Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasiuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
9. Koontz : Manajemen terdiri dari planning, organizing, staffing, leading dan kontroling
10. Gr. Terry (1973) : Manajemen terdiri dari planning, organizing, aktualing dan Kontroling
11. Schermerhorn : Manajemen terdiri dari planning, organizing, leading dan kontroling
12. Henry Fayol : Manajemen terdiri dari planning, organizing, directing, koordinasi dan kontroling
13. Nasri Kurnialloh (2011) : Manajemen adalah menangani, mengatur, mengelola diri atau orang lain untuk mencapai tujuan.

Kamis, 16 Juni 2011

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

BAB II
PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. Arti Filsafat
Pengertian Filsafat : (1) berpikir bebas, (2) radikal, (3) sistimatis dan (4) menyeluruh tentang sesuatu termasuk pendidikan Islam.
B. Pengertian Pendidikan Islam
Kata tarbiyah berasal dari tiga kata yaitu: (1) raba; (2) rabiya; dan (3) rabba. Kata raba - yarbu, dengan arti nama- yanmu, yang berarti bertambah; tumbuh menjadi besar. Kata rabiya – yarba, dengan wazan khafia-yakhfa, artinya naik, menjadi besar/dewasa, tumbuh, berkembang. Kata rabba- yarubbu, dengan arti: aslahahu (memperbaikinya), tawalla amrahu (mengurusi perkaranya, bertanggung jawab atasnya), sasahu (melatih; mengatur; memerintah), qama ’alaihi (menjaga, mengamati, membantu), ra’ahu (memelihara, memimpin).
Tarbiyah secara etimologis tiga asal kata tarbiyah yakni raba; rabiya; dan rabba. Kata tarbiyah mencakup makna yang sangat luas yakni: al-nama: bertambah, berkembang dan tumbuh menjadi besar sedikit demi sedikit, Aslahahu: memperbaiki pembelajar jika proses perkembangan menyimpang dari nilai-nilai Islam, tawalla amrahu yang berarti mengurusi perkara pembelajar, bertanggung jawab atasnya dan melatihnya, ra’ahu : memelihara dan memimpin sesuai dengan potensi yang dimiliki dan tabiatnya, al-tansyi’ah :mendidik, mengasuh, dalam arti materi (fisiknya) dan immateri (kalbu, akal, jiwa, dan perasaannya).
Tarbiyah secara istilah murabbi (pendidik) yang sebenarnya hanyalah Allah, karena Dialah Pencipta fitrah, potensi kekuatan dan kelemahan, dan Paling Tahu tentang hakikat manusia itu sendiri, karenanya perlu dipelajari terus menerus siapa sebenarnya manusia itu sesuai dengan cetakan Tuhan. Penumbuhan dan pengembangan secara sempurna semua dimensi manusia baik materi, seperti fisiknya, maupun immateri seperti akal, hati, kehendak, kemauan adalah tanggung jawab manusia sebagai fungsi hamba Tuhan (QS. al-Dzariyat [51]:56) dan fungsi khalifah (QS. al-Baqarah, [2]:30). Proses tarbiyah seharusnya mengambil nilai dan dasarnya dari Alquran-Sunnah dan berjalan sesuai dengan sunnatullah yang digariskan-Nya. Setiap aktivitas tarbiyah mengarah kepada penumbuhan, pengembangan, perbaikan, kepemimpinan, atau penjagaan setiap dimensi dalam diri manusia, baik aktivitas itu direkayasa atau secara natural. Tarbiyah yang disengaja mengharuskan adanya rencana yang teratur, sistimatis, bertahap, berkelanjutan dan fleksibel. Yang menjadi subjek sekaligus objek dalam aktivitas tarbiyah adalah manusia. Untuk itu semua aktivitas tarbiyah harus mengikuti fitrahnya tanpa merampas hak-haknya sebagai manusia dan hamba. Kata tarbiyah tidak terbatas pengertiannya sebagai sekedar transfer ilmu, budaya, tradisi, dan nilai tetapi juga pembentukan kepribadian (transformatif) yang dilakukan secara bertahap.
Kata taklim lebih luas pengertiannya dari pada tarbiyah. Pertama, membaca dengan perenungan yang berisikan pemahaman, pengertian, tanggung jawab, penanaman amanah sehingga terjadi pembersihan diri (tazkiyah) dari segala kotoran, menjadikan berguna bagi dirinya. Kedua, kata taklim tidak berhenti hanya kepada pencapaian pengetahuan berdasarkan prasangka atau yang lahir dari taklid semata-mata, ataupun pengetahuan yang lahir dari dongengan khayali dan syahwat atau cerita-cerita dusta (QS. Al-Baqarah, [2]:78):
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّون
(Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga).
Ketiga, kata taklim mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya serta pedoman perilaku yang baik. Hal tersebut pada QS. Yunus, [10]:5):
…مَاخَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
(Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui).
Istilah Takdib Istilah ini mencakup unsur-unsur pengetahuan (‘ilm), pengajaran (taklim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Istilah takdib dapat mencakup beberapa aspek yang menjadi hakikat pendidikan yang saling berkait, seperti ‘ilm (ilmu), ‘adl (keadilan), hikmah (kebajikan), ‘aml (tindakan), haqq (kebenaran), natq (nalar) nafs (jiwa), qalb (hati), ‘aql (akal), maratib dan derajat (tatanan hirarkis), ayah (simbol), dan adb (adab).
Sebab pemilihan kata tarbiyah untuk pendidikan islam: tarbiyah ternyata dapat diperluas dari makna semantiknya, tarbiyah lebih umum dapat di terima oleh masyarakat terutama masyarakat muslim di Indonesia, nilai sosial atau istilah tarbiyah lebih umum diterima dalam situasi lokal tertentu daripada terma taklim dan takdib.
Hakikat pengertian islam, Islam: penyerahan diri kepada Allah, dan dengan (1) menyerahkan diri kepadaNya maka ia memperoleh (2) keselamatan dan (3) kedamaian
C. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Pemikiran filosufis yang diambil dari (1) sistem filsafat/aliran-aliran filsafat atau (2) jawaban filosufis terhadap masalah pendidikan yg tidak bertentangan dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam lapangan pendidikan.
D. Pengolahan Sumber-Sumber FPI
Alquran, Sunnah dan Hasil Ijtihad
E. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam
1. Sebagai kritik terhadap asumsi-asumsi yang dipegangi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, jika pegangan filsafat pendidikannya tidak menjiwai nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori, konsep maupun dalam proses praktiknya.
2. Sebagai evaluasi terhadap kesenjangan-kesenjangan, pertentangan-pertentangan, antara teori dan praktiknya.
3. Sebagai Analisis terhadap konsep-konsep dan istilah-istilah pendidikan. Agar istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide yang berkembang itu sinkrun, dan menjadi kesamaan persepsi di kalangan pendidikan dan tenaga kependidikan.
4. Secara normatif. Filsafat pendidi¬kan dijadikan sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk, pembimbing asas-asas, prinsip-prinsip, teori dan praktik pendidikan.
BAB III
NILAI-NILAI DASAR PENDIDIKAN ISLAM
A. Hakikat Alam
Alam ini diciptakan Allah sebagai satu-satunya penciptaan, pencipta seluruh isi kandungannya dan pencipta sistemnya. Alam ini diciptakan dengan penuh keteraturan dan sifatnya pasti (exact). Sifat ala mini adalah tetap, tidak pernah berubah. Bahwa ala mini dengan segala sunnatullah dan sistemnya diciptkan Allah untuk dipelajari dan diteliti baik secara individu maupun kerjasama kolektif melalui berbagai kemampuan yang dimilki manusia dan rekayasanya yang kemudian digunakan sesuai dengan aturan dari yang maha mengatur. Perjalanan ala mini berdasar pada undang-undang kausal (sebab-akibat. Sunnatullah berlaku sama bagi semua individu dan kelompok (muslim/non muslim) asalkan menjalankan sesuai dengan sunnatullah, makja pasti akan terjadi atau tidak terjadi.
B. Hakikat Kehidupan
Hakikat kehidupan didunia ini adalah sarana mencari bekal menuju akhirat dan tempat tinggal sementara. Kehidupan ini sebagai ujian dan laboratorium serta pendidikan bagi manusia. Tujuan ujian adalah untuk mengetahui tingkat kualitas manusia sebagai hamba dan sekaligus sebagai khalifah. Setiap perilaku manusia menghadapi gelombang ujian ini akan dipertanggungjawabkannya. Hasil akhir dari perjalananhidup mansia menghadap ujian sangat bervariasi dan hasil konkritnya ada dihari pembalasan segala amal. Jika mal seseorang baik, maka pasti balasannyapun baik pula dan begitu pula sebaliknya.
C. Hakikat Manusia
Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam(Al-Jum’at:10; Al-Baqarah: 60), sebagai Peneliti alam (Al-Baqarah: 163, Al-An’am:168), sebagai makhluk yg paling tinggi dan paling mulia (At-Tin:4, Al-Isra:70), sebagai hamba Allah (Adz-Dzariyat: 56, Ali Imran:83), sebagai Khalifah di bumi (Al-Baqarah: 30, Al-An’am: 165), sebagai Makhluk educandum dan educandus (Al-Baqarah:31, Al-Alaq:1-5 dan Luqman: 13).

D. Hakikat Hereditas dan Lingkungan
Hereditas merupakan kecenderungan alami cabang-cabang untuk meniru sumber mulanya dalam komposisi fisik dan psikologi. Ahli hereditas lainnya menggambarkan sebagai penyalinan cabang-cabang dari sumbernya. Lingkungan ialah lingkungan alam dan lingkungan sosial. pengembangan SDM dl pendidikan ialah usaha sadar agar SDM atau potensi-potensi manusia tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kapasitasnya tujuan pendidikan Islam.

BAB IV
PENDIDIKAN SPIRITUALITAS KALBU DAN IMPLIKASINYA DALAM TANGGUNG JAWAB
A. Pengantar
Menurut bahasa: Kalbu berasal dari bahasa Arab yakni qalaba (membalik). Membalikkan yang atas di bawah, atau menjadikan yang dalam di luar atau membalikkan senang menjadi susah, cinta menjadi benci, yang semuanya itu merupakan pengertian kalbu.
B. Pengertian Kalbu
Imam al-Ghazali: Spiritualitas kalbu ia berupa sesuatu yang lathifah (halus), bersifat Robbaniyah (Ketuhanan) dan kerohanian yang ada hubungannya dengan jasmani. Kalbu yang halus itulah hakikat manusia yang dapat menangkap segala rasa, mengetahui dan mengenal segala sesuatu.Kalbu adalah salah satu gejala dari perangkat hakikat manusia yang asasi, karena iman bersemayam di dalam kalbu (QS. Al-Hajj [22]:32) dan sebagai alat untuk memperoleh ilmu (QS. Al-Hajj [22]:46 dan al-An’am [6]:25).
C. Karakteristik Kalbu
Pertama: Kalbu berfungsi sebagai alat ma’rifah, memiliki pemahaman dalam diri manusia dan akal. Pengertian ini ditunjukkan oleh firman Allah QS. Qaf (50):37. Kedua: Penyebab kalbu seseorang tenteram ialah dengan berdzikir. Dalam QS. ar Ra’ad (13):28. Ketiga: Penyebab kalbu seseorang tertutup/dikunci mati atau berpenyakit atau keras adalah karena kedengkian, kesombongan dan menentang kebenaran. Hal tersebut tersirat dalam Alquran. Keempat: Dalam kalbu ada macam-macam lammah (lintasan/bisikan); yang menyuruh kepada yang baik (lammah malakiyyah)/lammah muthmainnah; bisikan maksiat (lammah syaithaniyyah atau lammah ammarah bissu’); dan bisikan yang labil (lammah lawwamah); yang terkadang ingin berbuat baik dan disaat lain senang berbuat mungkar. Ini sesuai dengan isyarat QS. Al-Hajj (22): 53-54. Kelima: Kalbu merupakan salah satu gejala dari perangkat hakikat manusia yang asasi, karena iman (QS.al-Maidah [5]:41), ra’fah wa rahmah (rasa santun dan kasih sayang) (QS. [al-Hadid [57]:27), hidayah (QS. al-Tagabun [64]:11) dan takwa (QS. Al-Hajj [22]: 32) bersemayam dalam kalbu. Keenam; Kalbu secara etimologi pada dasarnya bersifat labil dan suka bolak balik kecuali yang dapat bimbingan Ilahi. Seperti keterusikan kalbu Nabi Ibrahim, tentang bagaimana cara Tuhan menghidupkan yang telah mati.
D. Metode Pendidikan Kalbu
Metode dzikrullah, Istighfar dan bertobat, Berdoa (memohon sesuatu kepada Tuhan), Melatih diri selalu husnudzdzan (berpikir positif), dan menghindari suu’dzdzan (prasangka buruk atau berpikir negatif).
E. Kalbu dan Pertanggungjawaban
Bertanggung jawab adalah beban (taklif) yang dipikul oleh seseorang, atau kelompok mengenai akibat sesuatu yang dilakukannya, baik karena konsep atau gagasan, perkataaan dan perbuatannya ataupun karena tidak berbuat apa-apa yang dibebankan kepadanya.

Kamis, 12 Mei 2011

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

PENDAHULUAN
Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah. Minat baca masyarakat Indonesia masih terbilang sangat rendah. (1:45). Apalagi di Jawa Barat, jumlah masyarakat buta huruf mencapai 1,8 juta orang Provinsi Banten 1,4 juta dari 8 juta (Bandung, PR). Pengunjung Perpustakaan Daerah Jakarta hanya 200 org/hari dari 10 juta penduduk Dari jumlah tersebut hanya 20% yang pinjam buku. Di Indonesia, 1 surat kabar dibaca 45 org (1 : 45), Filipina 1 : 30, Sri Langka 1 : 38. Jumlah buku yang diterbitkan per tahun; Inggris; 100 ribuan judul buku, Jerman; 80 ribuan judul buku, Jepang; 65 ribuan judul buku, Indonesia ; 5 ribuan judul buku. Perilaku Membaca Koran Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain: Srilangka 1:38 Filipina 1:30. I. Idealnya satu surat kabar dibaca oleh 10 orang atau 1:10. Perilaku Anak SD Membaca hasil studi dari Vincent Greanary, dilukiskan siswa-siswa kelas enam SD Indonesia dengan nilai 51,7 berada di urutan paling akhir setelah Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74,0) dan Hongkong (75,5).
Rumusan Masalah
Mengapa Terjadi Penurunan Minat Baca?
1. Lemahnya dorongan/perhatian orangtua kepada anak untuk membaca buku (pada usia dini)
2. Rendahnya daya beli buku karena ekonomi lemah
3. Dampak negatip teknologi, melompat dari tradisi dongeng ke tradisi menonton
4. Sistem pengajaran yang menggunakan materi baku kurikulum (terpaku pada satu buku wajib)
5. Minimnya penciptaan budaya membaca (dari 300 ribu SD hanya 5% yang punya perpustakaan)
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Pengertian Perpustakaan
1. Sejarah Perpustakaan Di Indonesia
Perpustakaan pertama di Indonesia yang tercatat adalah sebuah perpustakaan gereja di Batavia yang sesungguhnya telah dirintis sejak tahun 1624 namun akibat berbagai kendala baru diresmikan pada 27 April 1643, bersamaan dengan pengangkatan pendeta Ds (Dominus) Abraham Fierenius sebagai kepalanya. Perpustakaan di Indonesia yang tercatat keberadaannya adalah perpustakaan milik Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Perpustakaan ini didirikan pada 24 April 1778, semasa Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen berdiri atas prakarsa Mr J.C.M. Rademaker, ketua Raad van Indie. Organisasi tersebut mengandalkan sumbangan dermawan serta bantuan keuangan dari Raad van Indie.
Akhirnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia didirikan di Jakarta dan Rijksmuseum di Amsterdam sejak tahun 1995 telah memulai adanya kerjasama dalam pelestarian warisan budaya bangsa. Pada tahap pertama dikhususkan pada gambar-gambar yang dibuat oleh Johannes Rach (1720-1783). Koleksi yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI sebanyak 202 buah gambar merupakan jumlah terbesar dari seluruh gambar Rach yang merekam peristiwa penting di Indonesia dan beberapa negara di Asia..

2. Pengertian Perpustakaan
Istilah perpustakaan berasal dari kata latin liber atau libri artinya buku. Dari kata latin tersebut terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Inggris terkenal dengan istilah Library, ( Jerman ) bibliothek, ( Perancis ) bibliotheque, ( Belanda ) bibliotheek. Semua istilah ini berasal dari bahasa Yunani biblia artinya tentang buku. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia: pustaka artinya kitab. Kata dasar dari perpustakaan adalah pustaka. Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”Pengertian : (kuno) Sebuah ruangan/bagian dr sebuah gedung/gedung itu sendiri yang menyimpan buku/terbitan lain menurut tata aturan [sistem] tertentu digunakan pembaca/user tdk utk dijual. Pengertian Modern : juga mengelola sumber-sumber lain dengan memanfaatkan teknologi informasi, shg perlu tenaga yg menguasai di bidangnya.
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ). Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )
B. Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan
Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan adalah : Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses. Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia ( ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya ) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi. Sebagai agen perubahan ( Agent of changes ) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya.
Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat ( Long life education ).

C. Jenis-Jenis Perpustakaan Dan Perkembangannya
1. Jenis-Jenis Perpustakaan
Jenis – jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi : Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi dalam format electiric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Provinsi, Perpustakaan Kabupaten/Kota, Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan lembaga Pendidikan, Perpustakaan Lembaga Keagamaan, Perpustakaan Pribadi.
D. Fungsi Perpustakaan
1. Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.
2. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.
3. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.
4. Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.
E. Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dibidang pendidikan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku ( non book material ) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Jadi, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga yang berisi koleksi buku sebagai penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang diatur untuk dibaca, dipelajari, dan dijadikan bahan rujukan.
Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan amat penting dalam pendidikan (UU No. 2/1989, pasal 35). Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik jika para guru dan para siswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Smith dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul “EDUCATOR’S ENCYCLOPEDIA” menyatakan “School Library is a Center for Learning”, yang artinya perpustakaan itu merupakan sumber belajar. Memang ditinjau secara umum, perpustakaan itu sebagai pusat belajar sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran.
Peranan perpustakaan antara lain :
1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.
2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para pelajar untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.
3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para pelajar, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.
4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberikan kesempatan membaca bagi para pelajar yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.
5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.
6. Perpustakaan akan membantu para pelajar dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.
7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi pelajar dalam pemilihan bacaan.
8. Perpustakaan memberikan kepuasan akan pengetahuan.
9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.
10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk mengadakan penelitian.
11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para pelajar untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca yang lebih tinggi.
12. Kegairahan / minat baca pelajar yang telah dikembang
13. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.
Hubungan perpustakaan dan prestasi belajar siswa adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional, siswa dapat mencari informasi-informasi yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara pustakawan dan siswa yang akan berbuah prestasi bagi siswa juga kinerja yang baik bagi pustakawan sehingga perpustakaan sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajar siswa sebab dapat mencerdaskan penggunanya yang berprestasi.
F. Sosialisasi Minat Baca
Dalam Minat baca terdapat proses yakni Proses alamiah, Proses social, Proses aktif dan bukan pasif dapat bersifat linear atau non-linear, Bersifat integratif , Didasarkan pada model yang mengandalkan kemampuan, minat dan budaya masyarakat

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga yang berisi koleksi buku sebagai penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang diatur untuk dibaca, dipelajari, dan dijadikan bahan rujukan.
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki setiap orang dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Hubungan perpustakaan dan prestasi belajar adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para pembelajar untuk dapat berpikir secara rasional, dapat mencari informasi-informasi yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara pengguna dan pustakawan yang akan berbuah prestasi bagi siswa juga kinerja yang baik bagi pustakawan sehingga perpustakaan sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajar sebab dapat mencerdaskan penggunanya yang berprestasi.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi A Nurhadi (1983) Sejarah Perpustakaan dan Perkembangan Di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offiset
Mujahidah.blogspot.com diakses tanggal 11/5/2011
Wahyu Supriyanto dan Ahmad (2010) Muhsin Teknologi Informasi Perpustakaan Strategi Perencanaan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius
Sagung Seto (2001) Setrategi dan Pemikiran Perpustakaan. Bandung: Pustaka Pelajar
Sinaga, Dian (2007) Mengelola Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kreasi Media Utama
Sulistyo Basuki (1994) Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumardi (2010) Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius
Sulistiyo Basuki (1991) Pengantar Ilmu Perpustakaa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama